47.Datang

11.3K 385 30
                                    

"Dia yang membuat dia juga yang mengambilnya, hanya harus ikhlas dengan semuanya. bahwa masi ada kesempatan"

-----

Heningnya ruang oprasi membawa suasana tegang, awkard dan cemas. meraka hanya bergantung pada takdir.

Hanya takdir yang bisa membantunya, hanya takdir yang bisa menolongnya.

Semoga takdir bisa menyelamatkan-nya.

Oprasi saat ini sangatlah menyita waktu, sudah dua jam. mereka menunggu namun hanya Suster-Suster bolak-balik membawa alat-alat Medis, yang membuat semuanya resah.

Didalam ruang Operasi ada seorang perempuan yang tengah memperjuangkan hidupnya. hidup atau mati ia harus rela.dengan di temani pria yang masih menggunakan baju khas SMA nya.

"Ini gimana yah, Bunda takut ada apa-apa dengan Alcya. dia baru pertama kali melahirkan tapi sudah seperti ini"ucap Wanita paruh baya  berbalutkan pakaian serba putih dan biru itu cemas.

"Alcya kuat bun, dia pasti bisa berjuang. kita disini harus mendoakan dia"jawab Laki-laki paruh baya ber-setelan khas orang kantoran,dengan tenang.di dekapnya tubuh istrinya itu.

Diarah kiri lorong rumah sakit, terdengar suara sandal ataupun sepatu yang gaduh. seseorang tengah berlarian.

Seorang perempuan berbaju biru dan laki-laki menggunakan jasnya.

"Gimana dengan menantu saya jeng"tanya perempuan berbaju biru  itu dengan nafas yang Tersenggal-senggal.

"Dia di dalam"jawab Eka dengan Suara paraunya.

Diarah yang sama datang teman laki-laki dan perempuan yang ada di dalam.

"Bun Alcya Gapa-pa kan? "tanya Adisti dengan cemas.

"Alcya tengah lahiran,tapi-"jawab Eka yang dipotong oleh Adisti.

"Tapi apa?"

"Tapi dia melahirkan secara cesar".

"Apa"syok mereka .

"Ko bisa tan?"tanya Dinda yang penasaran.

"Tante juga ga tau din, Tahu-tahu Difo hubungin tanteh kalo Alcya mau lahiran"balas Eka .

"Kita tunggu Difo keluar dan persalinan Alcya"jawab datar Putra, yang diangguki oleh yang lain.

---

Di ruang serba putih,ada seorang yang tengah memperjuangkan hidup dan matinya di temani oleh laki-laki dengan raut muka bersalahnya.

Tidak henti-hentinga laki-laki itu mengucapkan maaf.

"Aku maafin dif, udah "ucap perempuan dengan masker oksigen di mulutnya.

"Maaf ca ,maaf ,maaf "ucapan maaf terus terulang di mulut laki laki itu hinga.

Oek..Oek..Oek

Suara tangisan bayi menggema di ruang oprasi bercat putih ini. laki-laki itu langsung mendekap perempuan yang tengah mengorbankan segala hidupnya demi anak mereka.

DifAlcya [SELESAI] PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang