11- PERTEMPURAN 2

88 4 0
                                    

"Kau?" Ucap ku dan Zen bersamaan.

" Yang menyamar sebagai kepala sekolah tadi kan? " Ucapku setengah membentak.

" Hahahaha jeli juga rupanya kau ." Ucapnya.

" Iya lah udah jelas , itu name tag nya masih punya kepala sekolah." Ucapku sambil menunjuk name tag yang ada di jas yang ia kenakan.

" Gadis sialan! " Ucapnya sambil melayangkan sebuah pedang dan berlari kearah ku .

Zen dengan sigap menghadang pedang itu dengan pedangnya . Ia mencoba melindungi ku dengan bertarung melawannya .

" Zen memang kuat tapi kekuatannya tidak sebanding dengan lawannya." Ucap miss Nia

"Apa maksudnya?" Tanyaku heran

"Walaupun dia ada di peringkat dua sebagai murid yang memiliki kekuatan yang besar , tapi kekuatan pria itu jauh lebih besar , dan aku juga tidak yakin bahwa Djordy juga bisa mengalahkannya." Ucap kepala sekolah.

Aku terkejut mendengarnya , lebih terkejut lagi bahwa telah kulihat Zen yang terdorong dan menghantam kaca pembatas , akhirnya dia terjun bebas kebawah . Pria itu menyusulnya dan ikut terjun ke bawah.

" Zen !!" Teriakku dan langsung berlari menuju dinding pembatas ku lihat pria itu memukul Zen yang masih terjun bebas kebawah.

Aku menatap kearah guru-guru yang di kurung.  Aku berlari dan mencoba membebaskan mereka.

" Percuma saya nak. Kau tak akan bisa." Ucap salah satu guru entah siapa.

Aku mengeluarkan Lucifer ice sword dengan sekali tebasan dinding penghalang itu hancur. Dan semua guru menatapku tidak percaya.

Aku berlari menuju lantai dasar dan mencari keberadaan kakak dan yang lainnya. Ku lihat kakak dan yang lainnya sibuk melawan orang yang berpakaian serba hitam .

Aku ingin membantunya tapi langkahku terhenti ketika seseorang menarik lenganku dan memengang tanganku.

Seorang pria bertubuh tinggi besar memakai topi dan kacamata hitam menggenggam tanganku kuat.

" Kalian semua menyerahkan pada kami , jika kalian masih melawan anak ini pasti akan mati." Suara pria itu mengagetkan semua orang .

Pandangan mereka tertuju pada pria yang menahanku. Aku meronta agar pria itu melepaskan ku ,tapi usahaku di hadiahi dengan pukulan yang begitu keras.

" Evelien !!!" Ucap kakak dan berlari ke arah ku.

" Berhenti atau dia akan mati lebih cepat ." Ucap pria itu .

Kakak menghentikan langkahnya . Matanya menatap pria itu dengan penuh kebencian.

Aku melihat pasukan pria itu melawan semua murid dengan tiba-tiba tak terkecuali kakak dan Zen yang masih bertarung melawan pria tadi .

" Kau lihat pemandangan itu ? "Ucap pria itu kepadaku .

" Pemandangan yang begitu indah . Ahhh aku mencium bau kemenangan." Ucapnya.

" Pria brengsek !!! " Bentak ku pada nya .

Ia menatapku tidak suka dan terus memukuliku tanpa henti. Aku menjerit kesakitan tubuhku dingin pandanganku mulai kabur , tapi aku masih mendengar suara kakak memanggilku namun seketika itu semua Indraku mulai menghilang.

.
.
.
.
.

" Nona .."

" Bangunlah."

Aku mendengar suara Sebastian memanggilku ku buka mataku secara perlahan dan ku lihat Sebastian yang berada di sapingku.

" Sebastian ? Dimana aku ?" Ucapku bingung.

Waktu dan Kematian [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang