Memang sulit rasanya kehilanganmu yang seperti dulu.Setiap malam aku memimpikanmu, berharap suatu hari kita dapat bersama meniti kehidupan kita.
Menyelesaikan masalah sama-sama. Saling berbagi dan menghapus air mata.
Aku sangat kecewa padamu.
Maaf, tapi aku benar-benar kecewa. Kau berubah dan tanpa persetujuanku.
Sekarang, jika jalan yang kau pilih adalah menjauhiku, aku tidak bisa menolak.
Semua keputusanmu, aku akan menerimanya.
Namun, hanya satu keinginanku.
Jangan tinggalkan kenangan yang pernah kita tulis bersama.
.
.
.
.
"Sohyun, kau tidak kuliah?"
Pagi-pagi sekali Sohyun menghampiri ibunya di toko bunga. Kebetulan Sohyun sedang tidak ada kelas. Oleh karena itu, ia lebih memilih menghabiskan waktu bersama ibunya di sana.
"Ya Eomma. Aku sedang tidak ada kelas."
Sedari tadi Ibu Sohyun memperhatikan putrinya. Diteliti dari wajahnya, Sohyun memang dapat dideteksi sedang dalam keadaan yang tidak baik.
"Apa kau menangis semalam?"
Tanya Ibu.
"Sohyun?"
Sohyun yang sempat melamun akhirnya menanggapi panggilan ibunya.
"Iya Eomma?"
"Kau menangis semalaman?"
"T-tidak.."
"Jangan berbohong. Eomma tahu. Berhentilah menangisi Taehyung. Kau harus terus hidup dengan baik. Eomma tidak suka melihatmu menangis."
"Eomma?"
Tiba-tiba saja Sohyun memeluk ibunya. Pundaknya berguncang. Ia menangis.
Sudah lama. Sebenarnya Sohyun ingin becerita tentang masalah percintaan dan persahabatannya dengan Taehyung kepada ibunya. Namun, Sohyun tak pernah mau ibunya ikut memikirkan permasalahan Sohyun.
"Eomma.."
Sohyun masih menangis.
"Tenanglah Sohyun.. tenangkan dirimu. Kau bisa ceritakan masalahmu pada Eomma.."
.
.
Di balkon toko bunganya yang sederhana, Sohyun duduk dan meletakkan kepala pada pangkuan ibunya.
Sinar matahari yang masih cukup menyegarkan menerawang membentuk garis lurus pada celah-celah kayu yang menopang penutup bagian atas ayunan dimana mereka berdua sedang duduk.
"Sohyun.... Jadi Taehyung meninggalkanmu selama lima tahun ini dan ia mengabaikanmu setelah kalian bertemu?"
Sohyun mengangguk lemas.
Ibunya diam untuk beberapa saat, kemudian menyampaikan sarannya kepada Sohyun sambil mengelus kepalanya.
"Sohyun, anak itu lahir empat tahun lebih awal darimu. Dan Eomma sudah bersama dengannya sampai kau berumur lima tahun. Eomma memang tidak terlalu mengenal Taehyung. Tetapi, mendengar dari ceritamu, Eomma sangat yakin Taehyung punya alasan. Tidak mungkin dia tiba-tiba bersikap kasar padamu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Recondite : The Truth Untold ✔
Short Story#199 in Short Story [28072018] Did you remember me? Because I'm not myself. . . . . . . Kehidupan Taehyung dan Sohyun yang berubah setelah lima tahun berlalu. Takdir ternyata mempertemukan keduanya kembali. Namun, dengan topeng kehidupan Taehyung...