Awal Pernikahan

514 11 0
                                    

Disclaimer : Naruto Adalah Milik Masashi Kishimoto

Disclaimer : Naruto Adalah Milik Masashi Kishimoto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author : Tandrato

Karakter : Naruto & Hinata

Genre : Family & Romance

Rating : 16+ (T)

Warning : Alternatif Universe Fanfic, Out Of Character, Typo Kemungkinan Ada.

If You Like My Fanfic, Keep Calm And Enjoy It

[]

[]

[]

Mata Naruto terbuka kala ia mendengar suara alarm yang telah diset pada pukul 05.00. Pagi ini adalah pagi yang penting. Berdasarkan rapat keluarga yang di gelar Jiraiya beberapa hari yang lalu, hari ini adalah hari di mana Jiraiya telah memutuskan untuk menikahkan Naruto dan Hinata secara diam-diam.

Naruto tak memiliki semangat untuk bangun di pagi ini. Ia membiarkan alarmnya terus berbunyi sementara ia menutup kepalanya memakai bantal. Namun semakin lama alarm itu berbunyi semakin keras dan memaksa Naruto untuk segera berdiri dan melempar alarm itu keluar jendela.

"Ahhh! Kenapa pagi datang begitu cepat!" teriaknya sangat kesal. Ia menjatuhkan tubuhnya kembali di atas kasur. Ia menatap sebuah jas hitam yang berada di kamarnya. Ia benar-benar frustrasi saat ini mengingat perjodohan ini hampir menyentuh akhir di mana ia akan menikah dengan pilihan kakeknya itu.

Memang beberapa hari ia sudah merelakan takdirnya ini. Ia ingin menjalani sisa hidupnya bersama gadis yang baru ia kenal sekitar 2 Minggu yang lalu. Setidaknya Hinata pun mengalami hal yang sama dengan Naruto.

"Tuan muda! Tuan muda!" Seorang pramuwisma mengetuk pintu dan memanggilnya. "Tuan muda. Nyonya memanggil anda."

"Ya, sebentar lagi." Naruto masih tetap memeluk guling.

Suara langkah kaki pramuwisma itu terdengar makin menjauh sehingga Naruto kembali mempertahankan posisinya dan berharap dirinya dapat tertidur pulas hari ini.

Namun apa yang terjadi berbeda dari yang ia harapkan. Ia sudah cukup banyak tidur kemarin sehingga pagi ini ia sudah tak dapat menutup mata lebih lama lagi. Rasa kencing membuatnya harus berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Ia juga memutuskan untuk mencuci muka. Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi, ia berjalan menuju balkon. Didapatinya sekitar 4 mobil telah terparkir di halaman. Itu pasti adalah mobil para undangan khusus. Jiraiya memang tidak berniat mengundang banyak orang yang berpotensi akan membocorkan masalah ini. Hanya para petinggi dan keluarga besar yang di undang.

Ia kembali melihat jas hitam yang telah digantung di kamarnya. "Aku tidak suka pernikahan ini. Tapi... Aku sudah berjanji pada kakek dan nenek bahwa aku akan tetap menikahi Hinata meskipun hatiku berat." Ia pun mendekati jas yang menjadi pertanda suramnya masa depan yang akan ia lewati. Menyentuh lembut jas itu dengan tangan. Jas itu ialah jas yang pernah dikenakan oleh ayahnya ketika menikahi ibunya. Meskipun ia tidak ada di sana dan hanya melihat dari foto, tapi ia bisa merasakan betapa bahagia ayahnya ketika memakai jas ini di samping ibunya.

Destined With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang