Gue kerumah lo bukan apa-apa kok, cuma minta ganti rugi doang!
GAG~
"Hai. Ketemu lagi!" ujar cowok tersebut sembari tersenyum.
Gia hanya menatap datar cowok yang ada di hadapannya tersebut.
"Kok diem aja sih lu? Gue manusia kali bukan setan!" ujar cowok tersebut kembali.
"Lo.tuh.se.tan tau gak?" ucap Gia buka suara seraya menekankan perkataannya.
"Woo selow dong! Galak amat dah!"
"Lo tau darimana rumah gue?"
"Bukan urusan lo!"
Gia berdecak sebal. "Terus lo kesini mau ngapain?"
"Gue kerumah lo bukan apa-apa kok, cuma minta ganti rugi doang!" tegasnya. Sontak membuat Gia membulatkan matanya dan menatap cowok dihadapannya tersebut dengan sinis.
"Ganti rugi apaan coba?"
"Masalah lo yang nabrak gue di koridor." balasnya sewot.
Oke. Sekarang Gia paham cowok ini pasti cowok tengil yang tempo hari melabrak dirinya dan di rooftop.
"Kenapa? Kaget? Apa lo belum tau nama gue? Kenalin nama gue Giovano Arsan Galaktosa gantengnya duabelas tigabelas sama Manu Rios!" kenal nya dengan kepedeannya.
Ya cowok yang baru saja memperkenalkan dirinya itu adalah Gio. Cowok tengil berjuta pede nan babdboy berkelas~
"Dih! Jijik gue!" ujar Gia dan langsung masuk ke dalam rumahnya dan meninggalkan Gio sendirian.
"Woy urusan gue belum selesai sama lo!" teriak Gio dari luar pintu rumah Gia.
Samar-samar Gio mendengar suara teriakan kembali yang ia yakini itu suara dari mama Gia.
"Gia itu siapa teriak-teriak?"
"Orang gila mah, gak usah diurusin!"
"Orang gila? Hah? Pintunya udah kamu kunci kan?"
"Udah mah beres sans aja!" ujar Gia santai sambil menaiki tangga menuju kamarnya.
Sedangkan Gio ia hanya bisa mengumpat kesal dan langsung pergi dari pekarangan rumah Gia dengan perasaan kesal.
👣👣👣👣
Senin. Hari ini adalah hari senin, ya hari terburuk bagi Gia. Karena apa? Ia akan mendapat tugas menjadi pemimpin upacara karena saat ini adalah tugas untuk Osis. Mau tak mau Gia mengiyakan dan memenuhi persyaratan untuk datang lebih awal. Mungkin karena Gia kerajinan akhirnya ia datang jam lima subuh untuk kesekolah, kepagian sekali."Nah kepagian kan gue! Ish emang dasar, bulan-bulan lalu juga si aland yang jadi kenapa sekarang gue! Ishh ganggu tidur gue aja kalo kayak gini!" umpat Gia kesal sambil berjalan di koridor kelas yang masih sangat sepi. Karena malas akhirnya Gia pergi ke rooftop untuk melihat matahari yang akan muncul dengan indahnya. Tak lupa ia juga mengabadikan momen tersebut dengan handphone yang berada di saku roknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gianna & Giovano (Slow Update)
Ficção Adolescente[Tahap Revisi] Dia cantik, tinggi, putih, dan pintar. Tetapi dia cerewet , suka marah, gak pedulian, sekali ngomong aljabarnya kemana mana, bermulut pedas, prestasi dimana mana,kadang suka ketawa sendiri kayak orang gak beres, ketua tim cheerleader...