4. New Friends

5.8K 761 90
                                    

(Y/N) POV

Aku membuka mataku perlahan. Cahaya terang menyambut kasar mataku.

"Hm? Sudah bangun (Y/N)? Bersiaplah, kita harus segera berangkat. "

Kulihat Hanji sudah hampir selesai mengenakan atributnya. Tanpa basa basi, aku langsung mandi dan bersiap. Selesai mandi, kusambar seragam beserta atributnya. Satu hal yang berbeda, aku mendapat cravat putih. Selesai, lalu aku berlari kecil untuk mengenakan sepatu. Hanji sudah siap dan menungguku di depan pintu.

"Ayo berangkat, Hanji"

"Kau mandi tidak sih? Cepat sekali selesainya"

Ucapan Hanji mengakhiri percakapan diantara kami. Dengan sedikit tergesa, kami berjalan menuju lapangan tempat para kadet biasa berlatih.

Sesampainya disana...

Wah... Disini banyak orang yang seumuran denganku. Hanji menyeretku untuk menghadap ke pelatih para kadet, Keith Shadis. Mendengar namanya membuatku bergidik kecil. Shadis, kuharap orangnya nggak sadis beneran.

"Selamat pagi, Sir Shadis. Perkenalkan nama saya (fullname), mulai saat ini saya akan berada dibawah bimbingan anda. Mohon bantuannya, sir. "

"Hm. Aku ragu gadis kecil dan ringkih sepertimu mampu untuk mengikuti pelatihan dengan singkat. Kau akan dilatih selama seminggu saja, sedangkan yang lainnya selama 3 tahun. Bisakah kau mengimbangi mereka, (Y/N)? "

"Saya akan berusaha mengimbangi mereka, sir. "

Sir Shadis mengulurkan tangannya dan tentu saja aku menjabatnya balik. Sir Shadis memanggil seluruh kadet untuk berbaris di depan kami.

"Kadet yang ke 104! Kalian semua mendapat kawan baru. Ia adalah (fullname), berbaik-baiklah dengannya!" Sir Keith memperkenalkan diriku.

Kubungkukkan badanku sebagai salam hormat. Aku asing sekali dengan tatapan para kadet.

"Latihan dimulai! Ambil 3DMG kalian dan lari keliling lapangan 50 kali! Laksanakan!"

"Siap! Laksanakan!"

Seluruh kadet berlari mengambil 3DMGnya masing-masing. Aku hanya bisa celingukan karena tidak tahu apa itu 3DMG dan akukan tidak memilikinya.

"Hei, (Y/N)! Ambil 3DMG milikku! Yang sebelah kanan perempuan pendek berambut blonde!"

Melihatku yang celingukan, Hanji memberikan 3DMGnya padaku. Segera aku berlari menuju arah yang dimaksud Hanji. Kusambar 3DMGnya dan kuikatkan pada sabuk-sabuk yang ada ditubuhku. Aku menyontek cara menggunakannya dari pria berambut coklat, kurasa ia mahir menggunakan 3DMG. Tanpa kusadari, aku terus diamati oleh Hanji. Yak, selesai. Saatnya berlari mengitari lapangan.

- setengah jam berlalu -

Hanya sekitar seperempat kadet yang mampu menyelesaikan perintah Sir Shadis. Pada putaran ke 30, banyak kadet yang tumbang. Bagaimana denganku? Aku tuntas menyelesaikan perintah Sir Shadis. Entah mengapa aku sama sekali tak merasa terbebani.

Sir Shadis mendekatiku,

"Kau kuat juga rupanya. Kulihat, kau sama sekali tidak terengah-engah. Tak letihkah?"

"Tidak sir. Saya masih cukup kuat jika hanya 50 putaran"

Mendengar perkataanku, kadet lain tercengang. Kenapa sih? Ada yang salah dengan ucapanku?

"Lanjutkan latihan kalian!"

"Tapi Sir! Anda baru saja memberi kami tugas pemanasan 2 kali lipat dari biasanya! Biarkan kami istirahat sejenak!" Seorang gadis berambut coklat dikuncir kuda merengek.

"Sasha! Kau mau dibunuh!" Ucap laki-laki botak.

Sir Shadis menghela nafas sejenak.

"Masa kalian kalah dengan gadis ringkih macam (Y/N)? Lemah sekali kalian! Cepat ambil minum jika kalian haus. Waktu kalian 1 menit!"

Hanya ada 5 anak yang yang tidak mengambil minum. Oh, ditambah aku jadi 6. Sesosok pemuda berambut hitam dan tinggi menjulang menghampiriku, ia diikuti oleh pria kekar berambut pirang.

"Halo, (Y/N). Namaku Reiner Braun dan ini temanku, Berthold Hoover. Bolehkah kita berkenalan?" Pria pirang yang bernama Reiner Braun itu mengulurkan tangannya.

"Tentu, tentu saja boleh. Kuharap kita dapat menjadi teman. Ah, maaf tapi aku jarang tersenyum karena senyumku mengerikan. Jadi kuharap kalian tidak tersinggung bila wajahku datar datar saja." Ucapku sembari membalas uluran tangannya.

Laki-laki tinggi yang bernama Berthold hanya tersenyum kaku.

"Sepertinya sudah saatnya kembali berlatih, setelah pemanasan, biasanya kita akan melakukan latihan beladiri." Ujar Berthold. Wah, suaranya lembut sekali.

"Aku tidak bisa bela diri. Apa itu beladiri?"

"Yah, seperti berkelahi untuk melindungi dirimu. Kurang lebih seperti itu." Ujar Reiner.

"Oh ya, satu lagi. Jangan mengajak Mikasa, yang berambut hitam pendek atau Annie, yang berambut pirang dijepit untuk berduel. Akupun akan kalah jika berduel dengan mereka. Kecuali Sir Shadis memasangkanmu dengan mereka" Bisik Reiner. Aku hanya mengangguk tanda mengerti.

"Oi, kalian bertiga! Cepat kemari! Aku akan melakukan pengundian untuk kalian!" Sir Shadis meneriaki kami bertiga.

"Ya, kita akan untung untungan habis ini" Berthold tersenyum kecut.

Kami bertiga melangkah menuju kumpulan para kadet. Sir Shadis mulai menyebutkan pasangan latihan bela diri dan tibalah saatku,

"(Y/N) dengan Annie Leonhart"

Sir Shadis agak menyeringai. Tubuhku berkeringat dingin karena orang-orang bilang Annie sangat hebat dalam bela diri. Crap! Mati aku!

- bersambung -

You're My Savior, My Angel.  (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang