⠀ ⠀ ⠀Sampai hari-hari berikutnya Jihoon berhasil menyibukkan dirinya sendiri dengan beberapa aktifitas agar tak memikirkan Mina. Gadis itu juga tak datang padanya, tak mencari Jihoon.
⠀ ⠀ ⠀Mina pernah bilang, orang pasti suatu saat akan memiliki titik jenuh pada suatu hal. Saat itulah ia harus berhenti sejenak.
⠀ ⠀ ⠀Jihoon rasa Mina ada benarnya, mungkin ia dan Mina sama-sama sedang lelah. Duh, masalah percintaan anak SMA saja rumit.
⠀ ⠀ ⠀Pulang sekolah seharusnya Jihoon langsung kembali ke runah, tapi Woojin yang katanya mau ke café depan mencegatnya. Mau pulang bareng, katanya. Yoojung juga ikut. Ditambah dia akan menyetir untuk Jihoon.
⠀ ⠀ ⠀Jihoon iya-iya aja, sedikit curiga antara hubungan Yoojung dengan Woojin. Ingin bertanya apa kabar Mina tapi malu.
⠀ ⠀ ⠀"Jihoon, kita temui Mina ya?" Kata Yoojung tiba-tiba.
⠀ ⠀ ⠀Pantas Woojin daritadi mencari rute yang cukup jauh. Jihoon dibikin pusing menghadapinya
⠀ ⠀ ⠀"Kenapa? Mina sakit?"
⠀ ⠀ ⠀"Nggak sakit sih, tapi masa nggak mau ketemu Mina? Dia kan yang selama ini cari kamu, nggak mau sekali-sekali ngalah temui dia duluan?" Yoojung bicara pelan sekali.
⠀ ⠀ ⠀"Tau apa kamu?"
⠀ ⠀ ⠀Yoojung jadi ngeri kalau Jihoon udah galak gini, Woojin menyalakan lagu mencoba mencairkan suasana sambil ikut bernyanyi.
⠀ ⠀ ⠀"Yoojung juga bener, ketemu Mina dulu yuk?"
⠀ ⠀ ⠀"Terserahlah," ia memijit dahinya malas.
⠀ ⠀ ⠀Jihoon tak bisa bohong pada dirinya kalau ia merindukan Mina. Ia juga tak bisa memberi tau temannya kalau ia merindukan Mina.
⠀ ⠀ ⠀Merasa disetujui, Woojin mengarahkan mobik menjauhi rumahnya. Ke tempat lain.
⠀ ⠀ ⠀"Ngapain kesini?" Jihoon memandang sekeliling ketika Woojin memarkir mobil.
⠀ ⠀ ⠀"Kita nganter Yoojung dulu ya sebentar? Pake jaketmu," kata Woojin menoleh ke belakang.
⠀ ⠀ ⠀Yoojung mengangguk, kemudian menpuk pundak Jihoon, memintanya untuk segera turun.
⠀ ⠀ ⠀Jihoon dalam hati merutuki sepupunya yang malah memanfaatkan mobilnya untuk mengantar Yoojung ke sebuah rumah duka.
⠀ ⠀ ⠀Lagipula Yoojung ngapain sih ke rumah duka?
⠀ ⠀ ⠀"Temenin saya dulu ketemu temen didalem habis itu kita ketemu Mina ya?" Pinta Yoojung sambil menarik lengan Jihoon. Ini mah bukan diminta, tapi dipaksa.
⠀ ⠀ ⠀Karena ini rumah duka, Jihoon bertingkah sesopan mungkin dengan jaket hijau armynya yang tak begitu mencolok diantara pelayat berbaju hitam lainnya.
⠀ ⠀ ⠀Begitu memasuki satu ruangan, Woojin mengusap punggung Jihoon, membuatnya risih.
⠀ ⠀ ⠀"Ayo beri penghormatan terakhir," Yoojung mengusap lengannya ketika sedang melepas sepatu.
⠀ ⠀ ⠀Jihoon sudah hampir protes karena ia paling tidak suka di usap-usap.
⠀ ⠀ ⠀Ketika masuk kedalam ruangan, langkahnya terhenti di ambang pintu. Bukan hanya langkahnya, namun degup jantungnya.
⠀ ⠀ ⠀Ia membeku.
⠀ ⠀ ⠀Kakinya seolah tak menapak di tanah ia mengawang, dan Jihoon tau kalau ia berhalusinasi. Ia membasahi bibirnya.
⠀ ⠀ ⠀Menggelengkan kepalanya, tapi tangisan Yoojung yang memeluk lengannya sungguh nyata. Begitu juga tangan Woojinnyang melingkar di pundaknya, menguatkannya.
⠀ ⠀ ⠀Beratus-ratus kali Jihoon meyakinkanndirinya kalau ini hanya halusinasi, yang didapatinya malah berjuta kenyataan.
⠀ ⠀ ⠀Kenyataan bahwa foto Minalah yang dipajang di temani puluhan bunga di sekitarnya.
⠀ ⠀ ⠀Kenyataan bahwa rumah duka yang ia kunjungi adalah tentang Mina.
⠀ ⠀ ⠀Kenyataan bahwa Mina sudah pergi dan tak bernyawa.
⠀ ⠀ ⠀Kenyataan bahwa hari-harinya sudah tak akan di temani senyum serta tawa gadis itu. Tak akan ada lagi bibir manis yang selalu menyemangatinya.
⠀ ⠀ ⠀Minanya sudah pergi.
⠀ ⠀ ⠀Yoojung dan Woojin sudah memberi penghormatan terakhir, namun Jihoon masih berdiri menatap foto Mina yang sedang tersenyum.
[]
So sorry kalau ini diluar ekpektasi kalian, tapi personally saya pengen coba nulis yang kayak gini walau jadinya juga malah ambyar begini wkwk terimakasih yang sudah menyempatkan membaca!
YOU ARE READING
Absensi Bulan ; Jihoon, Mina.
FanfictionI used to never wait for tomorrow. But you became the reason for me to take one more step. aeluro, 2018.