8. Temptation Pt.2

76 4 0
                                    

Taehyung sedang membaca laporan ketika tiba-tiba sekretaris Lee datang mengabarkan CEO Bae ingin bertemu dengannya. Taehyung segera datang menemuinya.

"Ya Sajangnim, Anda ingin bertemu denganku?" tanya Taehyung saat berada di ruangannya.

"Taehyung-ssi silahkan duduk." Tuan Bae menyambut dengan ramah, "Aku mendengar dari atasanmu kalau kau membutuhkan asisten untuk project-mu kali ini?"

"Ah, iya Tuan. Ini pertama kali bagiku menangani project sebesar ini dan jujur aku sedikit kelimpungan." jujur Taehyung tidak berani menatap atasan tertingginya ini.

"Nah kebetulan. Putriku baru saja menyelesaikan S2 nya di Amerika. Akhir bulan ini dia akan kembali ke Korea. Aku akan menugaskannya bersama denganmu menyelesaikan project itu, sekaligus sebagai bahan belajar untuknya. Apa kau keberatan bila dia menjadi asisten projectmu?"

Taehyung menegakkan tubuhnya dengan sedikit keberanian memandang atasan di depannya. Dia tidak mungkin menolak apalagi ini putri-nya sendiri, ya kan?

"Tentu, Tuan. Terima kasih." ujar Taehyung.

**

Jaebum mengaduk kopinya pelan sambil matanya mengawasi gadis yang sedang bekerja di depannya sekarang. Ini gelas kopi keduanya siang ini. Dia sudah berada disana, bahkan dari sebelum kafe itu buka.

"Jaebum, apa yang kau lakukan disini?"

"Menunggu kafe ini buka. Aku ingin meminum kopi."

"Kau bisa minum di tempat lain?" mata gadis itu memicing bingung menatapnya.

"Tidak bisa, aku hanya ingin minum di kafe ini. Aku sudah bilang pada Mark hyung kalau aku jadi member tetapnya sekarang." Jaebum tersenyum manis.

"Terserah." gadis itu mengangkat bahunya lalu memutar kunci, membuka kafe itu, dan mempersiapkan segalanya.

"Aku duduk disini. Bekerjalah, aku mohon jangan terganggu karena aku.... Dan..aku memesan hot americano.." Jaebum berkata sambil tersenyum simpul.

Gadis itu sudah menarik perhatian Jaebum dari sejak pertama kali pria itu melihatnya. Dia...gadis termanis yang pernah Jaebum kenal. Aku harus memilikinya, pikir Jaebum lagi sambil menggoreskan senyum nakalnya siang itu.

Jaebum benar-benar berada disana seharian. Ya, seharian sampai kafe itu tutup. Jimin memang bekerja full shift hari ini bersama dengan Lisa. Lalu dengan alasan kemalaman, dia kembali menawarkan tumpangan untuk Jimin. Dengan setengah memaksa tentunya.

"Apa kau lapar, Jiminie?" tanya Jaebum sambil menyetir.

Jiminie, secepat itukah pria ini akrab denganku?, pikir Jimin bingung.

"Aku....." baru saja Jimin menjawab tapi Jaebum kembali memotong kalimatnya.

"Aku lapar, Jiminie. Kau tahu kan seharian aku hanya meminum kopi dan memakan cheese cake. Itu pun hanya satu slice."

Dahi Jimin berkerut lalu menoleh ke arah Jaebum.

"Salahmu sendiri. Kenapa kau menunggu sampai kafe tutup? Apa kau tidak ada pekerjaan? Apa atasanmu tidak marah kalau kau tidak bekerja hari ini?"

"Tidak ada yang berani memarahiku. Karena akulah atasan itu." sahut Jaebum dengan santai.

Jimin menganggukan kepalanya tanda mengerti. Dia memang belum mengetahui siapa Jaebum, kecuali namanya.

I Just Love You - END COMPLETEDWhere stories live. Discover now