⠀ ⠀ ⠀Jihoon berdiri di depan café tempat Mina bekerja sepulang sekolah. Kemudian mendapati gadis itu pucat pasi.
⠀ ⠀ ⠀Niatnya adalah meminta maaf.
⠀ ⠀ ⠀"Pulang naik apa?" Tanyanya begitu sang gadis muncul.
⠀ ⠀ ⠀Mina menyempatkan diri menoleh kanan-kiri memastikan tak ada orang yang bisa Jihoon tanya selain dirinya. Mengingat ini adalah lokasi tempat sekolah Jihoon, banyak yang kemungkinan di kenal sang adam.
⠀ ⠀ ⠀"Jalan, kan lagi diet."
⠀ ⠀ ⠀Jihoon menghela napas. Diet omong kosong. Apalagi yang harus dikurangi dari Mina? Pipi bulatnya yang menggemaskan?
⠀ ⠀ ⠀"Kenapa nggak naik bis? Haltenya juga lumayan jauh buat olahraga," cowok itu memasukkan tangan ke saku celana, mengintimidasi.
"Yang ada kamu pingsan duluan sebelum sampai rumah."⠀ ⠀ ⠀Mina tersenyum sejenak, menimbang jawaban apa yang harus diberikan.
⠀ ⠀ ⠀"I'll be honest, saya nggak punya uang untuk naik bis," jawabnya.
⠀ ⠀ ⠀Pastinya Jihoon langsung merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa lembar uang yang disodorkannya apda Mina. Tapi gadis itu menolak.
⠀ ⠀ ⠀"Kalau gitu pulang sama saya."
⠀ ⠀ ⠀"Nggak usah lagianㅡ"
⠀ ⠀ ⠀"Nggak usah kayak jagoan Mina, semua orang yang lihat kamu juga tau kamu pingsan sebentar lagi."
⠀ ⠀ ⠀Sering mendengar Jihoon bernada tinggi rupanya tak serta merta membuat Mina terbiasa, ia terkejut sampai-sampai memundurkan tubuhnya ke belakang.
⠀ ⠀ ⠀"Parkiran disana, mau tunggu sini atau ikut?" Tanya Jihoon lagi.
⠀ ⠀ ⠀"Ikut aja," Mina mengekori cowok itu. Sudah tak punya tenaga untuk menolak atau berdebat.
⠀ ⠀ ⠀Sepanjang jalan, Jihoon mencuri pandang ke gadis pucat disampingnya. Jihoon baru sadar kalau Mina itu cantik walau tak secantik Siyeon, ia lebih menggemaskan dari Siyeon.
⠀ ⠀ ⠀Melihat rasa lelah yang berkumpul di wajah sang gadis membuat Jihoon tak tahan.
⠀ ⠀ ⠀"Kita ke rumah sakit."
⠀ ⠀ ⠀"Nggak Jihoon, saya nggak punya uang. Dan saya nggak bakal nguras uang anak SMA yang uangnya masih dari orang tua," kata-kata Mina penuh ketegasan yang tak bisa Jihoon lawan.
⠀ ⠀ ⠀Cowok itu tak kehabisan akal, ia menghentikan mobilnya di salah satu apotek. Ia menatap Mina dan mendekatkan tangannya ke dahi sang dara.
⠀ ⠀ ⠀"Tunggu disini," katanya sambil melepas sabuk pengaman, turun dari mobilnya.
⠀ ⠀ ⠀Mina menghela napas ketika sendirian di dalam mobil Jihoon, bertanya-tanya kenapa ia bisa kenal dengan orang sekeras kepala Jihoon.
⠀ ⠀ ⠀Tak lama cowok itu kembali dengan sebuah bungkusan, melemparnya ke pangkuan Mina ketika ia masuk kedalam mobil.
⠀ ⠀ ⠀"Vitamin sekali sehari sama obat demam dua kali sehari," Jihoon menjelaskan.
⠀ ⠀ ⠀"Makasih," ucapnya menggenggam bungkusan tersebut.
⠀ ⠀ ⠀Jihoon tak menjawab, hanya mengarahkan mobilnya menuju rumah sang gadis.
⠀ ⠀ ⠀"Disini aja," Mina melepas sabuk pengamannya begitu mobil Jihoon berhenti di depan tangga yang tinggi.
⠀ ⠀ ⠀"Saya ikut, nggak ada yang bisa mastiin kamu pingsan atau nggak nanti," Jihoon mematikan mesin mobilnya. Ikut keluar.
⠀ ⠀ ⠀"Jauh loh, Jihoon."
⠀ ⠀ ⠀Wajah Jihoon mengatakan kalau ia tak perduli dan tak bisa di bantah. Jadi Mina hany tersenyum kemudian melangkah lebih dulu.
⠀ ⠀ ⠀Jihoon mengambil sesuatu dari bagasi mobilnya sebelum menyusul gadis itu.
⠀ ⠀ ⠀"Mina," gadis itu menoleh, merasa dipanggil.
⠀ ⠀ ⠀Secepat gadis itu menoleh, Jihoon melempar kotak sepatu kearahnya.
⠀ ⠀ ⠀Nice catch.
⠀ ⠀ ⠀Mina heran kenapa Jihoon jadi suka melmpar barang kepadanya. Gadis itu membuka kardus hitam berisi sepatu lari. Ia memandang Jihoon heran.
⠀ ⠀ ⠀"Buat apa?"
⠀ ⠀ ⠀"Saya nggak tau ukuran kamu, coba dulu."
⠀ ⠀ ⠀Sejak hari pertama Jihoon melihat Mina dengan sepatu menganganya, ia memang sudah berencana membelikan gadis itu sepatu.
⠀ ⠀ ⠀"Saya nggak bisa terima, jangan buang-buang uang untuk hal kayak gini, Jihoon."
⠀ ⠀ ⠀"Coba dulu. Itu hadiah."
⠀ ⠀ ⠀"Hadiah untuk apa?"
⠀ ⠀ ⠀"Hadiah ulang tahun."
⠀ ⠀ ⠀"Saya nggak ulang tahun."
⠀ ⠀ ⠀"Katanya mau jadi temen saya? Kalau iya, coba. Saya selalu ngasih hadiah ulang tahun buat temen saya."
⠀ ⠀ ⠀Temen apaan? Temen Jihoon cuma Woojin yang nggak pernah dia ingat kapan ulang tahunnya, boro-boro membelikan kado.
⠀ ⠀ ⠀Tapi tatapan Jihoon yang melunak membuat gadis itu duduk di salah satu anak tangga. Mencoba sepatu pink-biru tersebut.
⠀ ⠀ ⠀"Lebih satu nomor sih, tapi fine karena bisa dipake dalam jangka waktu yang lama. Thanks, Hoon."
[]
YOU ARE READING
Absensi Bulan ; Jihoon, Mina.
FanfictionI used to never wait for tomorrow. But you became the reason for me to take one more step. aeluro, 2018.