(y/n) POV.
Aku dimana? Seingatku aku sedang makan bersama Hanji. Sialan. Aku diculik?
Seseorang membuka pintu megah yang ada di depanku.
"Hai. Nama saya Edmund. Saya bertugas untuk menjaga nona."
Seorang pemuda muncul di hadapanku. Rambutnya berwarna emas. Cantik. Eh?
"Aku dimana?"
"Di rumah anda yang asli. Kediaman keluarga Mondlicht."
Mataku membelalak sejenak. Mondlicht?
"Aku tak suka berada di sini. Biarkan aku pergi," ucapku tajam.
"Maaf, nona. Anda tak boleh pergi sampai bertemu ayah anda yang asli."
Setelah Edmund menyelasaikan kalimatnya, pintu terbuka. Tampak sesosok paruh baya, berambut semi putih dan hitam, jangkung, pucat, dan cukup kurus. Ia mendekatiku.
"Selamat datang dirumah, (Y/N). Ayah merindukanmu."
"Jangan basa-basi, pak tua! Katakan apa maumu dan biarkan aku kembali ke markas Pasukan Pengintai!" Ucapku sembari menunjukkan muka masam.
Entah aku salah ucap atau bagaimana, sebuah tamparan yang cukup keras membekas di pipiku.
"Pasukan Pengintai bukanlah tempat yang cocok bagi bangsawan seperti kita! Ingat! Kau adalah bangsawan di sini. Bukan anak bawah tanah yang kumal dan kotor!"
"Bangsawan atau bukan, kau tak berhak mengatur hidupku!"
Ini pertama kalinya aku kelepasan emosi.
"Aku berhak! Aku ayahmu!"
"Ayah mana yang menjual anaknya demi keuntungan pribadi?!"
Tiba-tiba, aku teringat akan sesuatu yang tersembunyi dalam memori masa kecilku.
-Flashback-
"Ayah! Hari ini kita mau kemana?" Seorang gadis bertanya dengan penuh semangat pada 'yang lebih tua'.
Tunggu, itu aku? Pastinya, pria itu adalah ayahku.
"Kita akan berjalan-jalan ke dunia bawah, anakku sayang." balas ayah dengan senyumnya.
Sepertinya aku adalah anak yang cukup ceria dahulu. Ayah menggandeng tanganku dan menuntunku memasuki kereta kuda. Dalam sekejab, semuanya berubah menjadi putih.
Aku membuka mataku dan mendapati 'aku kecil' dan ayahku yang sedang bernegosiasi.
"Tuan, kuberikan anakku padamu. Ia memiliki darah bangsawan sepertiku dan anda dapat melakukan apapun padanya."
Pria yang disebut 'tuan' menyerahkan sebuah koper. Ah, itu pastilah uang.
"(Y/N), pergilah bersama paman itu. Ia akan menjagamu dari kejahatan. Ayah harus bertugas ke istana selama seminggu. Baik-baik ya dengan paman!"
'Aku kecil' merengut tak senang. "Ayah! Jangan bohong ya! Kembalilah dalam seminggu!"
Ayah tampak melambaikan tangannya padaku. Aku membalas lambaiannya.
"Nah, bangsawan Mondlicht, aku tak akan memanjakanmu. Ikut aku."
Tanganku ditarik paksa oleh paman dan dibawa ke rumah lamaku di kota bawah tanah. Aku di dudukkan disebuah kursi dan diikat.
"Apa yang kau lakukan! Tak seharusnya seorang bangsawan diperlakukan demikian!" Ucap 'aku kecil' dengan suara tinggi.
"Hey, aku tak bermaksud berbohong atau bagaimana. Tapi ayahmu itu telah menjualmu dengan harga cukup tinggi untuk kujadikan mainan. Sehabis ini, kau akan kusuntik dengan cairan penghilang ingatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Savior, My Angel. (Levi x Reader)
FanfictionKau, gadis dari bawah tanah yang di sebut sebagai 'mesin pembunuh bawah tanah' berhasil ditangkap oleh kesatuan militer dunia atas. Kau kemudian sadar bahwa yang membawamu adalah seorang Levi Ackerman, prajurit manusia terkuat -yang dikenal judes...