Hari sudah begitu malam, namun Gia juga belum tiba dirumahnya setelah pergi keluar bersama Xilva. Waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB membuat Anna— begitu resah karena sang anak juga belum pulang.
Cklek.
"Assalamualaikum mama Anna yang Gia cintai dan sayangi" ucap Gia saat ia membuka pintu utama.
Anna yang mendengar salam dari sang anak hanya menghela napas. Gia pun mendekat dan menyalimi tangan sang Mama.
"Darimana aja?" tanya Anna karena tidak biasanya Gia akan pulang lebih dari jam 8 malam.
"Ih mama, ada salam gak dijawab gak baik tau! Main ma, sama Xilva. Abis main kerumahnya Xilva eh malah ketiduran hehe" ujarnya, sembari tersenyum kepada mamanya.
"Iya, waalaikumsalam Gia anak mama. Yaudah, sekarang mandi habis itu salat. kamu udah makan belum?!"
"Udah kok ma. Ohya, adek mana?"
"Lagi di ajak jalan sama papa. tadinya mau nungguin kamu eh tapi kamu gak pulang-pulang" jelas Anna sembari jalan menuju ke dapur.
"Hehe, abis aku males ketemu sama anak klient mama"
"Emang ada masalah apa sih kamu tu sama si Gio?" tanya Anna heran mengapa Gia begitu tidak suka dengan anak klient-nya.
"Udah intinya nyebelin ma. aku naik dulu"
"Udah makan?"
"Udah mamakuu, tadi mama juga udah nanya"
"Oh iya, lupa. Yaudah, sana ganti baju"
"Iya maaa"
Gia pun mulai berjalan menaiki anak tangga untuk menuju kamar nya. Dikarenakan dirinya sudah begitu lelah ditambah besok adalah hari Senin maka ia akan segera tidur lebih awal. Baru saja ia memejamkan kedua matanya terdengar dentingan notifikasi telepon dari handphone yang ia letakkan di atas nakas. Sontak saja Gia terkejut dan sedikit kesal. Dengan segera ia mengambil handphone nya dan terteralah nama seseorang yang selalu saja ia rindukan.
Geano.
"Halo! Assalamualaikum gi tumben banget angkatnya lama?"
"Waalaikumsalam, hehe iya no maaf tadi habis dari kamar mandi" bohongnya karena tidak ingin membuat Ano tak enak hati karena ia tadi sebenarnya akan tidur.
"Oh kirain kemana. kamu apa kabar?"
"Baik, alhamdulillah. Ano juga baik kan'?"
"Alhamdulillah. Oh ya gi aku mau bilang besok kak Gibrant mau nyusul aku Singapura, kamu ikut?"
"Hah beneran? ih mau!!" pinta Gia dengan puppy - eyes nya yang tidak mungkin bisa dilihat oleh Ano.
"Iya beneran, gimana?"
"Duh gimana ya no, sumpah aku tu pengen banget ikut bang Gibrant tapi besok aku ada simulasi UN" ujar Gia dengan nada sedihnya.
"Yah gabisa dong.. yaudah gapapa deh next time aja ya.. simulasi kamu lebih penting kan emang mau UN kamu.. semangat ya!" ucap Ano di seberang telepon yang juga tak kalah sedih.
"Oke deh next time aku nyusul hehe.. yaudah kamu tidur gih sana istirahat"
"Iya ini mau istirahat kok. Bye Gia good night"
"Iya no good night too"
Tutt..
Setelah memutuskan sambungan telepon nya dengan Ano, Gia memutuskan untuk langsung tidur saja dikarenakan ia juga sudah sangat lelah sekali.
🌥️🌥️🌥️
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi, namun Gio tak kunjung bangun dari tidurnya, padahal sedari tadi Papanya sudah mengetuk pintu kamarnya berulang - ulang.
Cklek
Pintu kamar terbuka, dan menampakkan sosok laki-laki bertubuh tegap dengan setelan rapi jas kantornya, sembari menghela napas pelan.
"Astaghfirullah ini anak tidur apa mati sih?" gerutu Andra— selaku Papa dari Gio.
Andra pun berjalan mendekati sang anak yang kini masih tertidur pulas dengan memegang stik PS nya, yang sudah Andra simpulkan bahwa anaknya bermain PS hingga larut malam.
"Arsan, bangun udah setengah tujuh! sekolah gak sih!" ucap Andra yang memanggil nama tengah anaknya, sembari menepuk-nepuk pipi Gio.
Gio hanya bereaksi sebentar dan menjawab hanya dengan dehaman tanpa membuka kedua matanya.
"Arsan ih bangun!"
"Lima menit lagi pa!" pinta Gio sembari memeluk guling ulat bulu kesayangannya.
Andra yang mulai tersulut emosi pun hanya bisa bersabar, dan...
Byur!
Andra menyiram sang anak dengan air yang berada di nakas milik Gio. Gio yang sadar telah di siram pun terkejut dan bangun dari tidurnya, lalu menatap papa nya yang kini sudah berwajah merah bak kepiting rebus.
"Apa? minta lima menit lagi? udah jam berapa ini arsan.. bentar lagi udah masuk. telat mulu!"
"Ya kan tiap hari aku telat mulu pa!" gumam Gio pelan namun masih bisa terdengar oleh Andra.
"Makanya kalo nggak mau telat ya bangun pagi, main PS terus sih! Papa sita mau??!" ancam Andra sembari mengambil PS yang terletak di meja membuat Gio membulatkan matanya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya tanda ia tidak ingin PS nya di sita.
"Jangan dong pa! ntar aku gak bisa main lagi!"
"Salah sendiri main gatau waktu! Udah sana mandi udah jam tujuh kurang sepuluh menit tuh!" titah Andra membuat Gio beranjak berdiri dan berjalan ke kamar mandi.
Sempat Gio menoleh ke arah Andra sembari mengatakan
"Tapi PS aku jangan di sita ya pa. plis!" ucap nya memohon kepada sang papa.
"Udah sana mandi! bawel amat jadi anak!" geram Andra membuat Gio hanya menyengir dan segera masuk ke kamar mandi.
HALO EPRIBADEH!! CIEEE AKU UDAH UPDATE😂 YA ALLAH UDAH BERAPA BULAN NI AKU HIATUSS?? TENANG GUYS AKU SEDANG MENGUMPULKAN SEMANGAT KU UNTUK MENULIS LAGI KOK!!
HAPPY READING AND HAPPY HOLIYAY GUYSSS!!
❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Gianna & Giovano (Slow Update)
Teen Fiction[Tahap Revisi] Dia cantik, tinggi, putih, dan pintar. Tetapi dia cerewet , suka marah, gak pedulian, sekali ngomong aljabarnya kemana mana, bermulut pedas, prestasi dimana mana,kadang suka ketawa sendiri kayak orang gak beres, ketua tim cheerleader...