Prolog

164 61 21
                                    

Bagiku, bahagia itu cukup sederhana. Melihat orang yang kita cintai tersenyum lepas dan bahagia seakan membuat hatiku kian terpesona untuk menjalani kisah cinta ini, walaupun terkadang waktu enggan mempertemukan kami di setiap harinya. Rasanya bahagia itu kian bermekaran menyelubungi hatiku yang sangat mudah untuk diajak berkompromi menjalin kisah cinta bersama sang awan dan pelangi kebahagiaan.

''Love is Feeling...''

Kata mutiara indah itulah yang selalu memperkuat indahnya perjalanan cintaku bersamanya, yakni Cowok yang aku suka dua tahun lalu semenjak aku menempuh pendidikan di bangku SMA. Aku mengakui, bahwa perawakannya tak setampan aktor korea Lee Min Hoo, atau artis korea yang kusuka lainnya. Namun sikap dan perhatiannya begitu berkesan bagiku, kondisi itulah yang membuat aku akan tetap mencintainya, walaupun rintangan menghadang dengan keras. Karena bagiku cinta itu adalah perasaan yang gemilang, bukan perasaan yang mudah untuk dipermainkan begitu saja, lewat sebuah ketidakpercayaan.

Cinta juga yang mengajarkan aku arti dari kepercayaan. Selama dua tahun terakhir ini aku menjalani lika-liku perjalanan cinta bersama dengannya dengan begitu mudah dan langgeng, dikarenakan rasa percaya yang kuat terus terikrar dibalik indahnya cinta muda-mudi sepertiku dan dia.

Namun...

Semenjak dua bulan terakhir ini, kebahagiaan dan kehangatan yang selama ini aku rasakan bersamanya seakan hilang sirna. Entah mengapa, sikap hangat dan tulusnya berubah kepadaku, semenjak dia mulai menekuni hobi barunya, yakni manggung di Cafe. Terus terang, sih, aku suka dan menyambut baik hobi barunya itu, namun demikian, lama-kelamaan ada sebuah kejanggalan di dalam lubuk hatiku terhadapnya, yang membuat aku sontak harus menyelidiki semua keraguan dan kecurigaanku. Karena aku ingin bahagia itu akan tetap ada bersama orang yang aku cinta, dan itu adalah dia....

#HappyisSimple

JealousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang