Brrr...
Aku tidak ingat ini jam berapa yang pasti mungkin sudah diatas pukul 10 malam mengingat lingkungan sekitar outbound sangat sepi ditambah udara yaang begitu dingin. Kami dikumpulkan di tengah lapangan dengan menggunakan jaket kami dan masih mengenakan baju olahraga yang sama dengan api unggun yang menari-nari di tengah-tengah lapangan. Bisa kau bayangkan betapa baunya badan kami setelah merayap tadi siang. Lagi pula bagiku percuma meski memakai jaket tebal, Tapi aku tetap saja kedinginan.
Malam ini kami akan melakukan uji nyali yang terdiri dari 3-4 orang secara acak. Setelah Bang Sat berteriak 'mulai' untuk mencari kelompok secara bebas dengan cepat aku menggapai tangan anak lelaki tinggi kurus dari dep 1 ketika ia berdiri tak jauh dariku. Dia bernama Ghaffar, kalo diingat penampilannya itu mirip bapak-bapak beranak satu. Tingginya saja 177cm, kurus seperti keripik pisang, berkacamata, dan mukanya sedikit boros :v.
"Aku sama kamu ya, aku takut, " kataku jujur sambil menarik kaus olahraga belakangnya.
"Iya, penakut amat sih, nggak ada apa-apa juga, " kata Ghaffar sambil berusaha melepas tanganku yang memegang kausnya, "kan kata Bang Angga nggak boleh pake parfum, setan nggak bakal datang. "
"Bau kecut kan sama kayak bau parfum, " kataku tak mau kalah.
Aku hanya merengut tanpa melepaskan genggaman tanganku di kausnya. Ghaffaar menoleh ke belakang dan melihat ada dua anak perempuan di belakangku.
"Namanya siapa? " tanyanya
"Aku rizky, " kataku
"Aku Indri," kata anak di belakangku
"Aku Sasa," kata anak di belakang Indri.
Ghaffar mengangguk,"aku ghaffar. Diingat-ingat ya nama temen yang lain, jangan sampe lupa dan kita jumlahnya 4 orang. "
"Riz, aku di depan dong kamu dibelakang, " kata Indri, "aku takut. "
Aku menggeleng keras, "nggak mau, maaf ya, aku juga takut, ini aja mau pingsan. "
"Gimana kalo kita gantian aja yang di belakang?" usul Sasa
"Bawel amat jadi cewek, " kata Ghaffaar, "nggak ada apa-apa pokoknya jangan pikiran kosong. "
"Ya iyalah kamu kan cowok, " dengus Sasa, "kemaren ada yang kesurupan nggak? "
Kami bertiga menggeleng.
"Aku hampir kemasukan tapi nggak jadi, malah anak sebelahku yang kena, " kataku.
"Oh.. Bagus deh, kalo belum kemasukan setidaknya kalian belum bolong, " kata Sasa
Bolong disini maksudnya jika seseorang sudah sekali kemasukan / kesurupan pasti lebih mudah untuk kemasukan setan lagi.
"Tes tes, " suara Bang Angga mencoba speaker, "suara kedengaran sampe belakang nggak? "
"Siap dengar? "
"Ada yang capek? "
"Siap tidak! "
Padahal aslinya capek
"Ada yang ngantuk? "
"Siap tidak! "
Padahal mata serasa tinggal setengah watt.
"Ada yang dongkol? "
"Siap tidak! "
Padahal rasanya pengen nampol panitia pps dengan sandal udah nguras batin dan fisik.
"Bagus, sekarang pukul 11 malam kita akan melalukan uji nyali sekitar 2 kilometer yang terdiri tiga atau empat orang, " kata Bang Angga, "ada yang belum dapat kelompok? "
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nurse
Non-FictionIni sekilas dari kehidupan mahasiswa perawat dan semua lika-liku yang terjadi selama praktek di masyarakat dan rumah sakit. Some scenes based on true story.