1 jam yang lalu Gia dan Geano telah sampai di Bandara Internasional Changi Singapura. Dan saat ini mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju rumah milik kedua orang tua Ano yang terletak lumayan jauh dari bandara.
"No masih lama ya?" tanya Gia yang mulai lelah karena sudah 2 jam duduk di dalam taksi.
"10 menit lagi sampai gi!" ujar Ano sembari mengelus puncak kepala Gia lembut.
"Alhamdulillah!" gumam Gia pelan sambil menatap ke arah luar jendela.
10 menit berlalu sampai lah mereka di rumah yang terbilang cukup sedang. Jika dilihat dari luar memang terlihat minimalis tapi entah bagaimana di dalam rumah nanti. Bonyok Ano kan workaholic mau model sekecil apapun di dalamnya mah pasti beda lagi~
Setelah menurunkan barang-barang mereka dari bagasi mobil Ano mengajak Gia masuk ke dalam rumah tersebut.
Pintu pun di buka dan benar saja rumah milik kedua orang tua Ano tersebut sangatlah mewah dan besar. Tampak dari luar saja yang terlihat sederhana namun di dalam ruangan tersebut sangat berbeda dengan tampak luar.
"Ini rumah apa istana?!" gumam Gia pada dirinya sendiri.
"Kamar nya di atas Gi. Sebrangan kok! Dirumah ini gak ada pembantu jadi harus ekstra bersihin sendiri! Cuma karena kita mau datang makanya udah dibersihin duluan sama yang jaga kunci rumah! Gak capek kalo mau beresin sendiri!" ujar Ano mengingatkan Gia, dan dibalas anggukan oleh Gia.
"Yaudah kamu istirahat aja , biar aku yang beresin!" ucap Gia sembari menatap Ano.
"Jangan sampe capek ya! Besok pemeriksaan aku jam delapan pagi!" ujar Ano kembali mengingatkan dan dibalas anggukan lagi oleh Gia.
🕗🕗🕗"Eh gi, lo disana udah kemana aja?!"
"Apanya yang kemana sih?!"
"Ish, lo kan ke Singapur lo udah kemana aja?"
"Oh! Gue belum kemana-mana elah, gue baru aja beres-beres rumah. Besok gue harus nemenin Ano periksa!"
"Yaelah, gue kira udah jalan-jalan. Gue titip oleh-oleh ya. Itu loh disana kan aksesoris nya bagus-bagus ehe!" Ucap Xilva sambil terkekeh membuat Gia memutarkan bola mata nya kesal.
"Iya insya allah gue beliin! Udah ya, gue mau makan bye!"
"Oke, see you next week!"
Tutt..
Sambungan mati secara sepihak. Gia pun keluar dari kamar dan berjalan ke arah kamar Ano yang tepat di depan kamarnya.
Cklek.
Belum saja ingin mengetuk, pintu sudah terbuka.
"Kenapa gi?"
"Laper hehe!" Ujar Gia sembari menyengir.
"Yuk makan!" Ajak Ano sembari turun.
"Eh, tapi kamu kan belum bisa makan yang keras-keras!" Ujar Gia membuat Ano terkekeh.
"Ada stok bubur kok!" Gumam Ano pelan namun dapat didengar oleh Gia.
"Ada bubur?" Tanya Gia pelan dan di balas anggukan oleh Ano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gianna & Giovano (Slow Update)
Fiksi Remaja[Tahap Revisi] Dia cantik, tinggi, putih, dan pintar. Tetapi dia cerewet , suka marah, gak pedulian, sekali ngomong aljabarnya kemana mana, bermulut pedas, prestasi dimana mana,kadang suka ketawa sendiri kayak orang gak beres, ketua tim cheerleader...