19. Dia kembali?

338 24 2
                                    

Dua minggu kemudian setelah pemakaman Jifa. Athala masih belum bisa memaafkan dirinya sendiri atas kepergian Jifa. Athala kembali menjadi seseorang dimasa lalunya. Dimana semua sifat dingin, tidak perduli dengan sekitar ada di dalam diri Athala sekarang.

Tidak ada lagi Athala yang manis, hangat, banyak tertawa. Semua hilang dengan kepergiannya. Pagi ini seperti biasa Athala jalani. Tanpa adanya sesuatu yang ia harapkan. Athala berkuliah di Universitas Hermawan dan mengambil jurusan Hukum.

Ia sudah siap untuk berangkat kuliah. Ketiga sahabatnya juga berada Univ yang sama dengannya. Dengan Rizky mengambil jurusan Hukum, Bima mengambil jurusan Ekonomi dan Bisnis, Yoga mengambil jurusan Teknik. Kini mereka sudah berkumpul di kantin kampus.

Tak lupa dengan Fani yang mengambil jurusan Psikologis, Nazwa yang mengambil jurusan Ekonomi dan Bisnis, dan Nia yang mengambil jurusan Psikologis.

"Hai sayang, kamu kok baru datang?" ucap seorang cewe yang tiba tiba datang diantara mereka.

Fani dan yang lainnya melihat tidak suka terhadap cewe yang berada disamping Athala. Sambil memeluk tangan Athala manja. Ya dia adalah Katya. Perempuan yang suka membully. Katya berniat untuk mendapatkan hati Athala.

"Lepas." ujar Athala dengan sinis.

"Apaan si sayang, jangan dingin-dingin nanti aku diambil orang gimana?" ucap cewe itu semakin mengeratkan pelukannya pada tangan Athala.

"Cuih! Bitch!" ucap Nazwa setelah itu ia langsung pergi dari kantin dan diikuti oleh yang lainnya. Athala juga meninggalkan cewe tersebut dan mengikuti kemana sahabatnya pergi.

"Liat aja, suatu saat lo bakal takluk sama gue." gumam Katya dan langsung berjalan meninggalkan kantin.

"Kalian percaya gak si? Kalau Jifa itu sebenarnya lagi memantau kita?" tanya Nazwa tiba-tiba saat mereka berada diruang tertutup yang hanya diketahui oleh mereka bertujuh.
"Gue juga ngerasanya gitu kok. Gak cuman lo doang." ujar Fani menanggapi ucapan Nazwa.

Setelah itu tidak ada obrolan diantara mereka. Hanya ada hembusan angin yang lama-lama semakin mencekam. Membuat Fani menghembuskan nafasnya kasar.

"Gue pergi," ucap Athala tiba-tiba dan beranjak dari duduknya.

*****

Satu tahun kemudian.

"Gak kerasa ya sayang, kamu udah ninggalin aku selama ini. Udah satu tahun sayang. Aku kangen sama senyum kamu. Aku kangen sama wajah datarnya kamu kalo lagi marah. Aku kangen semua hal tentang kamu." Athala memandang foto mereka berdua yang ada di dalam kotak. Kotak yang mengakibatkan Jifa meninggalkan Athala.

"Aku udah baca surat yang ada didalam kotak ini, sayang. Bahkan sampai puluhan kali aku mengulang untuk membacanya. Aku belum bisa melepaskan kamu. Maaf atas kesalahan aku selama ini yang membuat kamu hancur. Maaf sayang. Aku berjanji tidak akan menikah sebelum kebenaran tentang kecelakaan kamu. Aku masih tidak bisa percaya semuanya begitu saja. Sekarang aku mau berangkat kuliah dulu ya. Aku sayang kamu." setelah itu Athala segera berangkat menuju kampusnya.

Tak butuh waktu lama bagi Athala untuk sampai kekampusnya. Hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit untuk sampai dikampus.

