Suatu ketika, seorang reporter tengah mewawancarai seorang anak yang baru pindah ke pemukiman baru di Syiria.
"Pilih ayahmu atau ibumu?" tanya sang reporter.
Si anak lelaki itu menjawab dengan senyuman. "Ayahku."
Sang reporter tercengang. Kemudian bertanya kembali. "Pilih ayahmu atau ibumu?"
Si anak pun dengan tegas mengulangi, "Ayahku."
Sang reporter kemudian berkata lagi, "Nak, Rasulullah saja menyebut ibu sebanyak tiga kali. Nah, pilih ayahmu atau ibumu?"
Si anak menjawab dengan suara gemetar, "Yang kupunya sekarang hanyalah Ayah. Ibuku sudah meninggal karena pertempuran di rumah kami yang lama." Si anak pun menangis tersedu.
Sang reporter sontak memeluk anak tersebut. Ia mendekap si anak dengan kasih sayang.
Tidaklah ia menyangka ternyata hal itulah yang menjadi alasan si anak bersikukuh memilih ayahnya.Si anak tak lagi bisa merasakan hangatnya dekapan seorang ibu. Namun, ia tak berputus asa dengan takdir Allah.
Bagaimana dengan kita? #selfreminder *berdasarkan kisah nyata*
[Niau, P210518]
#Day5
#RamadhanBerkisah
#PenaJuara
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Kecil
Phi Hư CấuTiada manusia yang sempurna di dunia ini. Kita tak pernah luput dari kesalahan. Mari merenung sejenak. Apa saja yang sudah kita perbuat selama ini? Dunia ini hanya sementara. Jangan terlalu larut dengan gemerlapnya dunia. Aku membuat tu...