Author POV
Kelam. Kata itu dapat menggambarkan kehidupanmu selama 15 tahun. Bagaimana tidak? Setiap hari, kau harus rela dicambuk dan tak diberi makan. Entahlah, kau tidak faham mengapa orangtuamu setiap hari mencambukmu.
Hari ini, kau akan mengitari kota lagi. Kota dengan banyak pemabuk yang siap menerkammu setiap saat. Yah, ini bawah tanah. Penuh kekerasan dan dosa.
(Y/N) POV
Aku melihat mayat seorang wanita yang masih segar. Sepertinya ia baru saja mati? Hmm... Pasti lezat. Segera saja kuambil sebagian daging dan kulitnya. Aku kanibal? Yah, kalau nggak kepaksa banget sih aku nggak bakal makan manusia. Salahkan 'mereka' yang seenak jidat menyiksaku tanpa memberi makan. Orang mana yang mau mati kelaparan.
Aku berjalan menelusuri lorong gelap menuju ke 'rumah'ku. Disana tercium bau alkohol dengan pekat. Pemabuk itu lagi? 2 hari yang lalu nyaris aku diperkosa olehnya.
"Bangsat" gumamku.
Ah! Shit! Si pemabuk itu jalan kemari. Kabur ah...
Beberapa menit kemudian...
Aku terengah-engah ketika sampai di pintu dapur. Ku banting pintu itu dan mulai menyiapkan makan malam. Malam ini aku menyiapkan kentang tumbuk yang dicampur dengan cincangan daging. Untuk pertama kalinya, orangtuaku mau makan semeja denganku. Tentu saja aku senang. Sembari menunggu masakanku selesai, aku memutuskan untuk berjalan-jalan.
Aku berjalan menyusuri lorong gelap tadi. Saat keluar dari lorong, aku melihat keramaian disana. Ada apa ya?
Kudekati kerumunan orang itu.
Deg!
Author POV
"Ayah! Ibu!"
Kau berteriak dengan kencangnya. Kau geser orang-orang yang menghalangi pandanganmu. Dengan jelas, kau melihat orangtuamu mati bersimbah darah. Habis dipukuli dan di injak-injak. Kau ingin menangis tapi tak bisa. Yang ada hanyalah tawa menggelegar yang keluar dari mulutmu. Kau memandang tajam orang-orang yang mengerumuni mayat kedua orangtuamu. Memang, kau selalu disiksa oleh mereka. Namun sungguh, kau sangat menyayangi orangtuamu.
"Siapa yang berbuat ini hayo~ Coba maju kemari~" kau berucap santai
Sekelompok preman sangar keluar. Tanpa basa basi kau menghajar... bukan, membunuh mereka satu persatu. Seranganmu mengenai salah satu preman tepat dijantungnya. Ia ambruk. Dengan cekatan kau melakukan hal serupa kepada rekan-rekannya. Tentunya mereka mengelak. Namun dengan lihai, kau menyerang ke bagian-bagian vital dengan tepat. Saat diserangpun, kau menghindar dengan cekatan.
Sekitar 40an orang mati ditanganmu. Lukanya tidak banyak. Hanya diurat nadi, jantung, ataupun kepala bagian belakang. Senjatamu? Sebilah belati kecil yang tidak terlalu tajam. Semua orang yang menonton perkelahianmu memandangmu ngeri. Kau berjalan kearah mayat orangtuamu dengan tatapan kosong. Membelai pipi mereka dengan bersamaan.
"Tenanglah disurga, ayah, ibu"
Kau tersenyum miris dan berlalu meninggalkan seonggok mayat manusia penuh darah.
- 3 bulan berlalu -
(Y/N) POV
Sudah 3 bulan berlalu sejak orangtuaku meninggal. Kini, yang kulakukan merupakan kejahatan. Melalu kejadian itu, aku terkenal sebagai 'mesin pembunuh bawah tanah' dan banyak yang membayarku untuk membunuh musuh mereka. Yah, untuk bertahan hidup, bukankah aku boleh melakukan apapun? Hari-hariku berjalan dengan hampa. Kuharap, ada malaikat yang dapat mengeluarkanku dari neraka ini dan membawaku ke dunia atas.
Hari ini, aku tak ada misi apapun. Aku hendak membeli bahan pangan untuk malam nanti. Lumayan, habis gajian.
Tiba-tiba, seseorang menepuk pundakku.
"Nona, dapatkah saya memesan jasa anda? "
Mataku melebar. Wangi ini... Bangsawan? Aku berbalik badan dan menatap datar matanya.
"Untuk apa tuan bangsawan? "
Aku berusaha untuk berlaku sopan. Mungkin aku akan dibayar besar. Tuan itu menarikku menuju gang sempit.
"Aku akan membayarmu dengan harga tinggi saat ini juga. Kau hanya perlu untuk membunuh Lord Grimm, politisi kerajaan." Ujarnya sembari menunjukkan sekoper uang.
Ooo... Mataku berbinar karnanya. Aku mengangguk dan menyambar koper itu.
"Akan kubunuh sekarang juga, ia sedang ada di bawah tanah bukan? Di pusat administrasi? Kau, tunngu berita kematiannya esok pagi"
Aku menyeringai dan meninggalkan tuan itu lalu menuju ke kantor administrasi.
- 3 jam berlalu -
Suara rintihan memenuhi telingaku. Aku menyeringai senang mendengarnya. Dengan strategi yang kubuat, aku dapat memancing si Lord Grimm dan membunuhnya. Aku menusukkan belatiku ke arah jantungnya, menggores urat nadinya. Kupikir semua akan berjalan lancar, namun aku salah.
Brakk...
Suara sobrakan pintu teramat kasar menghentikan ukiran belatiku.
"Oi, gaki. Hentikan perbuatanmu"
Terdengar suara bariton yang cukup keras. Aku menengokkan kepalaku ke arah suara tersebut. Kulihat sesosok malaikat yang dikelilingi cahaya. Ia berambut hitam, bermantel hijau khas militer, dan berwajah datar. Aku mendekatinya dan mendekatkan wajahku dengan wajahnya. Kuusap wajah pucatnya dengan tanganku yang penuh darah.
"Apakah kau malaikat yang kutunggu-tunggu, tuan?"
Aku berucap dengan spontan. Kurasakan sesuatu mendorong tubuhku. Kini, jarak antara kami mungkin tinggal beberapa senti. Ia beralih ke telingaku dan berkata,
"Siapa yang tahu, bocah"
Tanpa aba-aba, ia menendang perutku dan membuatku pingsan. Kurasakan sekilas tubuhku digendong bridal style. Setelah itu, aku benar-benar pingsan.
'Mungkinkah aku akan masuk penjara? Atau mungkin ini akan menjadi kisah hidupku yang baru?'
- bersambung -
Author note....
Huwaaaaa, maafkan saya atas kekurangan tulisan absurd dan jelek saya. Aduh..... Malu deh...
Jadi, this is my first fanfiction guys. Saya juga masih kelas 1 smp. Jadi maap kalo jelek -evil laugh-
Oh ya, gambar diatas adalah illustrasinya (Y/N). Ngeri nggak?
Sekian dulu ya... Bubay 😋😋😋
Btw, ini mukanya (Y/N) Waktu bunuh orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Savior, My Angel. (Levi x Reader)
FanfictionKau, gadis dari bawah tanah yang di sebut sebagai 'mesin pembunuh bawah tanah' berhasil ditangkap oleh kesatuan militer dunia atas. Kau kemudian sadar bahwa yang membawamu adalah seorang Levi Ackerman, prajurit manusia terkuat -yang dikenal judes...