14. Liburan

446 26 3
                                    

"Aku bahagia Jif."

-Athala

*****

Kini mereka sudah landing di Aéroport Paris-Charles de Gaulle. Fani ingin membangunkan Jifa dan Athala, sebelumnya ia sangat bahagia karna Jifa mulai terbiasa dengan sentuhan orang lain dan ia memotret Jifa dan Athala yang sedang tidur. Fani tersenyum melihat hasil jepretannya yang ada di ponsel miliknya.

"Jifa, Athala. Hei bangun, udah sampai." ucap Fani sambil menggoyangkan tubuh mereka berdua dan tak berlangsung lama Jifa dan Athala bangun.

"Udah sampai. Gece siap-siap." setelah itu Fani meninggalkan Jifa dan Athala yang masih mengumpulkan kesadarannya.

Kini Jifa dan Athala yang sudah sadar sepenuhnya, mengikuti yang lain dari belakang untuk turun dari Jet pribadi. Jifa menyeret koper yang berukuran sedang yang berwarna putih untuk ditaronya didalam bagasi mobil.

Sekarang mereka berdelapan berjalan menuju penthouses milik Athala. Siapa sangka Athala yang terkenal bad boy dan dingin itu bisa memiliki beberapa penthouses, koleksi mobil mewah dan mahal, 3 rumah mewah yang berada di kawasan elit, dan beberapa perusahaan yang ia bangun dengan kecerdasan otaknya.

Mereka menaiki 4 mobil yang isinya hanya untuk dua orang saja. Jifa dengan Athala sudah berjalan lebih dulu dan diikuti oleh ketiga mobil dan satu mobil untuk para pengawalnya. Jifa sedang asik mendengarkan lagu lewat radio yang berada di mobil, Athala memerhatikan Jifa dari samping, tanpa Jifa sadari senyum Athala tercetak manis di bibirnya.

Athala mengambil tangan kanan Jifa dan menggenggamnya. Jifa melirik kesamping dan tersenyum hangat. Lalu Athala mencium tangannya membuat Jifa bersemu malu. Jifa segera memalingkan wajahnya agar Athala tidak melihat wajahnya yang memerah. Namun, Athala sudah terlebih dahulu melihatnya.

"Itu kenapa muka kamu kaya kepiting rebus?" tanya Athala dengan sedikit godaan. Ia sangat suka jika membuat Jifa salah tingkah. Mungkin, mulai sekarang itu akan menjadi hobi barunya. Yap, Menggoda Jifa.

Jifa langsung melepas tangannya dan mengarahkan pandangannya keluar jendela. Athala terkekeh melihat sifat Jifa yang salah tingkah seperti itu. Keempat mobil sport kini sudah sampai di penthouses milik Athala. Mereka masuk kedalam dan berdecak kagum akan penthouses yang dibeli Athala sebulan lalu.

"Gils si ini mah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gils si ini mah." ucap Nazwa yang masih terdiam di tempat. Pandangannya meneliti setiap sudut yang ada di ruang tamu.

"Disini cuman ada 4 kamar, jadi berdua-dua." setelah berucap seperti, Athala menarik kopernya menuju kamarnya berdua dengan Rizky.

"Riz, lo suka ya sama Fani?" tanya Athala tiba-tiba saat mereka sudah sampai dikamar.

"Eh... Ngak kok, sotoy bego lo!" jawab Rizky dengan sedikit mengelak. Ia menghindari pertanyaan Athala dengan menyibukan dirinya merapihkan pakaiannya yang ada di koper.

"Gue bisa baca pikiran lo," Athala berbohong dengan ucapannya barusan. Padahal sebenarnya ia tidak bisa membaca pikiran seseorang.

"Bangsat," ucap Rizky sambil melempari Athala dengan bantal dan Athala mengambil bantal tersebut.

Setelah itu tidak ada perbincangan lagi. Athala merebahkan tubuhnya pada ranjang besar yang berada di dekat jendela besar yang mengarah pada perkotaan. Sedangkan, Rizky berada di kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Rizky yang sudah selesai mandi, berjalan keluar dari kamatr mandi melihat Athala yang tertidur. Rizky membiarkan Athala tidur. Rizky segera mengambil kaos oblong dan memakainya. Ia juga menyusul Athala untuk tidur.

Sedangkan dikamar sebelah mereka berdua. Terdengar suara rebut, siapa lagi kalau bukan Yoga dan Bima yang selalu rebut kapan saja.

"Ayo suit, yang kalah tidur di sofa." Yoga menantang Bima untuk suit dan siapa yang menang akan tidur diranjang.

"Yah, sorry-sorry aja nih. Lo salah lawan kalo ngajakin suit. Soalnya gue pernah juara satu suit se-Internasional." ucap Bima dengan menyombongkan dirinya bahwa ia pernah menang juara suit se- Internasional, padahal lomba suit saja tidak ada.

"Mbah mu noh juara. Udahlah ayo suit." akhirnya mereka suit sebanyak tiga kali dan hasilnya dimenangkan oleh Yoga.

"Cih, juara satu. Lawan ayam kampung kek gue aja kalah. Selamat bermalam di sofa beb." ucap Yoga penuh kemenangan dan sebelum meninggalkan Bima, Ia mencolek dagu Bima genit dan berlalu menuju kamar mandi sebelum ia kena amuk oleh Bima.

Jif(A)thalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang