8. Unexpected

5.2K 668 248
                                    

(Y/N) POV

Introgasinya sudah selesai dan aku diperkenankan untuk kembali ke ruanganku. Ada beberapa pertanyaan yang masih terngiang di benakku.

- Flashback on -
"Apa kau yatim piatu sejak kecil?"

"Tidak, heichou. Orang tua saya dibunuh oleh sekelompok preman yang sedang bosan."

"Apa kau kanibal?"

"Saya memang pernah memakan daging manusia. Namun itu semata karena darurat. Saya tidak pernah diberi makan oleh orang tua saya."

"Apa kau sudah dinodai? Atau kau malah seorang pelacur?"

"Saya masih suci, heichou. Apa yang membuat anda berpikir kalau saya adalah seorang pelacur? "

"Di bawah tanah banyak gadis muda yang menjadi pelacur untuk menyambung hidup, bocah. Tak menutup kemungkinan kalau kau bagian dari mereka juga. Selanjutnya, apa kau pernah menjalin hubungan khusus dengan seseorang?"

"Contohnya, heichou?"

"Bertunangan, berpacaran, dan sejenisnya"

"Tidak."

"Satu pertanyaan tambahan dariku. Jika ada yang bertanya untuk menjalin hubungan denganmu, apa yang akan kau lakukan, bocah?"

"Saya... Saya akan menyelidiki apakah perasaannya tulus atau terpaksa."

"Tidak memandang fisik?"

"Tidak."

- flashback end-

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang menggiang di kepalaku. Apalagi yang tentang 'hubungan', aku saja belum pernah merasakannya.

'Bruk'

Keasikan berpikir membuatku tidak fokus dan menabrak sesuatu. Tapi, empuk? Aku memfokuskan pandanganku dan melihat apa yang telah kutabrak.

"Miss Petra?"

"Eh, (Y/N). Ish! Jangan panggil pakai 'miss' lah. Panggil saja Petra. Kebetulan sekali aku ingin bertemu denganmu."

"Baiklah, saya akan memanggil anda Petra. Mengapa anda ingin bertemu saya?"

"Jangan formal-formal. Oh! Aku ingin mengajakmu untuk melihat kamar barumu. Mulai besok kamu akan tinggal disana karena sudah menjadi bagian dari Squadnya Heichou."

"Baiklah."

Akupun mengikuti langkah kaki Petra. Sekitar 5 menit kemudian, kami berdua tiba di tujuan. Petra mengetuk ruangan itu. Tidak mendengar jawaban, ia membuka pintunya pelan-pelan. Ia lalu menarik tanganku untuk masuk. Tapi, aku menahannya.

"Biarkan aku lepas sepatu dahulu, Petra. Sepertinya, teman sekamarku pecinta kebersihan."

"Kamu pengamat yang sangat baik, (Y/N)."

"Terimakasih"

Setelah lepas sepatu, kami masuk keruangan tersebut. Dari yang kulihat, nampaknya kamar ini lebih besar dari milik Hanji. Padahal, kamar Hanji saja sudah lebih besar dari kamar lainnya.

"Lihat-lihatlah terlebih dahulu. Kalau mau tanya silahkan saja."

Aku meneliti setiap sudut yang ada. Mewah juga ruangan ini. Perhatianku tertuju pada tempat tidur berukuran king size yang hanya ada 1.

"Petra"

"Ada apa, (Y/N)?"

"Dimana teman sekamarku akan tidur?"

You're My Savior, My Angel.  (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang