"Namjoon-ssi..." panggil Jimin, "Aku sudah siap. Ayo!"
"Kau sudah mengabari tempat kerjamu?"
"Sudah, aku sudah kirim pesan ke manager dan temanku."
"Baiklah kalau begitu. Ayo... Kita makan malam dulu, ya? Kau harus menjaga kesehatanmu juga..." Namjoon sambil tersenyum.
"Oiya, Namjoon-ssi. Apa aku boleh meminta satu hal?"
Namjoon menaikan satu alisnya dengan dahi berkerut, "Apa itu?"
"Berjanjilah padaku untuk tidak memberitahu Seokjin-ssi kalau aku yang mendonorkan ginjal ini."
Namjoon langsung teringat foto itu dan ingin menanyakannya, tapi terpotong oleh Jimin yang kembali bersuara, "Aku tidak ingin Seokjin-ssi tahu. Aku tidak ingin dia merasa berhutang padaku. Aku tidak ingin dia terbebani apapun."
Mulut Namjoon terbungkam mendengar hal itu. Hatinya berdesir dengan kebaikan yeoja yang sedang berdiri di depannya sekarang dan menatapnya penuh harap.
"Aku berjanji...." kata Namjoon akhirnya, "Dan aku meminta maaf untuk sikap Seokjin yang sedikit kasar padamu saat di kafe ataupun saat di pemakaman. Tolong jangan diambil hati."
Jimin tertawa mendengarnya, "Aku bahkan sudah melupakannya. Tenang saja, aku bukan seorang pendendam. Kalau begitu ayo, nanti terlalu malam..."
Namjoon mengangguk sambil kembali tersenyum. Namjoon hendak bersuara lagi menanyakan soal foto itu, tapi melihat Jimin terburu-buru kembali ke rumah sakit, maka dia pun menahan pertanyaannya.
Nanti saja kalau operasi Seokjin sudah selesai, batin Namjoon lagi.
Dia dan Jimin pun keluar dari apartemen lalu pergi dari situ. Tanpa tahu ada sepasang mata yang mengamati mereka dari jauh sambil mengeraskan rahang menahan cemburu.
"Mau kemana mereka? Siapa itu pria yang bersama Jimin? Aku seperti pernah bertemu dengannya?"
**
Keesokan harinya.
Jimin sudah memakai baju operasinya, masih di kamar rawat duduk di pinggir tempat tidurnya, menunggu suster yang akan membawanya ke ruang operasi.
"Kau sudah siap, Jim?" sapa Yoongi pagi itu menjenguk Jimin di kamarnya.
"Hum..! Tentu saja, Oppa...." Jimin melebarkan senyumnya, merentangkan tangannya memeluk pinggang Yoongi yang ramping.
"Kau manja sekali hari ini? Tidak berubah dari kecil ya.." Yoongi tersenyum simpul membiarkan Jimin memeluknya hangat.
"Hahahahaha.. Tolong biarkan seperti ini sebentar saja. Aku rindu padamu, Oppa. Sudah lama tidak bertemu, sekalinya bertemu dalam keadaan seperti ini."
Yoongi kembali tersenyum sambil mengelus rambut halus Jimin dengan sayang.
"Aku pun rindu padamu, Jim. Aku teman Seokjin dan kau adiknya. Aku sudah menganggapmu seperti adikku juga. Aku sangat terkejut mengetahui kau sudah tidak tinggal di rumahmu. Entah apa yang terjadi. Namun apa pun itu, aku tidak ingin melangkah jauh mencampurinya. Aku hanya berharap Seokjin bisa menerimamu sebagai adiknya dan memperlakukanmu dengan baik. Aku yakin jika dia mengetahui tentang donor ini, dia pasti menyesal dengan semua yang terjadi diantara kalian."
Jimin melepaskan pelukannya dan memandang lurus ke mata Yoongi.
"Berjanjilah padaku kau tidak akan memberitahunya, Oppa. Seperti kataku kemarin, aku tidak ingin..."
"Iya, aku paham." potong Yoongi menatap balik Jimin, "Dan berjanjilah juga padaku kau harus lebih memperhatikan kesehatanmu setelah ini."
Jimin mengangguk kuat, "Tentu, Oppa."
YOU ARE READING
I Just Love You - END COMPLETED
FanficSeokJin, Jimin, Taehyung.. Dua namja, satu yeoja.. Bukan..bukan... Ini bukan cinta segitiga seperti yang kalian duga... Ini hanya cerita tiga anak manusia yang terjalin dalam satu cerita.. Tentang menyayangi, tentang kehilangan.. I released you.. I...