1. Dingin

1.5K 165 193
                                    

Biasakan untuk saling membantu dengan voment kepada penulis. Enjoy!

_______________

Jifa Anastasya Hermawan. Ya, dia adalah seoarang gadis berparas cantik namun sifatnya yang dingin serta tatapan matanya yang tajam membuat dirinya di juluki sebagai Cool Girl. berjalan dengan tatapan tajam seperti biasanya, membuat seluruh murid yang berpapasan dengannya enggan untuk menyapa atau menatap wajahnya.

"Jifaaaa......!!!" teriak seseorang yang berada di belakang gadis tersebut.

Gadis dengan nama Jifa itu merasa terpanggil dan menengok kearah belakang. Ia melihat seorang gadis yang sekelas dan bersahabat sejak kecil dengannya. Jifa langsung melanjutkan langkahnya yang terhenti tanpa menjawab teriakan dari seseorang yang memanggilnya.

"Ck, bukannya tungguin malah jalan duluan!" decak Nazwa kesal sambil mengatur napasnya yang tersendat akibat mengejar langkah Jifa yang menurutnya sangat cepat.

"Hmm,"

Nazwa sudah biasa mendengar jawaban yang selalu dilontarkan oleh Jifa setiap harinya. Nazwa juga suka geram dengan perilaku Jifa, tapi mau gimana lagi itu udah sikap Jifa kepada semua orang. Saat Jifa dan Nazwa berjalan menuju kelasnya, banyak bisikan memuji yang diberikan kepada Nazwa dan terutama kepada Jifa.

Coba Jifa gak dingin, udah gue gebet itu

Jifa cantik banget dah

Gila masih aja cantik kaya biasa

Cantiknya subhanallah

Ka Nazwa juga cantik

Nazwa yang merasa dipuji membalasnya dengan senyum ramahnya, beda dengan Jifa yang hanya menatap datar sambil terus berjalan menuju kelas mereka. Jifa dan Nazwa sudah sampai dikoridor kelas 12 langsung berbelok ke arah kelas mereka. Kelas 12 IPA 3.

"Huft.. Akhirnya duduk juga gue," Nazwa menghela napas lega saat berada di kelas dan duduk dikursi miliknya yang berada disamping Jifa.

"Napa lo? Muka kaya abis dikejar mantan," tanya Nia yang sedang asik berkaca dengan kaca yang berada ditangannya. Berkaca memang sudah menjadi kebiasaan bagi Nia. Tanpa kaca, ia merasa tidak pede dengan dirinya.

"Anjir kalo ngomong..."

"Berisik, pak botak udah datang noh," potong Fani yang sibuk membaca buku Biologi, karena memang pelajaran pertama mereka adalah Biologi.

"Selamat pagi anak-anak," salam Pak Rudy, guru Biologi yang botak plontos bagaikan bola. Nama panggilan itu sudah tersebar luas di koridor kelas IPA dan mereka semua memanggilnya dengan sebutan "Pak Botak".

"Pagi pak," jawab semua murid, kecuali Jifa yang sedang mendengarkan lagu lewat earphone-nya. Tidak memperhatikan kedepan, hanya menatap kosong kepada buku yang berada didepannya

Pak Rudy melihat ada yang ganjal, lalu melirik ke arah Jifa. Ia masih anteng dengan earphone yang tergantung dikedua telinganya. Pak Rudy hanya menghela napas kasar dan menggelengkan kepalanya. Karna, percuma menasehati Jifa. Omongannya saja tidak ia dengarkan.

"Jif, lepas bego earphone lo," ucap Nazwa sambil menyenggol lengan Jifa.

Namun, Jifa tidak menggubris ucapan Nazwa. Ia masih fokus mendengarkan lirik - lirik yang menggema di telinganya. Alunan musik yang slow membuatnya merasa tenang.

"Jifa......!!!!" teriak Nazwa tepat didepan telinga Jifa. Satu kelas pun melihat ke arah Nazwa. Nazwa yang merasa diperhatiin hanya bisa menahan malu dan memasang ceringannya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Jif(A)thalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang