17. Sacrifice

191 10 3
                                    

Jimin menginjak kotak itu, menyembulkan kepalanya perlahan dan dengan jelas melihat apa yang terjadi di dalam.

Jaebum bersama dengan dua orang suruhannya...

Memukuli seseorang...

Yang sedang terikat tangan kanan dan kirinya...

Dan orang itu...

Taehyung...

Jimin menutup mulutnya sebelum jeritan keluar dari situ. Dengan jelas dia melihat Taehyung yang babak belur. Wajahnya sudah tidak karuan. Darah membasahi kemeja putihnya, juga ada robek dibeberapa bagian. Dua orang suruhan Jaebum hanya berdiri di belakang Taehyung sambil sesekali memukul atau menendang Taehyung dari belakang.

Jimin menangis dalam diam, dirinya tidak sangka Jaebum mampu melakukan ini semua. Tangisannya sontak berhenti ketika dia mendengar Jaebum berteriak.

"Tinggalkan Jimin..!! Dia milikku....!!" teriaknya sambil menendang perut Taehyung kuat.

Taehyung hanya bisa terhuyung ke belakang. Dia merasa tubuhnya sudah mati rasa. Dia tidak mengetahui siapa orang ini dan juga kenapa dia diculik seperti ini. Dan sekarang orang ini memintanya menjauhi Jimin dan mengatakan Jimin miliknya? Taehyung bisa gila jika membiarkan Jimin bersama orang seperti ini.

"Jangan....mimpi...." kata Taehyung terbata mulutnya mengeluarkan darah, lagi.

Jaebum menaikan alisnya dan menyeringai dingin.

"Tampaknya kau tidak cukup hanya dipukuli saja, ya? Bagaimana kalau lebih baik kau mati, jadi tidak ada penghalang lagi antara aku dan Jimin?" tanyanya sarkas sambil mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya, bersiap menusukan pisau itu ke perut Taehyung.

Jimin terkejut melihat hal itu, dia cepat-cepat turun dari pijakan dan berlari masuk ke dalam lalu menempatkan badannya di depan Taehyung seperti tameng.

"Jaebum...!! Jangan lakukan itu, aku mohon.....!" teriak Jimin merentangkan tangannya di depan Taehyung.

Baik Jaebum ataupun Taehyung sama-sama terkejut melihat Jimin yang berlari masuk melindungi Taehyung. Jaebum mengantongi kembali pisau itu.

"Jim.... Jimin....? Apa yang kau lakukan disini, princess?" suara Jaebum tercekat kaget tapi wajahnya berubah melembut ketika melihat Jimin yang sedang menangis sekarang, "Jangan menangis, sayang... Jiminie...jangan menangis, oke?"

"Berhenti menyakiti Taehyung, Jaebum? Kenapa kau melakukan ini? Lepaskan dia...!!" Jimin terus menangis sambil memeluk Taehyung.

Tentu saja hal ini membangkitkan amarah Jaebum yang sedari tadi dia tahan di depan Jimin. Dia mencengkram kedua tangan Jimin kuat dan menariknya paksa mendekat ke dadanya.

"Hiks.... Sakit Jaebum... Lepaskan aku..." rintih Jimin.

"Lepaskan...dia..brengsek!!" teriak Taehyung tidak terima melihat Jimin diperlakukan kasar seperti itu.

"Diam, Jiminie... Jangan menangis lagi.." kata Jaebum datar sambil mencengkram lebih kuat. Ekspresinya sangat dingin sekarang.

"Hiks...sakit..! Lepaskan..sakit...! Hiks..Hiks..."

"Aku bilang diam, Jim.. Hentikan tangisan itu..."

"Lepaskan aku dan Taehyung, aku mohon! Hiks...hiks....hiks..." Jimin tetap mengiba sambil menangis.

"Diam, aku bilang!!" Jaebum tiba-tiba menampar pipi kanan Jimin kencang sampai memerah dan membuat Jimin terhuyung. Kepalanya sedikit pusing sekarang.

Jaebum terkejut melihatnya, lebih terkejut lagi melihat sudut bibir Jimin berdarah sekarang.

"Astaga, maafkan aku Jim!" katanya panik tapi tak melepaskan cengkramannya. Sebelah tangannya mencoba mengelus pipi yang tadi ditamparnya namun Jimin menghalau tangan itu. Jaebum lekas melepaskan cengkramannya yang membuat Jimin kembali memeluk Taehyung sekarang.

I Just Love You - END COMPLETEDWhere stories live. Discover now