⠀ ⠀ ⠀Kang Mina.
⠀ ⠀ ⠀Gadis berjuta senyum itu meninggal. Melompat jatuh dari jembatan Sungai Han, menurut pengakuan ayahnya yang melaporkan diri sebagai saksi sekaligus penyebab Mina melakukan hal itu.
⠀ ⠀ ⠀Padahal, dulu Mina berhasil menyelamatkan satu nyawa yang hendak melompat disana.
⠀ ⠀ ⠀Tapi ia malah memilih untuk melompat dan mengakhiri hidupnya.
⠀ ⠀ ⠀Jihoon salah, ia terlalu banyak cerita soal dirinya tak pernah dengar cerita Mina. Gadis itu depresi. Berjuta tingkat jauh diatas Jihoon.
⠀ ⠀ ⠀Ayahnya kalah judi, keluarganya semakin miskin, ia putus sekolah dan harus bekerja di banyak tempat padahal umurnya belum memenuhi.
⠀ ⠀ ⠀Malam itu, ia hendak dijual kepada pria hidung belang oleh sang ayah. Berpikir akan ada pangeran berkuda putih yang menyelamatkan, ia melarikan diri.
⠀ ⠀ ⠀Tapi Mina salah. Pangerannya sedang emosi malam itu. Memilih untuk melepaskan putrinya.
⠀ ⠀ ⠀Mina tidak mau hidup dengan pria-pria yang hanya datang memenuhi napsunya kemudian ia dibuang. Dia butuh uang tapi harga dirinya jauh diatas uang.
⠀ ⠀ ⠀Maka, malam itu ia memilih untuk melompat kedapam sungai dengan aliran deras itu.
⠀ ⠀ ⠀Memang jasad Mina tak bisa ditemukan, tapi mengetahui ada saksi dan melihat waktu kejadian, kepolisian memutuskan kalau gadis itu sudah tewas dan tak bisa di temukan.
⠀ ⠀ ⠀Selama di rumah duka, Jihoon hanya diam. Tak berkomentar sama sekali, sibuk memikirkan bagaimana Mina. Bagaimana kalau tubuhnya tertabrak bebatuan, bagaimana kalau jasadnya terkoyak, bagaimana kalau dimakan binatang buas, dan hal mengerikan lainnya.
⠀ ⠀ ⠀Hingga malam tiba, ia pergi ke Sungai Han ditemani Woojin dan Yoojung. Menangis di pinggir jembatan.
⠀ ⠀ ⠀"Bukan salah kamu kok, Hoon," Yoojung sedih melihat temannya, apalagi Woojin.
⠀ ⠀ ⠀"Saya brengsek, Yoojung. Kalau waktu itu saya datang padanya, kalau waktu itu saya bilang akan menemuinya, semua karena saya," Jihoon terisak.
⠀ ⠀ ⠀Ia setengah gila.
⠀ ⠀ ⠀Yoojung memeluknya, mengingatkan kalau masih ada orang-orang di sekitar Jihoon yang peduli padanya.
⠀ ⠀ ⠀"Jangan gini, Jihoon. Ini semua udah takdir."
⠀ ⠀ ⠀"Enggak Jin, harusnya saya waktu itu datang padanya."
⠀ ⠀ ⠀Jihoon tiba tiba berdiri, memegang pinggiran jembatan, Yoojung semakin memeluknya.
⠀ ⠀ ⠀"Jihoon, bukan ini yang Mina mau. Mina sayang sama kamu," kata Yoojung.
⠀ ⠀ ⠀"Dan rasa sayang itu membunuh saya, Yoojung."
⠀ ⠀ ⠀"Jihoon," rengek Yoojung yang kini tangisannya melebihi Jihoon.
⠀ ⠀ ⠀Pria itu hendak melompat, namun Yoojung yang cengeng terus memeluknya.
⠀ ⠀ ⠀Kalau kau berfikir untuk bunuh diri lagi, aku tak akan menemuimu.
⠀ ⠀ ⠀Jihoon mundur. Ia menjauh dari jembatan, membuat Woojin menghela napas lega.
⠀ ⠀ ⠀"Woojin, tubuh Mina belum ditemukan, dia masih bisa selamat. Iya kan?" Jihoon menatap Woojin putus asa. Yang ditatap mengacak rambutnya pusing.
⠀ ⠀ ⠀"Bukan gitu Jihoon, kita semua tau siapa pun yang terjun pasti-" Woojin menggantung katanya, tapi Jihoon mengerti.
⠀ ⠀ ⠀Kakinya melemas, ia terduduk, kembali menangis. Malam itu serta malam-malam berikutnya menjadi sangat sulit.
fin.
it must hurt to know
i am your most
beautiful
regretMilk and Honey, Rupi Kaur.
Hulaaaa! Seperti yang kalian lihat, cerita ini sudah final. Sudah selesai sampai disini, tapiiiiii otak saya yang nakal ini pengen nyoba bikin sequel, menurut kalian gimana? Huehehehe
Anyway makasih banyak buat kalian kalian semua pembaca Absensi Bulan. Terimakasih buat supportnya sampai akhirnya cerita ini selesai di bagian ke-empat belas. I get so many love from this story thank you soooooo much!
love,
Diva Adara.
YOU ARE READING
Absensi Bulan ; Jihoon, Mina.
FanfictionI used to never wait for tomorrow. But you became the reason for me to take one more step. aeluro, 2018.