"I'm still standing here with my eyes closed, lost between deserts and oceans." - Lost
.
.
.
Menurut Taehyung, laut itu menyimpan banyak misteri nya sendiri. Menurutnya, laut itu seperti hati manusia yang sulit di tebak. Kau tidak akan mengerti sebelum tenggelam dan menemukan apa yang berada di dalam nya.
Taehyung, menyangkutkan pemikiran nya itu dengan apa yang dialami Hoseok sekarang, bahkan sampai saat ini dia masih mencerna segala yang terjadi. Hoseok memukul seseorang, Jung Hoseok yang bahkan kepada serangga sekalipun dia akan lari tunggang langgang sekarang dilaporkan memukul seseorang. Bukankah itu arti nya dia tidak pernah mengerti tentang Hoseok, tentang hati nya. Atau..sesuatu yang tersimpan di dalam sana. Di balik senyum yang selalu Hoseok berikan pada mereka.
"Taehyung-ah.." Nae Ri memanggil seraya menyentuh bahu Taehyung yang tengah duduk di teras rumah sambil memeluk kedua lututnya, gadis itu meletakan secangkir teh hangat di antara mereka.
Taehyung mengulas senyum tipis, mengucapkan terima kasih dengan suara begitu pelan kemudian kembali menatap pada ombak yang berkejaran di lautan yang mulai menggelap.
Kau sudah memutuskan?
Taehyung membaca catatan yang disodorkan Nae Ri pada nya kemudian menggeleng tanpa kekuatan, "Belum."
Nae Ri mengerutkan kening, Taehyung menangkap perubahan ekspresi di wajah gadis yang sekarang sedang menulis sesuatu lagi di sana, sedikit panjang. Tapi Taehyung tahu apa yang mungkin akan dikatakan Nae Ri lewat catatan itu pada nya.
Teman mu sedang membutuhkanmu di sana, dan kau masih harus berpikir apa kau harus kembali atau tidak?!
Benar saja, sudah pasti Nae Ri akan mengatakan itu. Taehyung menelan ludah, mengangkat pandangannya pada mata Nae Ri yang berkilat marah. "Lalu, kalau aku kembali apa yang bisa aku lakukan untuk nya?" kemudian Taehyung bertanya, bukan hanya di tuju kan untuk Nae Ri, tetapi juga untuk dirinya sendiri. Apa yang bisa dia lalukan jika dia kembali ke sana? Apa semua akan menjadi lebih baik ketika dia kembali? Taehyung masih terlalu takut untuk kembali.
Ada banyak hal yang ditakutkan Taehyung semenjak tiga tahun yang lalu, ketakutan yang dia simpan rapat-rapat. Takut akan kehilangan, sudah banyak hal yang hilang dalam hidup nya. Bahkan suara yang ramai itu telah lama meninggalkan nya, tetapi lebih dari itu Taehyung lebih takut melihat teman-teman nya tidak bahagia dan kesulitan.
Tahu tidak, terkadang kita tidak perlu melakukan apapun untuk membantu seorang teman. Cukup dengan melihatmu saja, mereka akan merasa bersyukur dan bahagia. Kehadiranmu sudah cukup menjadi kekuatan mereka.
Kalimat itu menjadi penutup dari percakapan singkat kedua nya, karena setelah menyodorkan catatan itu Nae Ri langsung masuk ke dalam. Membiarkan Taehyung di luar dengan secangkir teh yang tak lagi hangat, kembali memeluk lutut sembari memandangi ombak yang bergelung tanpa henti.
"Satu kekuatan kami sudah pergi, bagaimana kehadiranku bisa memberikan dua kekuatan sekaligus bagi mereka?"
***
Seok Jin meregangkan tubuhnya, melonggarkan dasi hitam yang seolah mencekiknya setiap hari membuatnya kesulitan bernapas. Tubuhnya dijatuhkan pada kursi meja kerjanya, yang lagi-lagi sudah berisi tumpukan dokumen yang harus dia tanda tangani.
Setiap hari, seperti tidak ada habisnya. Seok Jin mengecek jam, sudah pukul delapan malam.Dia sudah berada di ruang rapat selama dua jam, dan selama dua jam itu hatinya gelisah, tidak tenang. Perasaan cemas menghinggapinya, seperti dulu, seperti saat...
Suara ketukan di pintu membuyarkan pikiran Seok Jin. "Masuk."
Do Joon masuk, kali ini tanpa membawa dokumen apapun seperti biasanya. Lelaki itu membungkuk pada Seok Jin.
"Ada apa?"
Do Joon merogoh saku jasnya, kemudian menyodorkan ponsel Seok Jin yang sedari tadi dipegangnya selama rapat. Seok Jin mengambil ponselnya, mengecek notifikasi mendapati banyak pesan masuk dari nomor yang sama juga panggilan masuk dari nomor yang sama pula, Kim Namjoon. Kenapa perasaannya jadi gelisah lagi? Ini seperti dejavu. Kala Jungkook memberinya kabar buruk tiga tahun silam.
"Tadi teman anda menelepon, maaf kalau saya lancang mengangkatnya." Lapor Do Joon.
"Apa..yang mereka katakan?" Seok Jin berharap ini berita bagus, mungkin mereka berhasil menemukan Taehyung. Ya, benar. Seok Jin harus tetap berpikiran positif.
"Mereka mengatakan teman anda sedang membutuhkan anda, Presdir."
Oh, tidak! jantung Seok Jin berpacu dengan cepat.
"Dan, anda diminta untuk mengecek berita di internet." Kata Do Joon kemudian.
Seok Jin cepat-cepat membuka ponselnya, masuk ke laman berita. Pemuda itu spontan berdiri dari tempat duduknya ketika mendapati berita utama tentang aksi penyerangan yang dilakukan Hoseok menjadi pencarian nomor satu di internet sekarang ini. Seok Jin cepat-cepat menyambar jasnya, juga kunci mobil. Berjalan dengan setengah berlari melewati Do Joon yang terlihat kebingungan.
"Batalkan semua pertemuanku hari ini dan besok, aku ada urusan yang lebih penting."
Tidak, jangan lagi. Aku tidak mau kehilangan lagi.
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Spotlight #2 : Solitude ✔
FanfictionMereka kembali kehilangan arah saat Kim Taehyung memutuskan pergi. Membuat mereka bertanya kembali pada diri sendiri. Apa mereka tidak pantas untuk bahagia?