Selesai dari pelajaran Kimia, Kelas XII IPA 1 keluar dari lab untuk istirahat. Saat Lalisa keluar bersama Nina dan Chika tiba-tiba tangannya dicekal dari belakang membuatnya refleks berbalik badan begitupun dengan kedua temannya. Dan betapa terkejutnya Lalisa saat melihat orang itu yang saat ini masih memegang pergelangan tangannya, "Niko?"
"Sori ya Nina, Chika gue minjem temen lu dulu." izinnya tanpa menggubris tatapan penuh tanya dari gadis yang masih ia pegang tangannya. Kemudian setelah diangguki keduanya Niko menarik tangan Lalisa pergi begitu saja dan menghiraukan kicauan si gadis bawel dibelakangnya.
"Niko kita mau kemana sih?!" tanya Lalisa dengan nada kesal.
Niko pun berhenti dan berbalik badan, "Di sekolah ini ekstrakulikuller nya apa aja?" Niko malah mengalihkan pembicaraan membuat Lalisa mengerutkan alisnya.
"Lu gak boleh nanya dulu sebelum lu jawab pertanyaan gue!" Lalisa melipatkan kedua tangannya di depan dada.
Sementara Niko menghembuskan nafasnya dengan gusar, "Gini ya cewek bawel, gue mau ikut kegiatan di sekolah ini dan gue mau tau eskul disini itu apa aja?!" Niko tidak kalah nyolotnya dari Lalisa membuat Lalisa geram namun ia berusaha menahan karena sedang males berdebat, apalagi dengan Niko—si cowok egois yang gak mau ngalah.
"Ish..." gerutunya kemudian dilanjuti, "Lu kan bisa nanya osis kenapa harus gue sih?! Ngerepotin tau ga!" betenya.
"Gak ah males, mending ke elu aja." jawabnya.
Lalisa pun akhirnya pasrah, ia menurunkan kedua tangannya.
Mereka berdua pun kembali melanjutkan perjalanannya, tapi kali ini Lalisa tidak ditarik lagi tetapi berada di sebelah Niko. Mereka berdua berbincang-bincang.
"Jadi disini itu ada eskul, Basket, Marching Band, Futsal, Cheerleaders, Jurnalistik, Karate, sama—hmmphh keknya yang cocok buat lu...." Lalisa menjentikkan jari telunjuknya ke dagu seperti sedang berpikir, "Nari saman deh, hehehe..." Lalisa terkekeh geli karena membayangkan Niko ikut eskul tari.
Niko yang tadinya diam menyimak langsung terbelalak dan menoleh, "Sial lu."
Lalisa pun tersenyum manis sambil kedua tangan di kebelakangkan, "Eh gue saranin ya lu ikut basket aja, anak basket itu kan ya terkenal banget di sekolah ini!" sarannya.
Namun Niko langsung menggeleng, "Gak ah, gue gak suka dikenal banyak orang lagian juga gue lebih minat ke photography,"
"Heleh bilang aja lu gak bisa main basket sosoan bilang gak suka dikenal banyak orang," ledek Lalisa sambil tersenyum remeh. Niko pun membalas senyuman itu lebih ke devil namun tiba-tiba sebuah bola basket mengarah ke Lalisa membuat wajah Lalisa menegang ia langsung menutup mata saat bola itu sudah dekat tapi tidak ada apa-apa saat mengintip ternyata Niko sedang mendrible bola itu dengan santai. Lalisa langsung membuka matanya dan bernafas legah sambil mengelus dada.
Tak lama kemudian Revan datang dengan nafas yang terpenggal-penggal, "Sori sori Lalis gue gak sengaja," ucapnya ngos-ngosan karena habis berlari dan panik karena takut bola itu mengenai wajah Lalisa.
Lalisa mengangguk sambil tersenyum kecil. Sementara Niko langsung melempar bola itu setinggi-tingginya dan alhasil bola itu masuk ke ring tanpa hambatan membuat yang dilapangan cengo melihatnya. Begitu pun Revan kemudian ia menoleh kembali, "Lu jago juga ye," puji Revan, "Kebetulan salah satu anggota gue kakinya patah dan beberapa minggu lagi akan ada pertandingan antar sekolah, gimana kalo lu gantiin?" tawar Revan.
"Thanks sebelumnya cuma gua gak tertarik main basket. Sori," ucapnya. Lalisa yang daritadi menyimak langsung menoleh dengan tatapan bingung. Di saat orang-orang ingin menjadi anggota basket inti dari sekolah, sementara Niko malah menolaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yours
Fiksi Remaja[PLAGIATHOR HARAM MAMPIR, TQ] (Sequel The Most Wanted Boy Vs Bad Girl) Cover by: HajidahNasia Hidup Lalisa yang dulunya tentram dan damai kini berubah menjadi kacau saat kehadiran tetangga barunya. Ditambah, ternyata tetangga barunya itu adalah tema...