TRACK - 17

9.2K 1.8K 167
                                    

Hari saat kau membenci dirimu,hari saat kau ingin menghilang, mari buat pintu di hatimu  - Magic Shop
.
.
.

"Nae Ri-ya!"

Hong Nae Ri, tak pernah mendengar Taehyung berteriak seperti itu. Teriakan nya bahkan memenuhi isi toko yang baru saja dia buka pagi itu.

Ada apa? Dengan tatapan mata yang kebingungan Nae Ri mengisyaratkan pertanyaan itu pada Taehyung yang datang raut wajah kesal nya.

"Jelaskan padaku apa maksud ini?!" Taehyung mengangkat telepon genggam Nae Ri, "Kau yang mengirimi pesan ini pada Hoseok hyung?! Kau memakai kartu ku untuk mengirimi pesan ini pada nya?!"

Nae Ri tergagap, tak menyangka reaksi Taehyung akan seperti ini. Bukankah ini terlalu berlebihan? Nae Ri hanya mencoba membantu Taehyung, bukan kah itu memang yang ingin dikatakan Taehyung pada teman nya itu? Lalu kenapa Taehyung semarah ini pada nya?

Aku hanya ingin membantumu...

Taehyung menatap tulisan Nae Ri lalu pada wajah gadis itu, "Membantuku?! Kau tidak membantuku sama sama sekali, kau sudah sangat lancang mencampuri urusan ku Hong Nae Ri!"

Nae Ri tersentak, Taehyung berteriak di hadapan nya. Tiba-tiba saja hati nya merasa sakit, dia hanya ingin membantu Taehyung untuk menyampaikan isi hati nya. Tapi yang dia dapat justru luapan kemarahan seperti ini. Mata nya berembun, cepat-cepat dia mengusap mata nya sebelum air mata itu jatuh lalu berlari melewati Taehyung.

Taehyung mematung, kembali pada kesadaran nya bahwa dia sudah menyakiti hati Nae Ri. Lihat, gadis itu mungkin sekarang sedang menangis karena nya. Taehyung mengusap wajah serta rambut nya gusar, pandangan nya beralih pada ponsel Nae Ri yang masih berada dalam genggaman nya.

Benar, Nae Ri tak sepenuh nya bersalah. Dia hanya ingin membantu Taehyung, lalu kenapa Taehyung harus marah? Bukan kah dia terlalu pengecut untuk mengirim pesan itu sendiri pada Hoseok? Taehyung bodoh! Pengecut! Tidak berguna!

Lalu sisa hari itu kedua nya habiskan dengan hanya saling diam tanpa bicara, Nae Ri yang kembali ke toko dengan mata sembab membuat Taehyung merasa sangat jahat. Dan Taehyung juga tahu bahwa paman Hong selaku ayah Nae Ri juga pasti mempertanyakan kenapa kedua nya hari itu menjaga jarak padahal dihari-hari biasa Nae Ri lah yang selalu menemani Taehyung, atau Taehyung yang selalu menggoda Nae Ri.

Tapi mungkin paman Hong sadar bahwa kedua nya tengah terlibat pertengkaran yang tak seharusnya dia pertanyakan hingga hanya membiarkan kedua nya tetapi saling diam meski Taehyung yang diam-diam memperhatikan Nae Ri dengan raut wajah bersalah.

Taehyung menggigit bibirnya, tangan nya menggantung di udara sedang berdebat dengan logika juga hati nya. Apakah dia harus mengetuk pintunya? Apa dia harus bicara pada Nae Ri? Apa Nae Ri masih marah pada nya? Dan banyak pertanyaan lain di dalam pikiran nya yang tidak juga dia temukan jawaban nya.

Tapi Taehyung seorang laki-laki, laki-laki sejati harus mempertanggung jawabkan apa yang telah diperbuat oleh nya. Dia sudah membuat Nae Ri menangis, maka dia sudah pasti harus meminta maaf atas kesalahan nya. Jadi, meski dengan sedikit keraguan Taehyung mengetuk pintu kamar Nae Ri.

"Nae Ri-ya.."

Taehyung mengetuk sekali.

"Hong Nae Ri."

Dua kali, pintu di hadapan nya tidak juga membuka.

"Nae Ri, aku mohon buka pintu nya."

Ketukan ketiga, dan Taehyung sudah akan menyerah kalau pada ketukan ketiga nya Nae Ri tak juga membuka pintu. Tetapi, harapan dalam hati nya muncul ketika pintu itu membuka. Nae Ri berdiri di hadapan nya tanpa senyum tak seperti biasa nya. Pada malam-malam Taehyung mengetuk pintu Nae Ri untuk meminta gadis itu menemani nya duduk di pantai saat malam hari seperti ini.

Behind The Spotlight #2 : Solitude ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang