⠀ ⠀ ⠀Bukan hanya pendengar yang baik, Mina juga pemberi saran yang sangat baik. Masalah Jihoon rasanya menjadi ringan setelah diceritakan pada Mina.
⠀ ⠀ ⠀Sudah seperti psikolog pribadi Jihoon.
⠀ ⠀ ⠀Gadis itu hampir mengetahui seluruh kehidupan Jihoon, dan Jihoon senang senang saja soal itu.
⠀ ⠀ ⠀Perihal Jihoon yang suka merencanakan hari-harinya dengan Mina, ia berencana mengajak gadis itu menonton bersama.
⠀ ⠀ ⠀Dan di dalam rencananya, ia akan menyatakan perasaannya. Memang keduanya mungkin saling tau perasaan masing-masing, tapi lama-lama Jihoon mengerti maksud dari kalimat 'memangnya saya siapa kamu?' Mina.
⠀ ⠀ Ia akan memperjelasnya, nanti.
⠀ ⠀ ⠀Yang paling dekat dan mudah digapai untuk bertemu Mina adalah café depan sekolahnya. Jadi sepulang sekolah, Jihoon langsung menuju tempat itu.
⠀ ⠀ ⠀"Mau pesan apa?" Sapa Mina sopan.
⠀ ⠀ ⠀"Pesan waktunya, besok siang," ia menyodorkan tiket yang sudah dibelinya kemudian mengedipkan sebelah mata, dan pergi begitu saja.
⠀ ⠀ ⠀Oh Tuhan, Mina bisa gila kalau Jihoon terus terusan mengedipkan matanya.
⠀ ⠀ ⠀Besoknya, sesuai jam yang berhasil di ingat Jihoon, ia menunggu gadis itu di bioskop yang sudah di janjikan. Tentu ia datang lebih pagi.
⠀ ⠀ ⠀Lima menit.
⠀ ⠀ ⠀Sepuluh menit.
⠀ ⠀ ⠀Dua puluh menit.
⠀ ⠀ ⠀Empat puluh menit.
⠀ ⠀ ⠀Dua jam setelahnya ketika film yang seharusnya mereka tonton selesai Mina tak juga menunjukkan batang hidungnya.
⠀ ⠀ ⠀Hal yang paling Jihoon tidak suka adalah dibohongi dan menunggu. Hari ini ia dapat keduanya dari gadis yang mengganggu pikirannya.
⠀ ⠀ ⠀Jihoon kesal. Kesal sekali.
⠀ ⠀ ⠀Ia menekuk wajahnya, penuh dengan ekspresi sebal ketika masuk kedalam café yang diduganya alasan Mina tak bisa datang. Mungkin Mina tak bisa mendapat izin.
⠀ ⠀ ⠀Tapi yang paling membuat Jihoon kesal adalah gadis itu tak memberinya kabar sama sekali. Setidaknya, kalau tak punya ponsel kan Mina bisa pinjam atau dengan telfon umum seperti biasanya.
⠀ ⠀ ⠀"Kemarin Mina ijin tidak datang hari ini. Kupikir sesuatu yang baik terjadi, ia terlihat sangat cerah kemarin," jelas salah satu karyawan rekan kerjanya.
⠀ ⠀ ⠀Mina sudah meminta izin, tapi tak menunjukkan dirinya.
⠀ ⠀ ⠀Tetap saja Jihoon kesal. Ia kembali ke rumahnya. Benar-benar kesal dengan Mina hari itu.
⠀ ⠀ ⠀Waktu menunjukkan pukul dua belas malam, ia belum bisa tidur. Setengah khawatir, setengah kesal. Ponselnya pun berdering.
⠀ ⠀ ⠀"Halo?"
⠀ ⠀ ⠀"Jihoon, ini Mina," Jihoon kesal, ia memutus sambungan telfonnya.
⠀ ⠀ ⠀Tak lama nomor yang sama menelponnya. Ia kembali mengangkat.
⠀ ⠀ ⠀"Jihoon tolong jangan di matikan, saya nggak punya banyak waktu," kata Mina buru-buru, maka Jihoon diam saja.
⠀ ⠀ ⠀Ia mendengar disana cukup berisik. Mina barusan menghela napasnya.
⠀ ⠀ ⠀"Saya minta maaf tadi tidak bisa datang."
⠀ ⠀ ⠀"Kenapa?"
⠀ ⠀ ⠀"Tidak boleh sama ayah."
⠀ ⠀ ⠀"Kenapa tak mengabari?"
⠀ ⠀ ⠀"Jihoon, kalau saya menunggumu di mini market, kau akan datang?"
⠀ ⠀ ⠀"Kau tak menjawab, Mina."
⠀ ⠀ ⠀"Saya dikurung di rumah, maaf. Jadi? Kau akan datang? Saya tak punya waktu, Jihoon."
⠀ ⠀ ⠀"Jam segini? Kau gila."
⠀ ⠀ ⠀"Kalau saya menunggumu sampai pagi disana, kau akan datang?"
⠀ ⠀ ⠀"Tidak. Kau tak datang di jadwal yang sudah saya siapkan, untuk apa saya datang padamu? Saya tidak segampang dan semurah itu, Mina," katanya dengan bermacam emosi yang bercampur.
⠀ ⠀ ⠀"Jihoon, maaf. Saya akan bertanya lagi dengan serius, kalau saya menunggumu, apa kau akan datang?"
⠀ ⠀ ⠀"Tidak. Memang kamu siapa saya?"
⠀ ⠀ ⠀Jihoon menjawab sesuai emosinya malam itu. Ia rasanya baru saja dicampakkan Mina tapi tiba-tiba gadis itu datang meminta untuk didatangi. Jihoon tak akan semudah itu.
⠀ ⠀ ⠀Lagipula rasanya ia harus menghukum Mina. Biar gadis itu tau Jihoon tak bisa dibeginikan.
⠀ ⠀ ⠀"Ayahku sudah datang dan aku tak sempat menyiapkan puisi atau semacamnya, tapi dengar baik baik," gadis itu menghela napas,
"Jihoon, saya jatuh hati sejak kali pertama saya menatap matamu yang bersinar, kau punya semesta di matamu. Saya rasa saya akan selalu mencintaimu di masa ini, masa lampau, maupun masa depan.
Saya sayang kamu, sayang sekali."
⠀ ⠀ ⠀Mina pintar sekali membuatnya tak nyaman. Dadanya berdenyut tapi ia menahan ekspresinya. Menahan dirinya untuk tidak berlari dan memeluk gadis itu. Mina tetap harus dihukum.
⠀ ⠀ ⠀Selain mengecewakan Jihoon, gadis itu mencuri start.
⠀ ⠀ ⠀"Dan Jihoon, kalau kau terfikir untuk mencoba untuk bunuh diri, aku tak akan menemuimu lagi."
[]
YOU ARE READING
Absensi Bulan ; Jihoon, Mina.
FanfictionI used to never wait for tomorrow. But you became the reason for me to take one more step. aeluro, 2018.