13 - GILBERT

84 4 0
                                    

Aku mendengus kesal , gara-gara ucapan Sebastian tadi membuatku tidak bisa tidur . Aku melihat jam yang berada di dinding , sekarang masih jam 11.50 aku memutuskan untuk jalan-jalan sebentar di sekitar pantai.

Aku keluar kamar tanpa bersuara takut mengganggu tidur yang lain , aku menggunakan lift untuk sampai di lantai dasar. Di lantai dasar ada beberapa pelayan yang berlalu lalang di sekitar lobby .

Aku keluar menuju pantai menikmati sapuan ombak dan melihat bintang di langit. Aku berjalan di sekitar pantai berharap setelah ini aku merasakan ngantuk di mataku.

Dari kejauhan aku melihat kapal berlabuh di dermaga dan muncullah beberapa orang penjaga dan seorang laki-laki yang pernah ku temui saat itu .

Karena aku tidak mau mencampuri urusan mereka aku menjauh dari sekitar dermaga. Ku lihat bulan yang berwarna merah membuatku teringat akan ucapan Sebastian.

" Apa Gilbert akan datang?" Gumamku.

Aku duduk di sekitar pantai dan menikmati pemandangan malam. Aku sempat terkejut ketika ada seseorang yang menepuk pundak ku.

" Hai.. boleh aku duduk sini?" sapanya.

" Iya boleh , silahkan ." Ucapku sopan.

" Maaf saat itu aku lari ketika kau menyapaku." Ucapnya

" Tak apa , tidak usah di pikirin ."

" Aku Raizel ." Ucapnya memperkenalkan diri.

" Aku ..."

" Evelien ." Ucapnya memotong ucapanku .

" Bagaimana kau tau ?" Tanyaku curiga.

" Bukan perkara sulit untuk mengetahui namamu." Ucapnya santai

Aku terdiam mendengar ucapannya ,dan menatap lautan lepas. Bulan masih bersinar merah membuatku risih menatapnya.

" Bisakah kau memanggil Sebastian?" Tanyanya mengejutkanku.

" Darimana kau mengetahui soal itu ? Apa kau sebenarnya penguntit ?" Tanyaku

" Ahahhahaha tidak . Bukan seperti itu Evelien . Atau ku panggil kau Lacie." Ucapnya sambil tertawa renyah.

Aku mengeluarkan Scythes dan bersiap menyerangnya. Ia menghindari seranganku dengan tangan kosong .

" Kekuatanmu tersegel hmph ? " Ucapnya .

" Banyak omong " ucapku sambil terus menyerangnya .

Ketika hendak menebasnya , ia menggenggam Scythes dan melemparkannya ke pasir pantai . Aku terduduk lemas ia mendekatiku menyentuh daguku dan mendekatkan wajahnya dengan wajahku .

Aku bisa merasakan nafas hangatnya ia menatapku dengan senyumannya menyentuhkan bibirnya dengan bibirku kemudian membisikkan sesuatu di telingaku.

" Belum saatnya Lacie , aku akan kembali lagi kepadamu. " Bisiknya

" A- apa maksudmu?" Tanyaku

Ia beranjak berdiri dari duduknya dan memandangku dengan tatapan hangat.

" Lebih baik kau memanggil Sebastian waktunya hampir tiba ." Ucapnya kemudian berbalik badan dan menghilang bersama dengan hembusan angin.

Aku memanggil Sebastian dan kembali melihat bulan merah itu . Sebastian muncul di sampingku dan menatap bulan itu juga.

" Nona sudah saatnya." Ucapnya

" Apa yang harus ku lakukan?" Tanyaku.

"Berilah setetes darah anda ke air laut." Ucapnya lagi

Waktu dan Kematian [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang