20 ~ Mereka bersama?

14 14 10
                                    

Percaya atau nggak,
Kini aku berasa benar-benar kayak dibodohi sama dua orang yang tega menyakitiku...

💔💔💔💔💔

"Beni! Cepetan dikit dong!" Gue memanggil keras namanya, tatkala ingin mengeluarkan mobil dari bagasi rumah.

Entah kenapa, hari ini gue memutuskan untuk naik mobil, setelah sekian lama tidak mengemudikannya. Mungkin saja karena takut kebasahan kayak kemarin pas pulang sekolah? Makanya deh firasat gue mengatakan untuk naik mobil saja hari ini. Apalagi gue membawa Beni, adik sepupu gue yang bakal sekolah hari ini.

"Iya kak Sya!" Teriaknya pelan, kemudian masuk ke dalam mobil dan duduk di samping gue.

Yap! Hari ini adalah hari pertama sekolah Beni di Indonesia. Setelah sekian lama ia berlibur, tanpa belajar.

"Kok lama banget sih kamu? Solek ya?" Tanya gue dengan wajah sinis, meliriknya sejenak.

"Iya dong kak. Biar nanti sukses tebar pesonanya di depan-depan cewek baru!" Ujarnya sok PD, sambil merapikan rambut.

Gue yang melihatnya hanya mencibirkan bibir, kemudian memutar kunci mobil dan menghidupkannya.

"Dasar lo Ben, demen banget gangguin cewek. Dasar playboy!" Ujar gue sinis.

"Biarin. Yang penting happy, kak!" Jawabnya santai, kemudian memperbaiki lagi rambutnya.

"Heh...,"

💔💔💔💔💔

Sesampainya di sekolah...

"Ben, inget ya, jangan pernah buat masalah sama guru-guru disini!" Jelas gue kepada Beni yang saat itu berada di samping gue. Kini kami berdua tengah berjalan di koridor sekolahan dengan tenang.

Tampak beberapa murid, yang dominannya cewek pada ngelihatin Beni. Hmm, pasti mereka pada naksir nih sama Beni. Duh, gawat!

"Iya, gue ngerti kok. Kakak tenang aja," ujarnya sambil tersenyum. Sesekali ia menebar pesona dengan membalas senyuman cewek-cewek yang melihat dengan tatapan manja.

"Ih, kamu mah! Tebar pesona aja terus! Ayo, cepat dikit jalannya. Udah telat nih ke kelasmu!" Perintah gue tegas, kemudian menarik sedikit lengan jaket yang yang dikenakan Beni saat itu.

"Iya kakak," jawabnya mengangguk.

Lalu kami meneruskan kembali berjalan di kodidor sekolah.

💔💔💔💔💔

"Ini kelas lo Ben!" Tunjuk gue, ketika kami berdua sudah sampai di depan kelasnya Beni.

Dia melirik sekilas ke dalam. "Oke, juga Kak." Sahutnya.

"Ya udah masuk sana gih!" Perintah gue, sembari sedikit mendorong pundak Beni, agar dia lekas masuk ke dalam kelas barunya itu.

"Iya," kemudian dia masuk.

Akhirnya gue meninggalkan dia, dan berlalu menuruni satu demi satu anak tangga menuju lantai bawah.

"Hmm, kok jadi laper ya gue," entah kenapa, mendadak perut gue jadi lapar. Sampai pada akhirnya gue melihat ada anak letting gue disana, dan gue menghampirinya dengan gelagat sok akrab.

"Hei!" Panggil gue dengan nada sok akrab kepadanya.

"Hei" dia membalas kembali, saat menampakan wajahnya kepada gue. Lalu dia tersenyum kecil.

Ternyata cewek yang barusan gue panggil itu adalah Saras, kawan sekelas dengan Nuca dan lumayan dekatkah kalau di kelas dengannya.

"Eh ternyata lo, Saras?" Ucap gue dengan nada sedikit terkejut.

Dia membalasnya dengan senyum. "Tasya,"

"Eh, BTW, ada lihat Nuca, nggak?" Tanya gue sedikit berbisik.

Dia mengernyitkan keningnya. "Nggak tuh. Kayaknya dia belum datang deh," jawabnya lirih.

Saat itu, gue hanya bisa menghembuskan nafas pendek. "Oalah, gue pikir lo liat," kemudian gue kembali membalasnya dengan senyum manis.

"Eh, gue duluan ya, Sya. Ada ulangan nih. Jadi mau belajar dulu," pamit Saras meninggalkan gue yang masih mencari-cari keberadaan Nuca.

"Oh iya gak papa. Silahkan!" Gue memberikan jalan kepadanya.

"Bye!" Ucapnya.

"Bye," gue membalasnya.

Melihat Saras yang sudah beranjak dan menuju kelasnya, akhirnya gue kembali melangkahkan kaki menuju kelas gue yang letaknya tak jauh dari kantin. Lalu, gue pun memutuskan untuk ke kantin membeli makanan terlebih dahulu.

Nuca?
Yasmine?
Itu mereka bukan?

Sontak langkah gue berhenti saat itu juga, tatkala melihat dua orang yang tak asing lagi di mata gue tengah bercandaan berdua. Dan firasat gue mengatakan kalau dia itu adalah Nuca dan cewek yang menggunakan hijab itu adalah Yasmine.

Sontak gue berfikir sejenak, dan terus mengarahkan pandangan dengan jelas.

Mereka bersama?

Kini gue benar-benar dirundu kegalauan dan kebingungan.

Apa benar itu adalah mereka?

Di lain sisi hati gue terasa seperti dicambuk berulang kali oleh rasa sakit yang begitu mendalam karena melihat fenomena yang masih membuat gue bingung. Mereka terlihat begitu bahagia.

Apa benar itu mereka???

Gue mencoba menunduk sekilas, dan memandangi ubin-ubin putih yang berbayang. Disana gue bisa melihat dengan jelas wajah gue yang sekarang benar-benar dirundu dilema.

Lalu, gue kembali mengangkat wajah dan ingin membuktikan, sembari memastikan jikalau mata gue tak salah melihat semua itu.

Tapi, nihil...

Mereka tidak ada lagi.

Kok hilang sih? Apa aku salah liat kali...
Benar-benar membuat dilema saja.

💔💔💔💔💔

Alhamdulillah akhirnya ceritaku ini sudah masuk ke Part 20. So, bagi kalian yang masih setia baca JEALOUS - HEARTBREAK AND MISERY, jangan lupa buat VOTE, COMMENT, DAN RECOMMEND ceritaku ini ya...

Bye, and see u soon in the next part geng!

JealousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang