Would i have changed? If i had chosen a different path, if i had stopped and locked back - Path
.
.
.Apa yang dirasakan Jeon Jungkook sekarang? Bahkan pemuda itu sendiri bimbang dengan apa yang tengah berkecamuk dalam hatinya. Setengah hatinya merasa cemas dan khawatir memikirkan keadaan Taehyung di luar sana sendiri, tetapi setengah hatinya lagi merasa marah dan kecewa karena Taehyung pergi begitu saja dengan begitu mudahnya tanpa melihat Jungkook di sini yang berusaha mempertahankan apa yang tengah coba mereka semua benahi.
Jungkook menatap keluar jendela, pada bunga-bunga sakura yang bermekaran di halaman tempatnya mengajar. Apa Taehyung melihat keindahan musim semi yang sama di luar sana?
"Ssaem!"
Jungkook tersentak ketika seorang murid kecilnya menarik ujung kemeja putih yang dikenakannya. Jungkook tersenyum pada anak berusia delapan tahun itu berjongkok menyetarakan tinggi tubuh mereka. "Ada apa, Hyunjin-ah? kenapa kau belum pulang?" tanyanya pada anak itu, karena harusnya murid-muridnya sudah pulang dari setengah jam yang lalu.
Anak perempuan itu menggoyang-goyangkan tubuhnya malu-malu, "Semalam, aku melihat video Ssaem dan teman-teman ssaem." katanya. "Ssaem benar-benar keren!" Hyunjin mengacungkan dua jempolnya dengan mata berbinar-binar. Jungkook tak bisa menyembunyikan tawa kecilnya melihat betapa lucunya Hyunjin mengekspresikan kekagumannya. "Tapi, kenapa Ssaem ada di sini sekarang?" Hyunjin melontarkan pertanyaan yang membuat Jungkook diam seketika. "Tidak bersama teman-teman Ssaem yang lain?"
Jungkook mengulas senyum kecil, tidak ingin memperlihatkan kesedihannya pada gadis kecil itu. "Kami sedang tidak bersama-sama sekarang." jawab Jungkook sambil membelai rambut Hyunjin, "Tapi pasti, nanti kami bersama-sama lagi."
Hyunjin mengangguk-anggukan kepala, kemudian perhatian keduanya beralih pada seorang anak muda yang memanggil nama Hyunjin di ambang pintu. Gadis kecil itu berlari ke sana, memeluk yang lebih tua darinya sementara Jungkook sudah berdiri kembali. Dia mengenal anak muda itu sebagai kakak Hyunjin, Jungkook sering melihatnya menjemput Hyunjin sepulang les.
Hyunjin melambaikan tangan pada Jungkook, sementara kakaknya membungkuk kan badan yang di balas oleh Jungkook dengan gesture yang sama. Selepas perginya Hyunjin, Jungkook kembali bersandar pada jendela, melihat Hyunjin yang berada dalam gendongan kakaknya membuat Jungkook tersenyum kecil.
Memorinya kembali pada saat di mana dia pernah sedekat itu juga dengan kakak-kakaknya yang lain. Rasanya seperti baru kemarin Jungkook diantar ke sekolah oleh Taehyung dan Jimin. Teman-temannya yang datang ke acara kelulusannya, makan malam bersama dan berakhir dengan tidur di satu ruangan yang sama guna mengenang bagaimana mereka dulu dan berbincang apa saja yang mereka lewati. Bukankah terlalu banyak kenangan indah? Apa itu tidak cukup untuk menahan mereka di sisinya?
Lamunannya terganggu karena suara dering ponsel di sakunya, Jungkook menghela napas pelan saat melihat nama yang tertera di sana. Jelas bukan nama dari mereka yang sedang Jungkook rindukan.
"Halo."
".."
"Aku sudah memberikan jawabannya, aku tidak bisa bergabung."
".."
"Aku hanya ingin bersama mereka, maaf Mingyu." Jungkook menyudahi pembicaraannya dengan Mingyu. Sejak beberapa minggu lalu, dia selalu mendapat telepon dengan pertanyaan dan permintaan yang sama. Menginginkan Jungkook masuk agency nya, Jungkook paham betul bukan hanya Mingyu yang menginginkannya dia sudah mendengar permintaan itu dari beberapa tempat lain. Tapi jawaban Jungkook akan selalu sama, TIDAK.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Spotlight #2 : Solitude ✔
FanficMereka kembali kehilangan arah saat Kim Taehyung memutuskan pergi. Membuat mereka bertanya kembali pada diri sendiri. Apa mereka tidak pantas untuk bahagia?