5. Hatred

91 4 0
                                    

"KAU!" pekik Seokjin tertahan melihat sepasang anak muda di depannya. Nam Joon menengok kepadanya lalu bergantian kepada anak muda itu bergantian dengan heran. Dia lalu mengenali yeoja di depannya sebagai pelayan di kafe kemarin.

"Hai... Kau yang di kafe kemarin, ya?" seru Nam Joon dengan ramah lalu mendekat ke arah mereka. Sedangkan Seokjin mematung di tempatnya, mengalihkan pandangannya ke tempat lain dengan ekspresi wajah seperti benci.

"Ah, annyeonghaseo Tuan. Kau yang kemarin tidak jadi pesan itu, kan?" Jimin dan Taehyung mendekat.

"Hahahaha.. Iya itu aku. Oiya kenalkan namaku Kim Nam Joon. Dan ini pacarku Kim Seokjin." ujar Nam Joon lagi sambil menarik tangan Seokjin supaya mendekat ke arahnya. Seokjin hanya menganggukan kepalanya dan menolak jabat tangan Jimin.

Jimin terkejut mendengarnya, tetapi dia tidak merubah ekspresinya.

Ini kau, Oppa? Sudah lama aku tidak melihatmu. Pantas kemarin aku seperti mengenalmu. Rambutmu berubah ya, dan sekarang kau makin kurus, tetapi wajahmu tetap tampan seperti dulu.

"Perkenalkan namaku Kim Jimin dan ini pacarku Kim Taehyung." Taehyung lalu membungkuk dengan hormat.

"Kalian sudah selesai berdoa? Kami kesiangan hari ini. Untung kami sempat membeli bunga ini." lanjut Nam Joon sambil menunjukan seikat lili di tangannya.

"Ya, kami sudah selesai. Kalau begitu kami permisi pulang dulu, Tuan."

"Ah jangan memanggilku Tuan. Nama saja cukup." sergah Nam Joon lagi. Seokjin tetap diam tak bergeming dari tadi. Dia hanya menatap dua orang di depannya ini dengan wajah yang angker.

"Ah, baiklah kalau begitu Nam Joon-ssi. Kami permisi pulang dulu. Sampai jumpa." Jimin dan Taehyung membungkuk sekali lagi dibalas dengan anggukan dan senyuman hangat dari Nam Joon. Sedangkan Seokjin hanya mengangguk dengan malas.

"Siapa itu tadi?" tanya Taehyung ketika mereka sudah di mobil.

"Itu pelangganku yang ku ceritakan kemarin." sahut Jimin lalu melempar pandangannya ke luar jendela.

"Oh. Tapi yang satu terlihat tidak senang melihat kita. Sombong sekali."

Jimin segera menengok ke arah Taehyung yang menyetir sambil memonyongkan mulutnya.

"Hahahahaha.. Kau sensitif sekali, Tae." Jimin berusaha mengalihkan perhatiannya.

Dia bukan tidak senang melihatmu,Tae. Dia tidak senang melihatku. Setelah sekian lama kau masih membenciku, Oppa?

Nam Joon masih memperhatikan dua orang itu walaupun mobil mereka sudah hilang di belokan jalan. Seokjin menarik lengannya sedikit keras.

"Ayo, Joonie. Apa yang kau lihat dari tadi sih?"

"Ah tidak, hanya saja yeoja itu manis. Dan mukanya sedikit mirip denganmu, ya kan?" Nam Joon tersenyum menghadap Seokjin.

Seokjin memutar matanya dengan malas.

"Cih, memangnya dia siapa kau bandingkan denganku? Kau mau aku marah seperti kemarin?"

"Tidak sayangku. Kenapa setiap kali melihat dia kau selalu ketus, sayang? Seperti wanita datang bulan saja." lanjut Nam Joon sambil mencolek bahu Seokjin.

"Ah, sudahlah. Ayo cepat, kita sudah terlalu siang ini." tanpa menunggu jawaban Nam Joon Seokjin cepat berjalan ke arah makam orang tuanya.

"Lho ada bunga lili juga disini? Siapa yang habis mendoakan makam orang tuamu, Jinnie?" Nam Joon heran melihat ada sebuket bunga lili putih cantik di atas nisan itu.

I Just Love You - END COMPLETEDWhere stories live. Discover now