24. Bertemu kembali

323 14 2
                                    

"Terlalu sederhana menjelaskan apa itu arti CINTA. Namun, dua orang yang menjalankannya menjadi rumit hanya karna CINTA."

-Jifa

*****

Kini sudah tiga bulan berlalu dan Katya tidak pernah muncul lagi setelah pertemuan yang membatalkan pertunangannya dengan Athala.

Hari ini juga Jifa sudah memasuki fase ulangan kedokteran. Karna, bulan depan ia sudah lulus menjadi dokter. Jifa gak menyia-nyiakan empat tahun ini untuk fokus kefakultas kedokteran. Ia sangat tertarik dengan dokter bedah.

Jifa sedang berada di perpustakaan bersama ketiga sahabatnya. Mereka sedang mencari refensi untuk membuat skripsi yang harus dikumpulin lusa.

Jifa mencari buku tentang kedokteran dibagian rak kedokteran. Saat sudah menukan empat buku berukuran tebal, ia segera membawanya menuju meja yang ia tempatkan bersama ketiga sahabatnya.

"Hah, akhirnya selesai juga." ucap Nazwa yang ada di hadapan Fani sambil menyenderkan punggungnya pada kursi.

"Kalian masih lama?" tanyanya kepada yang lain.

"Ngak, dikit lagi." hanya Nia yang menjawab pertanyaan Nazwa. Karena, Jifa dan Fani masih fokus keskripsinya dan tidak bisa diganggu gugat.

"Makan dulu." mereka berempat melihat kearah belakang Jifa. Telihat tubuh tegap milik Athala dan yang lainnya.

"Nanti," Jifa kembali fokus dengan macbook yang ada didepannya. Matanya sesekali melirik kearah buku dan kembali fokus.

"Berhenti, nanti aku yang lanjutin." Athala mengambil kursi dari meja lain dan duduk disamping Jifa mengambil alih macbook milik Jifa.

"Kamu udah selesai?" tanya Rizky kepada Fani yang sama halnya dengan Jifa.

"Kamu makan dulu, nanti aku bantuin." Fani melepas pandangannya dari laptop dan mengambil sandwich yang Rizky belikan.

"Makasih," ucap Fani sambil mengangkat sandwich yang ada ditangan kananya dan tersenyum kearah Rizky.

"Nia, Bima, Yoga. Kabur yuk, berasa nyamuk." Nazwa mengajak Nia, Bima, dan Yoga untuk meninggalkan perpustakaan.

"Ayo, gue juga udah selesai. Gue traktir deh," Bima dan Yoga yang mendengar kata Traktiran keluar dari mulut Nia langsung berdiri tegak dan tersenyum kepada Nia yang menandakan mereka ingin di traktir.

"Giliran traktiran aja semangat. Yaudah ayo café depan kampus."

"Selamat ngetiknya ya beb," ucap Nazwa sebelum meninggalkan Jifa dan yang lainnya.

Athala yang bingung harus melakukan apa, sedangan Jifa masih fokus dengan skripsinya. Akhirnya Athala mengambil sebuah buku yang bergambar tiga pohon kaktus yang berbeda bentuk. Ia membuka halaman pertama, tertera polaroid foto dirinya dengan Jifa. Dengan kalimat dibawahnya "-Sebuah kalimat yang enggan untuk diungkapkan-".

Athala membuka halaman berikutnya berisikan sebuah kalimat yang menurutnya sangat menusuk dan diatas kalimat tersebut tertera tanggal setelah dirinya dengan Jifa putus. Athala masih mengingat semuanya.

Selasa, 07 Januari 2016

"Hujan turun tanpa aba-aba, Memeluk bumi tanpa izin. Ia datang dengan memberi luka yang teramat perih untuk dirasa, tanpa tau perasaan yang ia sakiti." -Jif

Rabu, 08 Januari 2016

"Jika ia memang bukan untuk mu. Maka jangan memaksanya untuk menjadi bagian dari hidupmu. Karna, tidak semuanya terwujud sesuai apa yang kau inginkan. Ikhlaskan. Lepaskan. Kadang semesta punya kejutan lainnya untuk membuatmu bahagia." –Jif

Jif(A)thalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang