Namjoon melarikan mobilnya dengan kencang. Beruntung malam itu tidak ada patroli yang bertugas sehingga amanlah dia dari polisi.
Seokjin terus menerus menangis, beberapa kali menengok ke jok tengah memastikan keadaan Jimin yang diam tak bergerak. Jangan ditanya soal Taehyung, entah berapa kali dia meneriaki Namjoon agar menyetir lebih cepat, meskipun Taehyung tidak tahu siapa dua orang ini yang tiba-tiba datang menolongnya dan Jimin.
Mereka menuju ke rumah sakit tempat Seokjin dioperasi, karena menurut Namjoon itu rumah sakit terdekat dari tempat mereka.
Sesampainya disana, Taehyung segera membopong Jimin ke IGD dibantu Seokjin, sedangkan Namjoon memarkirkan mobilnya dulu.
"Toloong...!! Susteerr...Tolong pacaaarrkuu...!!" teriak Taehyung rusuh.
Dua orang perawat dan seorang dokter lekas berlari menghampiri dan membawa Jimin memeriksanya di ruang IGD. Memeriksa Jimin, tak lama dokter itu berteriak 'siapkan ruang operasi segera' pada perawat yang standby disana. Taehyung berkeras masuk ke dalam tetapi terus di tahan oleh perawat. Akhirnya yang bisa dia lakukan hanya duduk di bangku ruang tunggu sambil meremat kepalanya. Tak ada yang bisa dia lakukan kecuali menunggu apa kata dokter.
"Jimin...Jimin..." panggilnya lirih menangis bagai mantera.
Seokjin pun hanya bisa berdiri beberapa langkah darinya, sama kalutnya dengan Taehyung. Bayangan bagaimana Jimin ditusuk Jaebum dan melihat adiknya sekarat seperti tadi membawa penyesalan yang ada semakin menumpuk.
Jiminie, Oppa disini. Maafkan Oppa... Oppa tidak mampu menjagamu, Oppa mengabaikanmu, Oppa bersikap kasar padamu, Oppa tidak pernah menganggapmu, Oppa kakak terburuk yang pernah ada... Maafkan Oppa... Oppa mohon bertahanlah sayang, jangan tinggalkan Oppa..., batin Seokjin menangis.
Sementara itu, Namjoon yang tengah berjalan cepat menyusul Seokjin dan Taehyung, mendapat panggilan dari seseorang di belakangnya.
"Namjoon...!"
Namjoon pun menengok ke belakang. Dilihatnya Yoongi yang menangani Seokjin melambaikan tangan dengan ramah. Namjoon balas melambaikan tangan ke arah dokter muda teman kecilnya Seokjin itu. Berbaju biasa dan menenteng tas khas dokter, mungkin jam prakteknya telah selesai.
"Annyeonghaseo, Namjoon.. Apa kabarmu? Ada apa datang larut malam begini? Apa terjadi sesuatu pada Seokjin? Jam praktekku telah usai, tetapi biarkan aku membantumu dan Seokjin." Yoongi menangkap aura kekhawatiran dari Namjoon, ditambah wajahnya yang pias menandakan sesuatu sedang terjadi.
"Ah, tidak Hyung. Bukan Seokjin, tapi Jimin...."
"Jimin? Ada apa dengannya?" desak Yoongi ikutan khawatir.
"A--aku tidak bisa menjelaskannya sekarang. Aku harus menyusul Seokjin yang membawa Jimin ke IGD, aku harus tahu keadaan Jimin.. Kalau kau tidak keberatan silahkan ikut denganku..." Namjoon gugup, tingkahnya menunjukan dia ingin secepatnya menghampiri Seokjin.
"Ah, baiklah.. Ayo!" Yoongi langsung berlari ke arah IGD diikuti Namjoon. Jantungnya berdetak kencang ketika mendengar Jimin yang sakit. Jimin sudah dianggap sebagai adiknya. Perlakuan Seokjin pada Jimin, membuat Jimin menempati tempat istimewa di hati Yoongi. Membuatnya ingin memberi kasih sayang seorang kakak yang Jimin tidak pernah dapatkan.
"Bagaimana?" tanya Namjoon pada Seokjin yang masih berdiri mematung hanya bisa menggeleng. Sisa air mata masih ada disana. Namjoon melirik Taehyung yang sekarang duduk dilantai memandang kosong ke depan.
"Astaga, kau perlu diobati..." seru Yoongi ketika melihat wajah Taehyung berantakan bekas darah seperti itu.
"Aku tidak butuh apa pun, aku hanya ingin Jimin... Aku ingin Jimin selamat.. Aku ingin minta maaf padanya... Aku hanya ingin Jimin...." jawab Taehyung pelan.
YOU ARE READING
I Just Love You - END COMPLETED
FanfictionSeokJin, Jimin, Taehyung.. Dua namja, satu yeoja.. Bukan..bukan... Ini bukan cinta segitiga seperti yang kalian duga... Ini hanya cerita tiga anak manusia yang terjalin dalam satu cerita.. Tentang menyayangi, tentang kehilangan.. I released you.. I...