Athala tau hari ini akan ada pertukaran mahasiswa dari Universitas Oxford, Inggris. Athala selaku ketua BEM segera menuju ruang dimana yang lainnya sudah berkumpul.

"Panggilan untuk seluruh jurusan kedokteran segera menuju aula. Sekian terima kasih." terdengar suara Rektor memanggil mahasiswa yanga mengambil jurusan kedokteran.

Para mahasiwa mulai berdatangan menuju Aula. Bangku yang telah disiapkan lama-kelamaan terisi penuh oleh mahasiswa yang menjadi pertukaran pelajar.

"Baik, jadi kalian sudah tau untuk apa kalian dipanggil menuju aula?" tanya seorang pria paruh baya yang merupakan Dekan dari fakultas kedokteran.

"Tau pak!" jawab semua kompak.

"Baikhlah, silakan masuk." seorang perempuan masuk kedalam aula dengan sebelah tangan kananya memegang file tentang kedokteran.

"Selamat pagi semuanya." Athala langsung menengok kearah suara yang ada dipanggung.

Deg...

"Perkenalkan nama saya Anastasya H. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Sekian terima kasih." setelah Anastasya memperkenalkan namannya ia segera mundur kebelakang dan dilajutin oleh Dekan dari fakultas kedokteran.

'Benarkah dia kembali?' batin Athala.

Kini perasaan Athala bercampur aduk. Antara bahagia, terharu, dan tidak percaya apa yang ia lihat di hadapannya adalah orang ia sayang selama tiga tahun belakangan ini.

Saat acara sudah selesai. Anastasya segera keluar aula dan menuju kantin, karena ia merasa sangat haus setelah tadi berpidato tentang bidang kedokteran. Sebenarnya ia malas berpidato panjang lebar seperti itu, hanya saja kewajiban memaksanya untuk berpidato.

"Kantin di sebelah mana ya?" gumam Anastasya dengan berjalan mengikuti lorong yang ada disana.

Athala melihat Anastasya yang mirip sekali dengan Jifa langsung mengejarnya dari belakang. Tiba-tiba Athala berhenti saat melihat Anastasya yang sedang bertanya kepada Fani, Nia, dan Nazwa. Namun, respon mereka bertiga sama seperti Athala tadi. Diam mematung.

"Maaf, kantin ada disebelah mana ya?" tanya Anastasya.

"Jifa?" tanya Fani tiba-tiba. Anastasya bingung apa yang dibicarakan oleh orang yang berada dihadapannya.

"Nama saya Anastasya, bukan Jifa. Kalau begitu saya tanya sama yang lain saja. Permisi." Fani, Nazwa dan Nia masih diam mematung setelah kepergian Anastasya. Athala segera menyamperi mereka bertiga.

"Itu Jifa kan Tha?" tanya Nazwa bingung sambil menunjuk kearah Anastasya yang berjalan menjauh.

"Iya, mirip. Cuman nama dia Anastasya, bukan Jifa." jawab Athala sambil menghela nafas kasar.

*****

"Akhirnya," ucap Anastasya yang akhirnya sampai di kantin. Ia segera duduk ditempat yang kosong dan memesan makanan.

Orang-orang yang ada disekitar Anastasya memandanganya dengan tatapan aneh antara bingung dan familiar dengan muka Anastasya. Anastasya yang sudah biasa dipandang seperti itu hanya menyibukan dirinya dengan file bewarna biru ditangannya.

Makanan dan minuman yang dipesan Anastasya sudah datang. Ia segera menyantapnya dan matanya masih terfokus dengan file yang ada dihadapannya.

"Kalau lagi makan itu harus fokus kemakanan, jangan kemana-mana matanya. Dasar jelalatan." ucap seorang cowo yang tiba-tiba datang sambil menutup file milik Anastasya.

"Ganggu dasar." jawab Anastasya dan kembali melanjutkan makannya tanpa memerdulikan ucapan cowo tersebut.

"Kamu masih lama dek?" tanya Andri-kakak sepupunya.

"Ngak, habis ini masuk kelas dan selesai langsung pulang." jelas Anastasya kepada Andri.

"Aku masih ada jam kuliah. Kalo gak kamu naik mobil aku aja. Kan apartemen aku deket dari sini. Jadi, aku bisa naik ojek nanti pulannya." Anastasya hanya mengangguk dan kembali melanjutkan makannya.

"Kunci," Andri yang mengerti langsung mengasih kunci mobilnya kepada Anastasya.

"Yaudah aku balik kekelas ya. Hati-hati sayang!" ucapnya sambil mengedipkan mata sebelahnya kearah Anastasya. Anastasya yang mendapat perlakuan tersebut mendeli sebal dan menjawabnya dengan deheman.

Sebelum pergi, Andri menyempatkan untuk mengacak-acak rambut Anastasya. Setelah Andri pergi, Anastasya mendengar bisikan dari sekitarnya, langsung memfokuskan pendengarannya.

"Dia siapa sih? Kok bisa deket sama cogan di kampus ini!"

"Dia itu mahasiswa pertukaran. Hati-hati kalau berurusan sama dia. Katanya dikampus ini, dia banyak kenalan orang hebat di kampus ini."

"Mahasiswa dari Universitas Oxford?"

"Iya, berarti dia kalau masuk sana pintar dong?"

Sedangkan disatu sisi Athala yang melihat Jifa alias Anastasya yang berinteraksi dengan cowo, membuat hati Athala mencelos begitu saja. Apakah ini yang dirasakan Jifa saat dirinya dulu seperti itu. Fani, Nazwa, dan Nia yang melihat hanya diam sambil melayang dipikiran mereka masing-masing, bagaimana Jifa kenal dengan cowo tersebut.

'Apakah dia tidak mengingat ku?' batin Athala.

*****

Kini Anastasya sedang berjalan menuju parkiran setelah jam kuliahnya sudah selesai. Ia ingin buru-buru pulang untuk merebahkan dirinya dikasur empuk miliknya. Namun, tangan Anastasya ditarik oleh seseorang yang berakhir diruangan seperti basecamp.

Anastasya melihat tiga cewe yang bertemu dengannya tadi dan empat cowok yang Anastasya tidak mengenalinya. Mereka bertujuh menatap Anastasya dengan tatapan mata yang memancarkan kerinduan dan juga ada yang melayangkan tatapan mata introgasi.

"Udah lah Jif, lo ngaku aja. Kalau sebenarnya lo tuh Jifa yang kita kenal bukan Anastasya yang seperti orang asing." Anastasya kembali bingung dengan ucapan salah satu cewek tersebut.

"Jifa? Siapa dia?" kini Anastasya bertanya kepada mereka semua.

"Kamu dulu amnesia ya sayang?" kini giliran Athala yang bertanya.

"Sayang? Emang dulu kita pernah pacaran atau semacamnya?" Anastasya kembali melontarkan pertanyaan. Saat mendengar jawaban dari Anastasya, perasaan Athala bagai dihantam oleh puluhan batu.

"Sebenarnya dulu itu gue pernah kenal sama kalian ya?" kini Anastasya bertanya kepada semuanya yang ada disana dan tengah menatap dirinya.

"Lo itu dulu sahabat kita Jif," jawab Nia yang duduk dihadapan Anastasya.

"Tapi gue Anastasya, bukan Jifa yang kalian kenal." ucapan yang terucap dari mulut Anastasya seakan belum cukup menjawab semua pertanyaan yang ada di mereka.

"Sorry, gue harus pergi." setelah itu Anastasya keluar dari ruang tersebut dan kembali melanjutkan perjalanannya menuju parkiran kampus.

*****




Senin,13 April 2020

Jif(A)thalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang