9- PERTEMPURAN

99 4 0
                                    

Pagi ini adalah awal masuk pembelajaran dengan sistem yang baru, sejak tadi pagi aku sudah mempersiapkan segala kebutuhannya.

Tepat pada pukul 6 pagi aku sudah siap , seragam baru dan seluruh perlengkapannya sudah tersedia pada lemari masing-masing anak.

" Baiklah saatnya membangunkan yang lain ." Ucapku dan segera membangunkan kakak.

" Kakak bangun . " Ucapku kalem.

Tanpa ku bangunkan dua kali kakak sudah terbangun dari tidurnya. Kakak melihat jam dan langsung menuju kamar mandi . Kemudian aku membangunkan Zen tapi baru saja ku menyentuhnya Zen langsung menggenggam tanganku .

" Pagi sayang ." Ucapnya sambil tersenyum membuat wajahku memanas .

Dia hanya tersenyum melihatku tersipu kemudian dia beranjak menuju kamar mandi .

"Sweety kau tau dimana sepatuku?" Tanya kakak sambil mencari sepatunya .

"Mungkin di bawah tempat tidur ?" Jawabku asal.

Kakak mencari ke bawah tempat tidur dan menemukannya. Dia melihat ku sekilas yang sedang tersipu.

" Kenapa wajahmu memerah sweety?" Kakak basa-basi , sebenarnya aku tau kalau kakak sudah tau alasannya . Hanya saja dia pura-pura tidak mengetahuinya.

Setelah semuanya siap kami berlima menuju ruang makan dan menikmati makanan dengan lahap. Selesai makan kami menuju kelas pertama.

Suasana kelas pada pagi hari ini begitu riuh sampai Miss Nia datang dan memberi materi tentang sihir penyembuh.

Semua sibuk dengan buku catatan masing-masing tak terkecuali aku . Aku yang sudah tenggelam dalam pelajaran kali ini sampai-sampai menghiraukan ucapan Fini tentang Miss  Nia .

" Sebentar lagi ada pembagian kelas untuk materi pelatihan. Jadi semua siswa akan di uji kekuatan sihirnya dan harap bersiap." Ucap Miss Nia itu mengejutkanku . Terlebih pertama kalinya aku mengukur kekuatan sihirku dan sampai membuat alat itu rusak .

Beberapa anak sudah di panggil untuk di ukur kekuatannya. Kali ini giliran Zen , dia sudah mengambil ancang-ancang yang sangat bagus . Kemudian dia memusatkan sihirnya pada satu titik setelah itu ia arahkan sihir itu menuju alat pengukur.

" Zen kau masih menempati posisi ke dua setelah Djordy ." Zen lega karena meski masih tetap di posisi ke dua kekuatan sihirnya bertambah walau sedikit.

" Evelien Yoshikazu ." Panggil Miss Nia .

Dengan langkah berat aku menuju ke depan kelas , aku mencoba terlihat tenang walaupun sebenarnya rasa takut menghantuiku. Aku berharap penyegelan ku benar-benar menyegel kekuatan ku yang sangat besar .

Aku kembali memusatkan kekuatanku pada satu titik mencoba fokus pada alat pengukur itu dan ku arahkan sihirku ke alat itu dan hasilnya.

" Sulit di percaya!!!" Ucap Miss Nia

Desas desus pun mulai terdengar dari kerumunan anak yang ada di kelas . Semua terkejut termasuk kakak dan Miss Nia .

"406??" Tanya Miss Nia tidak percaya .

Aku menghembuskan nafas gusar . Meski sudah di segel tapi masih saja kekuatanku begitu besar. Kemudian suara ledakan mengejutkan seisi kelas , aku dengan cepat membuat sihir pelindung untuk melindungi semua orang .

Untung saja aku bisa cepat karena ledakan itu membuat bangunan menjadi rusak, kaca jendela pun pecah akibat dampak dari ledakan itu.

Beberapa makhluk aneh pun bermunculan di sekitar Academy . Aku menatap kakak nanar dia juga terkejut akan kejadian ini.

" Evelien larilah dan cari perlindungan , aku dan Zen akan membereskan ini." Ucap kakak.

" Tapi kak.."

" Aku tidak ingin kau di tangkap oleh para chain itu ." Ucap kakak.

Aku segera lari dan di disusul oleh beberapa anak . Aku berlari tanpa tujuan ,tepat di depanku aku melihat tembok berlubang dan di sana ada seseorang yang kalah melawan chain itu terlihat jelas banyak luka di sekujur tubuhnya.

Aku terus berlari tanpa tujuan kadang aku berpikir. Kenapa aku lari pikiran dan tubuhku bertolak belakang , aku ingin bertarung membantu kakak dan Zen tapi kenapa aku malah lari , tubuhku belum siap untuk bertarung.

Aku menghentikan langkahku Fini dan yang lainnya pun ikut berhenti . Fini menghampiriku dan menatapku heran.

" Kenapa berhenti ??" Tanyanya .

" Aku ingin melindungi kakak." Ucapku datar.

" Apa kau bercanda ??" Tanya Fini heran begutu pula dengan murid lainnya.

" Kalian duluan saja , aku akan membantu kakak." Ucapku sambil berlari menuju tempat semula.

'Semoga aku tidak terlambat .' batinku .

Aku memasuki ruang kelasku aku melihat banyak sekali korban aku mencari keberadaan Zen dan kakak. Aku melihat keluar , kulihat mereka sedang bertarung melawan para chain yang semakin ganas.

Zen terlempar begitu keras dan mengakibatkan tembok rusak akibat benturan keras dari tubuh Zen . Kakak pun sudah kewalahan banyak luka di tubuhnya dan darah bercucuran tanpa henti .

Aku terduduk lemas melihat fenomena itu . Tanpa ku sadari air mata jatuh berlinang di pipiku , aku menutup mulutku dengan kedua tanganku . Amarahku sudah tak tertahankan lagi , mata dan rambutku  berubah warna aku berdiri dan siap terjun kebawah .

Aku membuat bola sihir dan melemparkan nya kearah chain itu . Rupanya serangan ku tadi tidak mempan pada tubuh chain itu tapi aku menghujamnya dengan sihirku dengan membabi buta.

Satu chain sudah tumbang , tapi masih ada beberapa chain lagi yang harus ku kalah kan . Aku memanggil Scythes dan dalam hitungan detik senjata itu sudah ada di tanganku . Zen dan yang lainnya terkejut melihat fenomena ini . Tapi aku menghiraukan  pandangan mereka .

Aku melayangkan Scythes  ke udara dan menghempaskan ya dalam sekali serangan . Semua chain yang ada di depanku terpotong dan melebur menjadi debu yang tertiup angin.

Aku sudah memakai kekuatanku terlalu banyak mengingat sebagian besar kekuatanku tersegel. Aku terjun bebas dari ketinggian 10 lantai gedung Academy dan hampir menghantam tanah kalau saja kakak dan Zen tidak menangkapku.

Aku merasakan tubuhku sangat berat sampai aku tak bisa bergerak. Zen yang sepertinya mengetahui keadaanku langsung membawaku ke ruang kesehatan.

" Sayang kau tak apa?" Tanyanya setelah sampai di ruang kesehatan.

" Aku baik-baik saja." Ucapku berbohong.

" Sweety ." Panggil kakak yang baru memasuki ruangan.

" Evelien !!" Panggil Fini dan Muno bersamaan.

" Kau baik-baik saja ? Apa ada yang luka ? Biar kakak obati oke ." Ucapnya  khawatir .

" Aku sudah tidak apa-apa kakak."

Kemudian Miss Mey  selaku dokter Academy menyembuhkanku dengan sihir penyembuh .

" Aku begitu terkejut melihat mu tadi ." Ucapnya di sela mengobati ku.

Aku hanya tersenyum kecut mendengarnya. Miss Mey selesai mengobati ku dan menyuruhku beristirahat.

" Evelien benarkah tadi itu kau ? Kau menakjubkan . Aku benar-benar kagum tadi. Bagaimana bisa kau mendapatkan senjata itu ?? Boleh ku lihat ?? Boleh ya ???." Ucapnya bertubi-tubi membuatku bingung sendiri untuk menjawabnya.

" Bisakah kau simpan semua pertanyaanmu? " Tanya Muno pada Fini dan melirikku.

" Maaf" ucap Fini bersalah.

" Tak apa . Aku baik-baik saja." Ucapku lagi .

" Zen apa kau bisa mencari tau darimana chain itu berasal ?" Tanya kakak pada Zen .

" Akan aku usahakan ." Jawabnya .
Kakak mengangguk pasti dengan perkataan Zen .

~~^•^~~

Waktu dan Kematian.

By:  MusumeHime

Waktu dan Kematian [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang