sembilan

97 19 3
                                    

⠀ ⠀ ⠀Mina benar, rumahnya cukup jauh. Jihoon sendiri cukup kelelehan. Tapi ia berusaha tak menunjukannya, sudah terlampau sering membuat gadis dihadapannya ini kecewa.

⠀ ⠀ ⠀Gadis itu berhenti di depan pintu rumah susunnya. Tangannya bertautan, gugup.

⠀ ⠀ ⠀"Rumah saya di lantai tiga, kayak rumah tikus sih," ia menjeda, "mau mampir? Ada mama saya dirumah."

⠀ ⠀ ⠀Entah apa yang membuat Jihoon mengangguk sampai mengikuti Mina sampai di depan flat kumuhnya.

⠀ ⠀ ⠀"Jangan nyesel ya?" Pinta Mina sambil tertawa ketika bersiap membuka pintu ruangan tersebut. Yang jauh lebih layak disebut kamar dibanding rumah atau flat.

⠀ ⠀ ⠀Mina masuk lebih dulu kemudian mempersilahkannya. Jihoon melakukan hal yang persis seperti Mina lakukan, melepas epatu kemudian melangkah masuk.

⠀ ⠀ ⠀"Mah, Mina pulang. Ada temen Mina," katanya sambil mengumpulkan pecahan beling yang Jihoon pikir dari botol bir.

⠀ ⠀ ⠀Ibunya muncul menyapa, dengan kantung mata hitam yang tercetak jelas. Jihoon menunduk memberi hormat.

⠀ ⠀ ⠀"Siapa ini, Mina?" Ia bertanya pada gadis yang sudah sibuk dengan wastafelnya. Mencuci beberapa piring kotor disana.

⠀ ⠀ ⠀"Jihoon namanya ma," jawab Mina.

⠀ ⠀ ⠀Pria itu di persilahkan duduk, dengan sopan Jihoon mengikuti perintah wanita paruh baya tersebut. Memandangi sekeliling rumah, mendapati dua anak kecil terbaring. Jihoon sadar, rumah itu tak memiliki kamar lain didalamnya.

⠀ ⠀ ⠀"Jisung belum pulang ma?" Mina selesai dengan urusan wastafelnya, kemudian menyodorkan yakult, "anyway adanya ini, Hoon."

⠀ ⠀ ⠀"Air putih aja nggapapa," jawab Jihoon, menolak yakult itu.

⠀ ⠀ ⠀"Belum nak, tadi papa datang dia pergi," jawab ibunya.

⠀ ⠀ ⠀Mina bangkit mengambilkan Jihoon segelas air putih. Kemudian ia mengambil jaketnya lagi.

⠀ ⠀ ⠀"Sorry ya Jihoon, saya jemput adek saya dulu," katanya pamit.

⠀ ⠀ ⠀Jihoon mengangguk. Menyisakan dirinya berdua dengan ibu Mina.

⠀ ⠀ ⠀"Maaf ya nak, rumah Mina nggak layak untuk didatangi tamu."

⠀ ⠀ ⠀"Nggapapa tante," katanya berusaha ramah.

⠀ ⠀ ⠀"Ini pertama kalinya ia bawa teman setelah berhenti sekolah," tutur wanita paruh baya itu dengan raut sedih. Mungkin sedih mengingat putri pertamaya harus berhenti sekolah.

⠀ ⠀ ⠀"Ayahnya kalah judi dan selalu mabuk, kami tidak punya uang untuk melanjutkan sekolah semua anak-anak kami. Mina memutuskan untuk berhenti sekolah agar ketiga adiknya tetap bersekolah," ia melanjutkan.

⠀ ⠀ ⠀Jihoon meneguk minumannya sembari mendengarkan ceritanya, ikut merasa kasihan.

⠀ ⠀ ⠀"Makasih sudah mau berteman dengannya," simpul sang bunda.

⠀ ⠀ ⠀"Bukan masalah besar."

⠀ ⠀ ⠀Pintu kembali terbuka, memunculkan wujud seorang laki-laki yang lebih tinggi dari Mina dan Mina di belakangnya. Pria itu adik Mina.

⠀ ⠀ ⠀"Kalau begitu saya permisi," Jihoon pamit. Hari sudah semakin malam dan ia rasa dirinya harus segera pulang sebelum ibunya mencari.

⠀ ⠀ ⠀"Eh? Kan belum ngobrol sama Mina," ibu dari Mina ikut berdiri.

⠀ ⠀ ⠀"Kita udah sering ngobrol ma, ayok saya antar," kata Mina sambil menunjukkan senyumnya.

⠀ ⠀ ⠀Jihoon menolak, tadi dia sudah jauh-jauh kesini mengantar Mina. Kalau Mina kembalu mengantarnya sampai mobil, buat apa?

⠀ ⠀ ⠀Tapi akhirnya Mina ditemani Jisung mengantar Jihoon ke mobilnya yang terparkir cukup jauh.

[]

Absensi Bulan ; Jihoon, Mina.Where stories live. Discover now