For you i could pretend like i was happy when i was sad - Fake Love
.
.
.Jungkook terus berpikir apa yang salah, dia terus mengais ingatan kejadian sebelum pagi tadi dia menemukan sepucuk surat dari Taehyung yang menghilang entah kemana.
Jungkook yakin betul tidak ada yang salah. Mereka berdua tidak bertengkar, teman-temannya yang lain juga tidak. Taehyung makan dengan baik, dua hari lalu mereka pergi ke dokter untuk memeriksakan telinga Taehyung, Taehyung pulang sambil menyesap kaleng sodanya dengan senyum kotak mengembang seperti biasa.
Tidak ada yang salah, Taehyung nampak baik-baik saja.
Lantas kenapa?
Jungkook tersentak saat tiba-tiba Yoongi mengebrak meja, pemuda dengan kulit pucat yang biasanya terlihat diam itu mengacungkan kertas ke arah Jungkook dengan pandangan marah, Jungkook bisa melihat urat leher pemuda yang terpaut jarak usia empat tahun dengannya itu tertarik ketika meneriakinya.
"Kenapa kau bisa tidak tahu kalau Taehyung pergi?!" bentaknya.
Mata Jungkook bergerak gelisah, tahukah Yoongi bahwa Jungkook juga bertanya-tanya pada dirinya sendiri kenapa dia sampai tidak tahu bahwa Taehyung pergi diam-diam malam itu? Yang Jungkook ingat, hanya dia merasa sangat lelah malam itu dan Taehyung membawakannya segelas susu hangat yang bahkan tidak Jungkook sentuh saking lelahnya dan langsung terlelap. Bahkan saat Jungkook bangun pagi tadi, susu cokelat buatan Taehyung masih ada di atas meja. Tak tersentuh.
"Jeon Jungkook! Aku bertanya padamu!" Suara Yoongi kembali terdengar meninggi. Seingat mereka, Yoongi tidak pernah menaikan nada suaranya pada mereka. Atau, bolehkah mereka katakan kalau Yoongi itu orang yang paling tidak banyak bicara di antara mereka? Rasanya melihat Yoongi yang seperti ini tidak pernah ada dalam bayangan mereka.
"Hyung.." Hoseok berusaha menarik Yoongi mundur. Dia mengerti Yoongi mencemaskan keadaan Taehyung di luar sana, ia juga merasakan hal yang sama. Sama cemasnya, sama terkejutnya ketika satu jam yang lalu Jungkook memberitahu bahwa Taehyung menghilang, anak itu pergi dari apartemen. Hoseok langsung meninggalkan set lokasi musik video terbarunya untuk segera datang ke tempat Jungkook.
"Apa kau tidak bisa menjaga Taehyung dengan baik?" agaknya Yoongi tidak puas karena Jungkook tidak membalas kata-katanya, meski kali ini nada suaranya lebih rendah namun tatapan tajamnya tetap tertuju pada Jungkook yang menunduk. "Kalau kau sudah tidak bisa menjaganya, harusnya kau terima tawaran kami untuk membawa kalian kembali!"
"Kembali kemana?!" Jungkook akhirnya mengangkat wajah, matanya merah, tangannya terkepal kuat di atas meja. "Kembali kemana aku tanya?!" Jungkook tidak peduli jika yang ia teriaki adalah seorang yang lebih tua empat tahun darinya. "Apa kau lupa siapa yang bersama Taehyung Hyung selama tiga tahun ini? Kalian lupa ada di mana kalian sebelum ini?! Dan Hyung sekarang menyalahkan aku?!" Jungkook jelas tidak terima, dua tahun Jungkook menjaga Taehyung sejak mereka semua memilih jalan masing-masing. Satu tahun, Jungkook habiskan lagi bersama Taehyung setelah mereka berenam mencoba memaafkan masa lalu.
Lalu sekarang Yoongi hendak menyalahkan Jungkook atas kepergian Taehyung? Bukankah itu sangat keterlaluan?
Bagaikan tertohok kata-kata Jungkook, Yoongi memalingkan wajah, menatap pada tembok putih apartement Jungkook. Tangannya meremas kuat surat Taehyung.
"Aku harus pergi sekarang." suara Seok Jin memecah keheningan sesaat mereka. "Aku ada rapat hari ini." Seok Jin mengambil tasnya yang tergeletak di atas meja. "Aku akan beritahu asistenku, dia akan membantu mencari Taehyung. Aku pergi." tergesa, Seok Jin pergi dengan tutupan pelan di pintu.
Hoseok bergerak gelisah, "Aku juga..harus pergi." Hoseok menelan salivanya canggung saat mata bulat Jungkook menatapnya terluka, "Maaf, Jungkook. Aku harus kembali ke set. Hubungi aku kalau ada kabar tentang Taehyung." Hoseok menepuk bahu Jungkook sekilas lalu melirik Yoongi yang masih berdiri membelakangi mereka. "Aku pergi." Katanya, kemudian pemuda berhidung lancip itu meninggalkan apartemen Jungkook.
Jungkook mendengus kasar, kesal. "Kalau Jimin Hyung masih di sini. Dia pasti akan lebih memilih mencari Taehyung Hyung sekarang." ucapannya bernada sindiran membuat Yoongi berbalik padanya, tidak ada kemarahan di mata Yoongi yang memerah, Yoongi selalu bisa menutupi perasaannya, Yoongi selalu bisa menarik kembali air mata yang sudah akan keluar dari matanya saat semua teman-temannya menangis di konser mereka.
Yoongi, selalu terlihat baik-baik saja.
Atensi keduanya beralih pada pintu yang tiba-tiba terbuka dengan keras, derap langkah tergesa dan mengaduh terdengar dari pemuda jangkung yang tengah berjalan sambil membungkuk-bungkuk mengusap kakinya yang tersandung.
"Apa yang terjadi?"
Kim Namjoon, datang dengan raut wajah bingung[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Spotlight #2 : Solitude ✔
FanfictionMereka kembali kehilangan arah saat Kim Taehyung memutuskan pergi. Membuat mereka bertanya kembali pada diri sendiri. Apa mereka tidak pantas untuk bahagia?