14 ~ Janji?

43 33 21
                                    

Janji adalah kesepakatan sakral yang pada hakikatnya tidak bisa diingkari keberadaannya.
Karena janji,
Begitu hebat efeknya demi mewujudkan sebuah kebahagiaan dan senyuman di antara sebuah hubungan...

*****

8.00 PM
Dell's Cafè...

"Kamu bahagia nggak kalau aku sayang sama kamu?"

Pertanyaan itu?
Gila!

"Kamu masih tanya kayak gituan sama aku, sayang? Kamu gila, ya?" Gue merespon pertanyaan nggak masuk akal yang tiba-tiba Nuca ajukan di saat bersama dengannya di Cafe kesayangan gue saat itu.

"Ya aku pasti bahagialah kalau sama kamu. Kamu jangan ngaco-ngaco deh pertanyaannya. Nggak masuk akal tau," seloroh gue dengan nada sedikit kesal, sambil masih menatap bingung Nuca.

Nuca mengangguk, lalu dia kelihatan menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum lirih. "Aku hanya memastikan apa yang aku tanyakan padamu, sayang," jawabnya.

Ada yang aneh... pikir gue dalam hati.

"Yaya,"

"Sweet Milkshake kesukaan kalian datang!!!"

Suara itu rada-rada hampir saja membuat gue tak mampu berkutik. Ya, si pelayan Cafe langganan gue sama Nuca, alias Bimbim datang dengan lelucon dan seribu pertanyaan anehnya. Hahaha. Kalau setiap ketemu dia di Cafe bawaannya pengen ketawa, dan terkadang pengennya bacok dia.

"Bimbim!!!" Gue bergumam bahagia, karena saat itu melihat Bimbim, si pelayan Cafe tercetar akan penampilan dan ulokannya se-Dell's Cafe datang.

Berhubung udah lama banget gue nggak ketemu dengan dia, akhirnya gue memutuskan untuk memeluknya, berharap bisa menghilangkan rasa rindu itu.

Bimbim merespon. "Hey, hey, kenapa lu peluk-peluk eke, Tasya?" Bimbim kelihatan terkejut, ketika aku melayangkan pelukan kepadanya secara tiba-tiba. "Hm, nanti ada yang cemburu kelesss," sambungnya, sembari melihat ke arah Nuca yang tampak tengah bergerutu bingung melihat tingkah gue.

"Hmmmm...," Nuca terdengar mendehemkan tenggorokannya, sambil melirik gue dan Bimbim, yang sepertinya membuat dia merasa cemburu. Hehehe, Nuca, Nuca...

"Udah, udah dikode berat tuh. Takutnya nanti eke malah ditabok lagi sama pacar lu itu, Sis Sya." Gerutu Bimbim dengan nada kesal, sambil melepaskan pelukan yang gue layangkan ke dia.

Gue hanya terkekeh kecil melihat wajah Nuca yang kini benar-benar merah karena tadi gue peluk Bimbim.

"Kayaknya ada yang cemburu nih!!!" Gue melirik sekilas ke arab Nuca, sembari memiringkan bibir seksi gue. Ih, kepedean amat. Hahahaha...

"Biasa aja kali," kemudian gue kembali duduk di kursi Cafe dan mencokeh dagu Nuca yang memerah.

Nuca mulai salah tingkah, dia terus mengaduk-aduk nggak jelas Milkshake hangat yang tersedia di hadapannya. "Apa?"

"Hmm," gue hanya tersenyum kecil kepadanya, kemudian terkekeh kecil melihat Bimbim yang masih berdiri layaknya patung di samping meja Cafe orderan gue dan Nuca.

"Udahlah, nggak usah pada ngambek-ngambekan. Bosan deh eke yang lihatnya. Jebol tuh mata, karena asik lototin gue mulu, Bro," seloroh Bimbim, sembari menyindir Nuca yang dari tadi melototkan matanya ke Bimbim.

JealousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang