Suasana kelas terlihat hening. Tak seorang pun mahasiswa berani berbicara ketika dosen sedang memberikan materi. Begitu pula tidur.
Apa sempat mereka tertidur ketika seorang dosen garang sedang berdiri di depan LCD?
Apa ada yang berani melakukannya?
Pada kenyataannya ada.
Walau tanpa disengaja.
"Hey! Putri tidur, Kim Sohyun!! Keluar dari kelas sekarang juga!!"
Kim Sohyun. Hanya gadis itu yang tertidur pulas di dalam kelas. Adakalanya ia sedang bermimpi indah. Namun, tentu saja ia tak senang jika hidupnya harus semonoton itu.
Kim Sohyun pun mengambil tasnya dan bergegas pergi meninggalkan kelas.
..
.
..
"Diusir lagi?!"
Sapa seseorang dari balik telepon ketika Sohyun merebahkan diri duduk di kursi sepanjang lorong.
"Iya."
"Sampai kapan Sohyun-ah?"
"Sudahlah. Berhentilah bekerja dan fokus kuliah saja. Kau pasti kelelahan.."
"Tidak. Aku tidak akan berhenti kerja. Kau tahu? Ini Seoul. Biaya hidup disini jauh lebih mahal daripada di Daegu. Aku tidak mau merepotkan eomma. Apalagi ia sampai harus menjual rumah lama kami demi melunasi hutang-hutangnya."
"Menyedihkan. Setidaknya, jangan terlalu keras bekerja. Semampunya saja.."
"Iya. Iya.. kau memang sahabat terbaikku, Yeri."
Meski sudah sekitar lima tahun Sohyun hengkang dari Daegu menuju ke Seoul, menanggalkan begitu banyak memori indah maupun buruk darisana begitu pula meninggalakan sahabat baiknya, Yeri, ia masih menyempatkan diri menghubungi gadis itu. Menceritakan segala keluh kesah yang di alaminya.
Seoul adalah kota yang individualis. Jangan harap semua orang disini akan ramah pada gadis desa seperti Sohyun. Sebagian dari mereka mungkin memicingkan mata. Memandang Sohyun itu kuno dan tidak modern.
Tapi sungguh. Jika saja Sohyun lengah sedikit, ia pasti sudah jatuh dan di injak-injak jati dirinya di Seoul.
Sohyun memang gadis yang cukup tangguh.
Gadis itu lalu mematikan ponselnya. Menatap kembali pemandangan membosankan yang ada di hadapannya.
Beberapa mahasiswa berlalu lalang dengan kesibukannya. Bahkan tak jarang ia mendapati dua orang pasangan sedang bermesraan di tempat umum.
Sohyun menghela nafas.
"Oh. Jam berapa ini?"
Sohyun melirik jam di tangannya. Ketika menyadari sudah lebih dari satu jam ia duduk di bangku tersebut, dan pukul sudah menunjuk angka tiga, artinya ia harus bergegas ke perpustakaan.
Selain belajar di kampusnya, Sohyun sebagai mahasiswa semester dua juga turut andil dalam tugas suka rela menjaga perpustakaan.
Ia ikut beres-beres buku di sana. Juga membantu mencatat mahasiswa-mahasiswi yang keluar masuk perpustakaan.
Sebenarnya aktivitas yang dilakukannya itu ikhlas ia jalani demi mengisi kekosongan waktu. Namun, pihak perpustakaan selalu memberikannya bonus sebagai ganti waktu yang telah tersita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Recondite : The Truth Untold ✔
Short Story#199 in Short Story [28072018] Did you remember me? Because I'm not myself. . . . . . . Kehidupan Taehyung dan Sohyun yang berubah setelah lima tahun berlalu. Takdir ternyata mempertemukan keduanya kembali. Namun, dengan topeng kehidupan Taehyung...