Pesan Terakhir Jiraiya

312 10 0
                                    

Disclaimer : Naruto Adalah Milik Masashi Kishimoto

Author : Tandrato

Karakter : Naruto & Hinata

Genre : Family & Romance

Rating : 16+ (T)

Warning : Alternatif Universe Fanfic, Out Of Character, Typo Kemungkinan Ada.

If You Like My Fanfic, Keep Calm And Enjoy It

[]

[]

[]

"Segera hubungi kepolisian. Kita harus segera mengantar tuan Jiraiya ke rumah sakit. Serahkan tugas itu padaku. Siapkan mobil Ferari perusahaan. Siapkan juga tabung oksigen." Dengan tegas, Arashi memberikan perintah-perintah agar peristiwa ini cepat ditangani. Bersama 3 ajudan lainnya, ia membawa Jiraiya keluar gedung, tempat di mana mobil Ferari milik perusahaan menunggu.

"Kau baik-baik saja, Naruto?" tanya Hinata yang sepertinya sedang khawatir.

"Aku baik-baik saja. Sekarang ayo pergi ke rumah sakit." Naruto menghampiri neneknya yang masih syok. "Nenek, kita harus ke rumah sakit sekarang."

Meski masih syok, namun Tsunade berusaha kuat dan percaya bahwa suaminya itu akan bertahan. Ia menerima uluran tangan Naruto dan ikut dengannya menuju rumah sakit.

[]

[]

Langit siang itu tampak mulai mendung. Sudah 20 menit berlalu semenjak Jiraiya dilarikan ke rumah sakit. Para keluarga menunggu kabar darinya dengan cemas. Tsunade tak henti-hentinya terisak. Naruto terlihat sangat gelisah. Ia selalu saja membayangkan perkataan maaf Jiraiya sebelumnya. Ia takut bahwa itu akan menjadi kata maaf terakhir yang keluar dari orang yang paling dekat dengannya itu.

Kabar mengenai penyerangan itu sudah terdengar oleh kepolisian Konoha dan juga para petinggi perusahaan. Kepolisian Konoha menyerahkan unit-unit penyelidik terbaik mereka untuk mencari pelaku pelempar tabung gas beracun itu.

Tidak lama kemudian, seorang dokter pun keluar dari ruang UGD. Wajahnya terlihat cemas. Seperti ada sebuah kabar tidak mengenakkan yang harus ia sampaikan pada keluarga pasien. Dengan segenap keberanian, ia menghadap keluarga pasien. Hanya dengan beberapa kalimat, suasana tegang dan cemas itu pun berubah.

"Kami sudah berusaha sekuat tenaga. Namun, gas dalam tubuh tuan Jiraiya telah menyebabkan detak jantungnya semakin lama semakin melambat. Dan nyawa pasien sudah tidak bisa tertolong lagi"

Tangis Tsunade pun pecah setelah mendengar kabar itu. Air mata Naruto pun perlahan keluar sebab mendengar kabar tersebut. Meski tak sekencang Tsunade, Naruto merasakan badannya lemas seketika. Hinata memang tidak merasa sesedih Naruto maupun Tsunade sebab tidak begitu mengenal Jiraiya. Namun dengan hanya melihat Tsunade dan Naruto sedih seperti itu, ia juga bisa merasakan kesedihan yang mereka berdua rasakan. Ia berusaha menenangkan Tsunade.

Sementara itu, para ajudan-ajudan Jiraiya terlihat sedang berduka. Mereka berdiri seraya menundukkan kepala. Para petinggi yang datang siang itu pun sama-sama berduka karena kehilangan pimpinan mereka. Dan tentu saja mereka semua menjadi khawatir akan masa depan perusahaan dan tentunya karir mereka sendiri.

[]=[]=[]

Hidup itu penuh akan kejutan. Kejutan sendiri memiliki beragam jenis. Ada kejutan yang bersifat membahagiakan dan ada juga yang bersifat menyedihkan. Kematian orang yang di sayang tanpa di duga merupakan sebuah kejutan menyedihkan.

Entah sekuat apapun kau mencoba menghindari kematian, kematian itu sendiri akan menghampirimu dengan berbagai cara yang tak pernah kau bayangkan. Begitulah cara kerjanya. Mereka yang telah ditakdirkan untuk mati suatu saat, tidak akan pernah bisa mengubah takdir itu.

Destined With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang