Andante 20: Rendezvous

3.7K 495 36
                                    

"Morning sweetie ..." Mingyu mengecup kening Wonwoo yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Eoh, kau tidur dimana semalam?" Tangan Wonwoo refleks memeluk Mingyu ketika pria tinggi itu sibuk mengecupi keningnya.

"Di sampingmu. Hahaha." Wonwoo mendelik dan mencubit pinggang Mingyu. "Tidak. Tidak. Aku hanya bercanda, aku tertidur di sofa bed semalam. Tadinya aku ingin pulang ketika hujan berhenti, tapi kulihat kau sudah tidur. Aku tidak tega membangunkanmu. Oh, dan maaf aku mengambil selimutmu." Wonwoo mengangguk dalam pelukan Mingyu.

Semalam hujan deras, Wonwoo bersikeras tak ingin Mingyu pulang ketika hujan. Wonwoo takut. Ia masih trauma akan kejadian yang menimpa orang tuanya. Maka dengan terpaksa dan terpisah ruangan Mingyu bermalam di apartemen Wonwoo. Aroma gurih dari sup jagung yang mengepulkan asap mulai menyapa hidung Wonwoo, perlahan ia melepaskan diri dari pelukan kekasihnya dan menuju dapur sambil menarik tangan Mingyu untuk sarapan.

~~~

My fiance is calling ...

"Ya ada apa Jun?"
.
"Masih merasa pusing?"
.
"Tidak kok, mau temani aku berjalan-jalan?"
.
"Akan kutemani kemana pun kau mau. Kau harus sarapan dulu, setelah itu kau bisa bebas seharian bersamaku."
.
"Baiklah, kau akan menjemputku kapan?"
.
"Mungkin satu jam lagi. Tak apa 'kan?"
.
"Yup! See you later, love. Bye."
.
"Bye, love."

Minghao segera turun dari kamarnya untuk menuju ruang makan dengan desain minimalis tetapi tetap terkesan mewah. Sup ayam asparagus telah siap di meja, sang ayah juga sudah menunggunya sejak tadi dengan harian surat kabar terbaru yang sedang dibacanya.

"Oh, anak ayah sudah bangun. Bagaimana perjalananmu?" Tuan Xu mengalihkan pandangannya dari harian surat kabar untuk menatap wajah putranya yang tampak letih.

"Lancar, tapi ayah tahu 'kan aku tidak pernah suka turbulensi." Minghao menyeruput sup ayam asparagus dengan sendok perak yang tersaji dalam mangkuk porselen putih bermotif floral dengan warna emas.

"Hari ini kau dibebas tugaskan dari urusan perusahaan. Ah iya, kapan kau akan menemui Wonwoo? Katakan, ayah merindukan rubah kecil itu. Ajak dia ke rumah ini. Ah satu lagi, pastikan ia menjadi pendampingmu saat hari pertunangan nanti." Ayahnya mengatakan itu dengan ringan sambil menyesap kopinya dan mata berbinar ketika membicarakan Wonwoo.

"Wonwoo masih sibuk dengan urusan kuliahnya ayah, mahasiswa beasiswa harus rajin katanya. Dasar rubah manis itu selalu saja berkilah." Minghao tertawa, namun di akhir tawanya ia merasa getir. Tentu saja ia berbohong, ia tahu kalau Wonwoo telah selesai dengan ujian akhirnya. Ia hanya tidak siap bertemu Wonwoo, sangat tidak siap.

"Kau akan pergi hari ini?" Ayahnya bertanya sekali lagi.

"Iya ayah, dengan Jun. Mungkin akan berkeliling Westminster." Minghao menjawab, ayahnya hanya menganggukkan kepala dan kembali tenggelam dalam harian surat kabar pagi hari.

~~~

Mingyu menaikkan kerah turtleneck dari sweater knit berwarna pink pastel yang dipakai Wonwoo, setelah itu ia membantu kekasihnya memakai coat sepanjang lutut berwarna cokelat muda dengan motif kotak-kotak yang dipadukan dengan denim biru muda. Mingyu sendiri sudah rapi dengan sweater hitam yang juga dibalut coat berwarna senada dan denim biru navy. Selesai sarapan tadi, Mingyu segera menyuruh kekasihnya untuk mandi. Setelah hari pertama berkencan hanya menghabiskan waktu untuk bersenda gurau di apartemen, maka hari ini Mingyu ingin sekali mengajak Wonwoo ke suatu tempat favoritnya.

Andante [Meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang