7- PENYEGEL

113 3 0
                                    

Pagi ini begitu cerah , aku dan kakak sedang jalan- jalan di taman kota . Disini banyak orang yang sedang bersantai, berolahraga atau sekedar jalan-jalan dengan sang buah hatinya.

Aku dan kakak sudah sampai di kursi taman kami sudah duduk-duduk santai sambil menikmati hari yang cerah.

" Evelien!!" Sapa Fini yang sudah berada di depanku .

" Fini hai , apa kabar ?" Sapa ku

" Baru gak ketemu tiga hari aja sudah bilang apa kabar ." Ucap Fini

"Ya kan sapa tau . Namanya manusia tidak bisa memprediksi kapan dia sakit." Ceramahku

" Eh pangeran Djordy ." Fini malu-malu

" Hai." Sapa kakak

" Oh iya aku punya informasi penting ." Ujar Fini heboh

" Informasi apa ?" Tanyaku yang mulai penasaran

" Sekolah kita sedang dalam masa perbaikan , jadi ketika kita masuk sistemnya juga di ubah. " Jelas Fini

" Haa? Maksudnya ? " Ucap ku dan kakak kompak.

" Maksudnya gak cuma gedungnya aja yang di perbaiki tapi sistem pembelajarannya pun sudah di ganti . Sekolah juga sudah tambah moderen. Lebih moderen dari yang dulu , jadi sekarang sekolah kita punya asrama sendiri . " Jelas Fini panjang lebar

Aku dan kakak hanya oh ria saja mendengar penjelasan dari Fini .

" Fini aku mencarimu kemana-mana ." Ucap Muno yang sudah di samping Fini .

" Maaf Muno tadi aku liat Evelien jadi aku langsung ke sini." Jelas Fini

" Ehh kalian perlu tau sekolah kita .."

" Udah tau" Potong aku dan kakak kompak.

Muno hanya melongo , mendengar jawabanku dan kakak. Kami bertiga tertawa terbahak-bahak .

" Oh ya jadi mulai besok kita akan belajar di sekolah yang baru ." Seru Fini .

" Aku tidak sabar menantinya." Seruku .

Kami pun akhirnya terikat obrolan ringan yang sebenarnya tidak berfaedah sama sekali dan sesekali tertawa melihat aksi konyol Muno . Sampai tiba waktu siang datang kami berempat memutuskan untuk kembali kerumah masing-masing .

Sesampainya di rumah , aku menuju perpustakaan entah sejak kapan aku sering menuju perpustakaan dan mendapatkan sihir-sihir baru .

" Sweety kakek membawakan cemilan untukmu ." Ucap kakek sambil meletakkan nampan di atas meja .

" Sweety ? Kau dimana ??" Kakek mencariku.

Aku segera bangkit dari tempat dudukku. Sebenarnya aku lebih suka membaca buku di bawah meja. Tapi kali ini aku lupa bahwa aku ada di bawah meja . Alhasil kepalaku menatap bawah meja karena tidak hati-hati .

" Sweety sedang apa di sana ?" Tanya kakek.

Aku segera keluar dan menghampiri kakek.

" Kakek lihat . " Ucapku sambil memamerkan sihir yang baru ku pelajari .

" Waw hebat. Sihir itu sangat susah untuk di pelajari kakek saja perlu waktu dua tahun untuk mempelajarinya." Kakek kagum.

" Hihihi." Tawaku sambil memakan biskuit.

" Ayah bagaimana kalau kita mengukur kekuatan sihirmu." Ucap kakek

" Mengukur kekuatan sihir? " Ucapku masih bingung.

Kakek mengajakku ke ruang tengah ia mengeluarkan alat pengukur kekuatan sihir. Semua orang di panggil keruangan itu .

" Jadi ini adalah alat pengukur kekuatan sihir , kita bisa mengetahui seberapa kuat sihir kita dan seberapa besar tingkatannya." Jelas kakek.

Waktu dan Kematian [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang