Jimin tertawa lepas saat roda roller coster itu bergerak menukik turun. Dia sangat senang menaiki wahana ini kalau berada di taman hiburan. Matanya melirik ke kanan. Jaebum bahkan tidak berekspresi dari awal duduk di kursi wahana ini. Jimin tidak tahu, nyawa Jaebum seakan lepas dari raganya. Jaebum membenci permainan seperti ini. Andai bukan Jimin yang memaksa, dia lebih memilih pulang daripada harus menaikinya.
"Woaaaaaah...!! Hihihihi ayo kita naik lagi..." seru Jimin ketika mereka sudah turun, tidak melihat wajah Jaebum yang pucat pasi.
Tidak ada jawaban memaksa Jimin menengok ke belakang, ke arah Jaebum yang sedang menutup mulutnya lalu lari tunggang langgang ke arah toilet. Mau tak mau Jimin ikut berlari mengikuti.
"Kau tidak apa-apa?" tanyanya tak lama setelah Jaebum keluar dari toilet.
"Jangan. Naik. Itu. Lagi...." Jaebum mengeja setiap kalimatnya sambil menatap tajam Jimin.
Jimin terpaksa menahan ketawanya. Orang sekeras Jaebum bahkan muntah gara-gara naik roller coster? Dia harus menceritakan ini pada Kookie dan Lisa. Mereka pasti terkejut.
"Aku tidak tahu kau anti naik wahana itu." ucapnya setengah membela diri.
Jaebum hanya menggelengkan kepala. Dia masih merasa pusing dan mual. Jimin jadi kasihan melihatnya.
"Ayo, kita cari teh hangat." ajak Jimin lagi sambil pergi mendahului.
Jaebum tiba-tiba menarik tangan Jimin mendekat sehingga mau tak mau wajah Jimin sekarang ada di depan dada bidang Jaebum.
Tangan Jaebum yang memegang erat tangan kirinya sedangkan tangan yang lain merengkuh pinggangnya membuat mata Jimin menatap langsung netra Jaebum saat dia mendongak.
"Jangan pergi duluan seperti itu, Jiminie. Kalau kau hilang, aku akan kerepotan mencarimu." kata Jaebum pelan tapi tegas menatapnya sambil jarinya mengelus pipi Jimin sekarang.
Jimin sedikit risih dengan interaksi itu, lalu mendorong Jaebum dengan pelan lalu berkata, "Aku tidak akan hilang. Tenang saja. Kau bisa mengekor tepat dibelakangku."
Jaebum hanya tersenyum saat Jimin berjalan menjauh sambil menengok ke segala arah mencari booth makanan.
"Aku semakin menyukaimu, Jiminie. Putuskan saja pacarmu dan jadilah milikku." ujarnya pelan.
**
"Sayang......" teriak Namjoon saat dia membuka pintu depan.
"Helooo sayangku... Kamu lagi apa, hah?" serunya lagi sambil menaruh jas dan tas kantor di sofa depan lalu berjalan ke arah kamar Seokjin.
"Say... Astaga Seokjin!!" teriaknya lagi saat melihat Seokjin terkapar di lantai. Namjoon segera membopongnya kembali ke kamar.
"Seokjin.. Sayang ayo bangun! Ada apa denganmu? Sayang...!" Namjoon panik mendapati Seokjin tidak merespon apa-apa. Sedangkan badannya mulai mendingin.
Namjoon segera turun ke bawah, mempersiapkan mobil, berlari kembali ke kamar lalu membopong Seokjin kembali ke mobil dan melarikan mobil itu seperti kesetanan menuju rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, Seokjin segera dibawa ke IGD. Namjoon sangat khawatir. Apalagi dia tidak boleh masuk ke dalam sekedar menemani Seokjin.
Kakinya bergerak takkala melihat dokter yang menangani Seokjin keluar dari ruangan itu. Penjelasan dokter sejenak membuat lidahnya kelu.
**
Pip..pip..
Notifikasi pesan dari handphone Jimin berdering. Jimin yang saat itu sedang makan setelah lelah bermain bersama Jaebum segera membaca pesan yang masuk.
YOU ARE READING
I Just Love You - END COMPLETED
FanfictionSeokJin, Jimin, Taehyung.. Dua namja, satu yeoja.. Bukan..bukan... Ini bukan cinta segitiga seperti yang kalian duga... Ini hanya cerita tiga anak manusia yang terjalin dalam satu cerita.. Tentang menyayangi, tentang kehilangan.. I released you.. I...