tiga belas

101 21 10
                                    

⠀ ⠀ ⠀Sampai hari-hari berikutnya Jihoon berhasil menyibukkan dirinya sendiri dengan beberapa aktifitas agar tak memikirkan Mina. Gadis itu juga tak datang padanya, tak mencari Jihoon.

⠀ ⠀ ⠀Mina pernah bilang, orang pasti suatu saat akan memiliki titik jenuh pada suatu hal. Saat itulah ia harus berhenti sejenak.

⠀ ⠀ ⠀Jihoon rasa Mina ada benarnya, mungkin ia dan Mina sama-sama sedang lelah. Duh, masalah percintaan anak SMA saja rumit.

⠀ ⠀ ⠀Pulang sekolah seharusnya Jihoon langsung kembali ke runah, tapi Woojin yang katanya mau ke café depan mencegatnya. Mau pulang bareng, katanya. Yoojung juga ikut. Ditambah dia akan menyetir untuk Jihoon.

⠀ ⠀ ⠀Jihoon iya-iya aja, sedikit curiga antara hubungan Yoojung dengan Woojin. Ingin bertanya apa kabar Mina tapi malu.

⠀ ⠀ ⠀"Jihoon, kita temui Mina ya?" Kata Yoojung tiba-tiba.

⠀ ⠀ ⠀Pantas Woojin daritadi mencari rute yang cukup jauh. Jihoon dibikin pusing menghadapinya

⠀ ⠀ ⠀"Kenapa? Mina sakit?"

⠀ ⠀ ⠀"Nggak sakit sih, tapi masa nggak mau ketemu Mina? Dia kan yang selama ini cari kamu, nggak mau sekali-sekali ngalah temui dia duluan?" Yoojung bicara pelan sekali.

⠀ ⠀ ⠀"Tau apa kamu?"

⠀ ⠀ ⠀Yoojung jadi ngeri kalau Jihoon udah galak gini, Woojin menyalakan lagu mencoba mencairkan suasana sambil ikut bernyanyi.

⠀ ⠀ ⠀"Yoojung juga bener, ketemu Mina dulu yuk?"

⠀ ⠀ ⠀"Terserahlah," ia memijit dahinya malas.

⠀ ⠀ ⠀Jihoon tak bisa bohong pada dirinya kalau ia merindukan Mina. Ia juga tak bisa memberi tau temannya kalau ia merindukan Mina.

⠀ ⠀ ⠀Merasa disetujui, Woojin mengarahkan mobik menjauhi rumahnya. Ke tempat lain.

⠀ ⠀ ⠀"Ngapain kesini?" Jihoon memandang sekeliling ketika Woojin memarkir mobil.

⠀ ⠀ ⠀"Kita nganter Yoojung dulu ya sebentar? Pake jaketmu," kata Woojin menoleh ke belakang.

⠀ ⠀ ⠀Yoojung mengangguk, kemudian menpuk pundak Jihoon, memintanya untuk segera turun.

⠀ ⠀ ⠀Jihoon dalam hati merutuki sepupunya yang malah memanfaatkan mobilnya untuk mengantar Yoojung ke sebuah rumah duka.

⠀ ⠀ ⠀Lagipula Yoojung ngapain sih ke rumah duka?

⠀ ⠀ ⠀"Temenin saya dulu ketemu temen didalem habis itu kita ketemu Mina ya?" Pinta Yoojung sambil menarik lengan Jihoon. Ini mah bukan diminta, tapi dipaksa.

⠀ ⠀ ⠀Karena ini rumah duka, Jihoon bertingkah sesopan mungkin dengan jaket hijau armynya yang tak begitu mencolok diantara pelayat berbaju hitam lainnya.

⠀ ⠀ ⠀Begitu memasuki satu ruangan, Woojin mengusap punggung Jihoon, membuatnya risih.

⠀ ⠀ ⠀"Ayo beri penghormatan terakhir," Yoojung mengusap lengannya ketika sedang melepas sepatu.

⠀ ⠀ ⠀Jihoon sudah hampir protes karena ia paling tidak suka di usap-usap.

⠀ ⠀ ⠀Ketika masuk kedalam ruangan, langkahnya terhenti di ambang pintu. Bukan hanya langkahnya, namun degup jantungnya.

⠀ ⠀ ⠀Ia membeku.

⠀ ⠀ ⠀Kakinya seolah tak menapak di tanah ia mengawang, dan Jihoon tau kalau ia berhalusinasi. Ia membasahi bibirnya.

⠀ ⠀ ⠀Menggelengkan kepalanya, tapi tangisan Yoojung yang memeluk lengannya sungguh nyata. Begitu juga tangan Woojinnyang melingkar di pundaknya, menguatkannya.

⠀ ⠀ ⠀Beratus-ratus kali Jihoon meyakinkanndirinya kalau ini hanya halusinasi, yang didapatinya malah berjuta kenyataan.

⠀ ⠀ ⠀Kenyataan bahwa foto Minalah yang dipajang di temani puluhan bunga di sekitarnya.

⠀ ⠀ ⠀Kenyataan bahwa rumah duka yang ia kunjungi adalah tentang Mina.

⠀ ⠀ ⠀Kenyataan bahwa Mina sudah pergi dan tak bernyawa.

⠀ ⠀ ⠀Kenyataan bahwa hari-harinya sudah tak akan di temani senyum serta tawa gadis itu. Tak akan ada lagi bibir manis yang selalu menyemangatinya.

⠀ ⠀ ⠀Minanya sudah pergi.

⠀ ⠀ ⠀Yoojung dan Woojin sudah memberi penghormatan terakhir, namun Jihoon masih berdiri menatap foto Mina yang sedang tersenyum.


[]


So sorry kalau ini diluar ekpektasi kalian, tapi personally saya pengen coba nulis yang kayak gini walau jadinya juga malah ambyar begini wkwk terimakasih yang sudah menyempatkan membaca!

Absensi Bulan ; Jihoon, Mina.Where stories live. Discover now