Bagian 5

28.9K 2.7K 35
                                    

Aku rindu. Saat saat dimana semua belum mengenal cinta.

~•~•~

Pagi harinya Lalisa sudah memakai batik khas seragam sekolahnya. Ia siap untuk ke sekolah, tinggal menunggu supir yang selalu setia menjemputnya. Siapa lagi jika bukan Revan.

Lalisa menuruni tangga saat bel rumahnya berbunyi sambil menenteng tas punggungnya yang berwarna merah. Ia selalu bersemangat jika bunyi bell rumahnya berbunyi berkali-kali, karena itu pasti Revan.

Saat berada di bawah ia sempat melewati kaca besar sebelum akhirnya berhenti dan mundur beberapa langkah untuk melihat dirinya sendiri di kaca itu. Yaps, Lalisa memperhatikan dirinya baik-baik dengan sedikit polesan make up. Kemudian Lalisa tersenyum mengingat ia tidak pernah seperti ini sebelumnya jika tidak bersama Revan.

Ting... Ting...

Bunyi bell rumah Lalisa berbunyi lagi menunjukkan si penunggu tidak sabaran.

Lalisa mendengus sebal, "Ih Revan nih gak sabaran banget sih!" gerutunya lalu segera berlari menemui Revan di luar.

Saat ia membuka pintu benar saja Revan tengah cemberut melihat Lalisa yang keluar sangat lama.

"Lu lama amat sih?!" kesalnya tidak bisa ditahan.

"Ya, maap. Oh iya, gimana penampilan gue sekar—"

Revan berbalik tidak mau mendengar Lalisa lalu berjalan menuju mobil, "Ayo lah nanti aja nanya nya kita udah telat!"

Seketika senyum Lalisa memudar begitupun kedua bahunya menjadi turun. Tiba-tiba ia tidak semangat lagi.

Revan menengok ke belakang, "Ayo!" titah Revan sambil membuka pintu mobil.

Lalisa hanya mengangguk sambil berjalan dengan muka sedih. Tapi ada yang spesial buat Lalisa yaitu Revan selalu membukakan pintu mobil untuk Lalisa kemudian setelah Lalisa masuk barulah Revan mengitari mobil dan ikut masuk.

Di sepanjang jalan, Lalisa tidak secerewet biasanya membuat Revan berkali-kali menoleh dengan tatapan bingung. Karena geram akhirnya Revan angkat bicara.

"Lu kenapa sih? Kok mukanya cemberut gitu?" tanya Revan sambil fokus menyetir.

"Gara-gara lu gak mau dengerin gue tadi!!! Lu tau gak sih gue itu dandan kek gitu demi elu! Kalo tau gini kan gak usah make up, ish! Dasar gak peka!"

Lagi-lagi Lalisa hanya menggerutu di dalam batinnya, tidak bisa mengungkapkannya langsung. Dan Lalisa hanya menggeleng saat ditanya oleh Revan.

"Oh yaudah," ucapnya.

Lalisa semakin bete. Wtf, yaudah doang? Dasar gak peka! -batinnya.

Selanjutnya mobil kembali hening. Revan yang sibuk menyetir sementara Lalisa sibuk membatin.

~•~•~

Lalisa pun bercerita terang-terangan bersama temannya juga yaitu, Chika. Lalisa memang lebih suka blak-blakan bersama Chika dibanding Nina, karena Nina terlalu tertutup dan pendiam, jadinya tidak bisa menimpali kekesalannya Lalisa.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang