delapan

84 17 5
                                    

⠀ ⠀ ⠀Jihoon berdiri di depan café tempat Mina bekerja sepulang sekolah. Kemudian mendapati gadis itu pucat pasi.

⠀ ⠀ ⠀Niatnya adalah meminta maaf.

⠀ ⠀ ⠀"Pulang naik apa?" Tanyanya begitu sang gadis muncul.

⠀ ⠀ ⠀Mina menyempatkan diri menoleh kanan-kiri memastikan tak ada orang yang bisa Jihoon tanya selain dirinya. Mengingat ini adalah lokasi tempat sekolah Jihoon, banyak yang kemungkinan di kenal sang adam.

⠀ ⠀ ⠀"Jalan, kan lagi diet."

⠀ ⠀ ⠀Jihoon menghela napas. Diet omong kosong. Apalagi yang harus dikurangi dari Mina? Pipi bulatnya yang menggemaskan?

⠀ ⠀ ⠀"Kenapa nggak naik bis? Haltenya juga lumayan jauh buat olahraga," cowok itu memasukkan tangan ke saku celana, mengintimidasi.
"Yang ada kamu pingsan duluan sebelum sampai rumah."

⠀ ⠀ ⠀Mina tersenyum sejenak, menimbang jawaban apa yang harus diberikan.

⠀ ⠀ ⠀"I'll be honest, saya nggak punya uang untuk naik bis," jawabnya.

⠀ ⠀ ⠀Pastinya Jihoon langsung merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa lembar uang yang disodorkannya apda Mina. Tapi gadis itu menolak.

⠀ ⠀ ⠀"Kalau gitu pulang sama saya."

⠀ ⠀ ⠀"Nggak usah lagianㅡ"

⠀ ⠀ ⠀"Nggak usah kayak jagoan Mina, semua orang yang lihat kamu juga tau kamu pingsan sebentar lagi."

⠀ ⠀ ⠀Sering mendengar Jihoon bernada tinggi rupanya tak serta merta membuat Mina terbiasa, ia terkejut sampai-sampai memundurkan tubuhnya ke belakang.

⠀ ⠀ ⠀"Parkiran disana, mau tunggu sini atau ikut?" Tanya Jihoon lagi.

⠀ ⠀ ⠀"Ikut aja," Mina mengekori cowok itu. Sudah tak punya tenaga untuk menolak atau berdebat.

⠀ ⠀ ⠀Sepanjang jalan, Jihoon mencuri pandang ke gadis pucat disampingnya. Jihoon baru sadar kalau Mina itu cantik walau tak secantik Siyeon, ia lebih menggemaskan dari Siyeon.

⠀ ⠀ ⠀Melihat rasa lelah yang berkumpul di wajah sang gadis membuat Jihoon tak tahan.

⠀ ⠀ ⠀"Kita ke rumah sakit."

⠀ ⠀ ⠀"Nggak Jihoon, saya nggak punya uang. Dan saya nggak bakal nguras uang anak SMA yang uangnya masih dari orang tua," kata-kata Mina penuh ketegasan yang tak bisa Jihoon lawan.

⠀ ⠀ ⠀Cowok itu tak kehabisan akal, ia menghentikan mobilnya di salah satu apotek. Ia menatap Mina dan mendekatkan tangannya ke dahi sang dara.

⠀ ⠀ ⠀"Tunggu disini," katanya sambil melepas sabuk pengaman, turun dari mobilnya.

⠀ ⠀ ⠀Mina menghela napas ketika sendirian di dalam mobil Jihoon, bertanya-tanya kenapa ia bisa kenal dengan orang sekeras kepala Jihoon.

⠀ ⠀ ⠀Tak lama cowok itu kembali dengan sebuah bungkusan, melemparnya ke pangkuan Mina ketika ia masuk kedalam mobil.

⠀ ⠀ ⠀"Vitamin sekali sehari sama obat demam dua kali sehari," Jihoon menjelaskan.

⠀ ⠀ ⠀"Makasih," ucapnya menggenggam bungkusan tersebut.

⠀ ⠀ ⠀Jihoon tak menjawab, hanya mengarahkan mobilnya menuju rumah sang gadis.

⠀ ⠀ ⠀"Disini aja," Mina melepas sabuk pengamannya begitu mobil Jihoon berhenti di depan tangga yang tinggi.

⠀ ⠀ ⠀"Saya ikut, nggak ada yang bisa mastiin kamu pingsan atau nggak nanti," Jihoon mematikan mesin mobilnya. Ikut keluar.

⠀ ⠀ ⠀"Jauh loh, Jihoon."

⠀ ⠀ ⠀Wajah Jihoon mengatakan kalau ia tak perduli dan tak bisa di bantah. Jadi Mina hany tersenyum kemudian melangkah lebih dulu.

⠀ ⠀ ⠀Jihoon mengambil sesuatu dari bagasi mobilnya sebelum menyusul gadis itu.

⠀ ⠀ ⠀"Mina," gadis itu menoleh, merasa dipanggil.

⠀ ⠀ ⠀Secepat gadis itu menoleh, Jihoon melempar kotak sepatu kearahnya.

⠀ ⠀ ⠀Nice catch.

⠀ ⠀ ⠀Mina heran kenapa Jihoon jadi suka melmpar barang kepadanya. Gadis itu membuka kardus hitam berisi sepatu lari. Ia memandang Jihoon heran.

⠀ ⠀ ⠀"Buat apa?"

⠀ ⠀ ⠀"Saya nggak tau ukuran kamu, coba dulu."

⠀ ⠀ ⠀Sejak hari pertama Jihoon melihat Mina dengan sepatu menganganya, ia memang sudah berencana membelikan gadis itu sepatu.

⠀ ⠀ ⠀"Saya nggak bisa terima, jangan buang-buang uang untuk hal kayak gini, Jihoon."

⠀ ⠀ ⠀"Coba dulu. Itu hadiah."

⠀ ⠀ ⠀"Hadiah untuk apa?"

⠀ ⠀ ⠀"Hadiah ulang tahun."

⠀ ⠀ ⠀"Saya nggak ulang tahun."

⠀ ⠀ ⠀"Katanya mau jadi temen saya? Kalau iya, coba. Saya selalu ngasih hadiah ulang tahun buat temen saya."

⠀ ⠀ ⠀Temen apaan? Temen Jihoon cuma Woojin yang nggak pernah dia ingat kapan ulang tahunnya, boro-boro membelikan kado.

⠀ ⠀ ⠀Tapi tatapan Jihoon yang melunak membuat gadis itu duduk di salah satu anak tangga. Mencoba sepatu pink-biru tersebut.

⠀ ⠀ ⠀"Lebih satu nomor sih, tapi fine karena bisa dipake dalam jangka waktu yang lama. Thanks, Hoon."

[]

Absensi Bulan ; Jihoon, Mina.Where stories live. Discover now