Andante 13: Feeling

2.8K 473 44
                                    

Wonwoo dan Jun berjalan-jalan di sekitar Regent's Park sebuah taman terbesar kedua setelah Hyde Park. Di dalamnya seringkali ada pertunjukkan open air theater, kebun bunga Rose yang bisa dicium aromanya kapan saja, serta ratusan burung merpati yang bisa diberi makan dan diajak bermain. Wonwoo bukan tipikal orang yang senang diajak berbelanja atau menghabisnya waktunya untuk berjalan-jalan ke mall, ia lebih suka jika pergi ke kedai kopi, perpustakaan, atau taman-taman kota yang jauh dari keramaian. Selama perjalanan, Wonwoo masih saja bungkam, begitu pula dengan Jun. Pria manis bermata rubah itu merasa sulit untuk bagaimana bersikap terhadap Jun ketika ia telah mengetahui semuanya. Wonwoo berusaha mengenyahkan semua pikiran-pikiran itu agar hubungan persahabatan dengan Jun tidak rusak begitu saja.

"Jadi mengapa kau ingin mengajakku jalan-jalan?" Tanya Wonwoo dengan nada bicara senormal mungkin.

"Karena kemarin kau telah menampilkan pertunjukkan terbaik dan aku tidak membawa hadiah seperti yang lain. So, this is reward for you." Jun berkata sambil tersenyum dan menatap Wonwoo.

Diperlakukan seperti itu, Wonwoo mau tidak mau tersenyum.  Sejujurnya, Jun tidak buruk. Ia pria yang baik, dari keluarga terpandang, tidak membeda-bedakan teman, dan tampan. Tapi entah mengapa, berada di samping Jun tidak membuat jantung Wonwoo berdegup kencang layaknya genderang pada festival marching band antar kampus. Wonwoo nyaman dan perlakuan Jun sangat baik, ia akui. Tetapi tidak ada rona pipi merah muda seperti kelopak cherry blossom musim semi atau perasaan malu-malu seperti anak tupai yang diam-diam hendak mengambil kenari. Regent's Park cukup panas siang itu, beberapa bulir keringat terlihat berjatuhan dari kening Jun, dengan sigap Wonwoo mengeluarkan saputangannya untuk dipakai oleh Jun.

"Terima kasih." Jun tersenyum dan mengambilnya dari saputangan itu Jun bisa mencium aroma parfum Wonwoo yang manis sekaligus menyegarkan.

"Kau mau pulang saja atau bagaimana?" Wonwoo bertanya hati-hati.

"Tidak, aku sudah berjanji 'kan untuk mengajakmu jalan-jalan hari ini. Kalau kau bosan di sini, kita bisa pergi dan mengelilingi London." Wonwoo seketika menggeleng dan Jun kembali melanjutkan kalimatnya. "Kau tahu, aku senang sekali melihatmu tidak berhenti tersenyum sejak tadi. Kau terlihat menikmati acara jalan-jalan kali ini." Jun mengusak lembut rambut hitam pekat milik Wonwoo.

"Jun ..."

"Tidak, tidak, kali ini biarkan aku yang berbicara." Jun terlihat menghela napas dan memejamkan mata sebentar. Meraih jemari tangan Wonwoo untuk digenggamnya erat-erat. "Aku tahu mungkin ini terlalu cepat, tetapi aku tidak ingin terlambat lagi seperti kesalahan yang aku lakukan dulu. Sejak pertama kali aku bertemu denganmu, aku tahu kau adalah sosok yang berbeda. Senyumanmu, matamu, hidungmu yang berkerut ketika tertawa, perhatianmu, semua yang ada di dalam dirimu membuatku menyukai ... Lebih tepatnya mencintaimu. Maukah kau bersanding denganku dan menjadi kekasihku?" Wonwoo berusaha melihat mata Jun yang diliputi perasaan tulus sejauh ini.

"Tapi Jun ... Aku ..."

"Butuh waktu? Aku tahu. Aku akan menunggumu. Menunggu hingga aku kembali lagi ke sini. Esok aku akan pergi lagi ke New York dengan Minghao, entah berapa lama." Jun kembali menatap lekat mata rubah Wonwoo yang selalu membuatnya tenggelam dalam pesonanya.

Wonwoo mengangguk melanjutkan lagi acara berkeliling Regent's Park tapi kali ini dengan rasa yang tidak lagi sama. Kehadiran Jun, perlakuan manis lelaki itu sama sekali tidak membuat jantungnya berdetak cepat. Wonwoo paling hafal perasaannya sendiri, ia tahu bahwa ia tak bisa membalas perasaan itu. Mungkin waktu yang diberikan Jun kepadanya akan dapat membantu menjawab segala pertanyaan dan menetapkan kepastian.

Jun membawanya keliling London ketika setiap sudut Regent's Park telah mereka jelajahi. Tak terasa sore datang, semburat jingga keunguan mulai terlihat melukis langit. Pertemuan mereka hari ini harus segera diakhiri, Jun harus beristirahat karena esok ia akan menempuh perjalanan jauh kembali ke New York City. Padahal ini hanya akal-akalan Wonwoo saja yang memang ingin pulang dan memiliki waktu sendirian.

Andante [Meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang