Camus

592 42 0
                                    

"Uwah... di sini sangat mewah," ucap (Name) saat melihat aula yang ia masuki. Tangannya melingkar di sekitar lengan Camus. Gaun yang ia kenakan agak menghambat gerakannya.

Camus mengajaknya untuk menghadiri sebuah pesta dansa. Pesta dansa khas para aristokrat tentunya. Gaun-gaun mewah ala era Victoria, pria dengan suit ataupun tuxedo. Musik elegan khas orkestra, serta hiasan yang tak kalah mewahnya.

Langkah-langkah pelan (Name) membawanya masuk lebih dalam  ke aula mewah tersebut. Semakin ia melihat-lihat, semakin takjub ekspresi sang wanita. Camus hanya terkekeh pelan saat menatap sang istri.

'Sepertinya dia menikmati acara ini.'

What if Your Husband is :
Camus
(c) Broccoli
Warn : OOC and Typo 

"Ah! Camus-kun, senang melihatmu datang." Seorang pria berumur dengan topi tinggi menghampiri pasangan tersebut.

"Tuan Saguchi, senang bisa bertemu kembali dengan anda," ujar pria disamping (Name), membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat. Wanita bermanik (e/c) langsung mengikuti gestur tubuh sang suami dengan kikuk.

Tawa meluncur dari pria di depan mereka. Topi panjang di kepalanya ia lepas, menampilkan rambutnya yang mulai memutih. "Sudah kukatakan Camus-kun, jangan terlalu formal. Apakah ada kemungkinan bahwa anda, nona, adalah lady (Name)?"

(Name) mengganguk canggung. Pria yang dipanggil 'Tuan Saguchi' tersebut kembali tertawa. "Anda bahkan terlihat lebih cantik daripada yang Camus-kun katakan. Namaku Saguchi Hideri, senang bisa mengenal anda, lady (Name)."

(Name) kembali mengganguk, ia menarik sedikit lengan baju milik Camus. Tuan Saguchi berjalan meninggalkan mereka, ekspresi gentle Camus berubah saat ia menatap kembali (Name). "Ingat (Name), jangan lakukan hal yang aneh disini."

Cengiran kecil mengembang, menampilkan deretan gigi putih (Name). "Aye, captain!" Tangan sang wanita memberikan hormat seakan Camus adalah seorang jenderal. Dengusan sebal keluar dari sang pria.

(Name) melihat suaminya menghampiri bangsawan lain yang memanggilnya, dengan senyum Camus menyapanya. 'Dasar muka dua,' batin (Name), ia terkikik sendiri dengan pemikirannya barusan.

Wanita tersebut kembali mengelilingi aula mewah. Banyak pasangan yang berdansa sambil mengikuti irama dari orkestra yang bermain. Ada pula yang sekedar berbasa-basi sejenak, dan ada juga wanita-wanita yang bergosip ria.

(Name) lebih memilih untuk menjauhkan diri dari keramaian dengan menuju ke arah meja yang dipenuhi berbagai macam kue dan minuman.

"Wah... wah lihat siapa yang disini, lady (Name). Apa kau mempermalukan suamimu hingga ia menyuruhmu menjauhinya?" Seorang wanita berambut hitam dan putih mendatangi (Name) yang sibuk melihat-lihat.

"Yasako-san?" Beo (Name) saat melihat wanita dihadapannya. "Hmph... tentu saja aku, satu-satunya Isanaba Yasako," balas sang wanita, membusungkan dadanya dengan bangga.

"Tapi... aku tidak tanya ada berapa Yasako-san di dunia."

Jelb!

"Cih, aku heran kenapa Camus-sama mau menikah dengan orang sepertimu. Sudah jelas ada aku yang lebih baik darimu," ungkap Yasako. (Name) memberikannya sebuah tatapan datar, tangannya menyuap sepotong kue yang ia pegang.

"Bilang saja kalau Yasako-san iri karena belum menikah, apalagi rambutmu sudah mulai memutih."

Jleb!

Aura buruk menyebar di sekitar Yasako, panas akibat perkataan (Name)- yang sebenarnya ada benarnya. Wanita berkacamata tersebut melipat kedua tangannya dengan bangga.

"Kau yakin Camus-sama menikahimu karena ia benar-benar mencintaimu?" Pertanyaan tersebut terlontar begitu saja dari bibir Yasako.

Manik (e/c) membulat sempurna. Pikiran buruk berlarian di kepalanya. Melihat ini seringai licik mengembang pada wajah Yasako.

"Bagaimana jika ia hanya merasa bersalah padamu? Bagaimana jika Camus-sama hanya terpaksa menikah denganmu? Oh! Bagaimana jika dia diam-diam memiliki orang lain dibelakangmu, si Komposer muda itu tidak buruk kau tahu."

Yasako berputar disekitar, (Name) menunggu respon yang akan ia dapatkan. Senyum puas mulai menampakkan dirinya. Sang wanita berambut (h/c) menundukkan kepalanya dalam-dalam.

(Name) mengangkat kepalanya, mem-poutkan bibirnya dengan sebal. "Yasako-san serius kau perlu mencari suami." (Name) melengos dengan santainya, meninggalkan wanita berambut hitam putih yang membeku.

_____
_____

Langkah kaki (Name) membawanya ke sebuah taman di gedung tempat pesta tersebut digelar. Angin dingin menerpa kulit tubuhnya yang tak terlindung kain. Sang wanita hanya mengabaikannya dan terus menelusuri taman tersebut.

"Apa Yasako-san benar ... tapi kalau Camus menyukai Nanami kenapa ia menikah denganku," (Name) terus bergumam sedih. Ia menatap bulan yang bersinar, memberikannya cahaya di gelapnya malam.

Bahu wanita itu merosot, kepalanya menyender pada pohon di sampingnya. Langkah kaki seseorang mengagetkannya. (Name) menatap ke asal suara tersebut.

Seorang pria bertopeng putih dan topi tinggi berjalan menghampirinya. Di tangannya terdapat setangkai mawar merah yang mekar dengan indah.

Manik ice blue yang mengintip disebalik topeng menatap (Name) dengan lembut. Rambut yang ia ikat terbang mengikuti angin yang berhembus. Suara beratnya memanggil nama sang wanita dengan lembut.

"(Name), maukah kau berdansa denganku?"

Menerima uluran tangan sang lelaki, (Name) mulai mengikuti gerakan pria tersebut. Dansa waltz dibawah sinar sang dewi malam, seluruh tumbuhan yang mekar seakan menjadi penonton untuk momen indah mereka.

Persis seperti mimpi indah (Name) pada masa kecilnya.

Tangan dingin sang lelaki perlahan mengangkat pinggang (Name), disusul sang wanita menumpu kedua tangannya pada bahu tegap sang lelaki.

"Camus... apa alasanmu menikah denganku? Bukankah ada Yasako-san atau Nanami?"

Lengan Camus yang melingkar di pinggang sang istri kini berpindah, ia memeluk erat kedua lutut (Name) mempertemukan kedua Netra mereka.

"Karena cinta ... kau mencintaiku dan aku ... juga mencintaimu."

Manik mata (Name) berbinar, ia segera mengecup pipi sang suami. Camus menarik senyum kecil di bibirnya. Ia menghapus seluruh jarak diantara mereka dengan mendekap tubuh sang istri lebih erat.

"Vows from our hearts will make an eternal marriage."

Prince-samaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang