Akhirnya Kevin mengantarku pulang. Dan ia bilang bahwa orang tuanya memintanya untuk membawaku ke rumah keluarga besarnya, makan malam keluarga katanya. Aduuhh, aku masih bingung. Kenapa harus secepat ini? Dan itu lusa. Aku bingung.“Aku pulang” ucapku agak keras agar terdengar oleh kakakku
“Eh, adikku tersayang.. tadi ngapain aja dek?” tanya kakakku meledek
“Apaan sih kak, capek ah mau tidur” jawabku ketus
“Oke, tidur nyenyak ya dek” ledeknya lagi
Aku tak ingin menghiraukannya, aku lebih meilih untuk mencari baju apa yang tepat untuk acara lusa malam. Aku bingung.Esoknya, aku baru sadar sejak semalam handphone-ku belum ku charge. Ku putuskan untuk men-charge handphone-ku, ku tunggu beberapa menit. Ini hari Sabtu yang berarti kakakku libur bekeerja dan tepat sekali kini giliran kakakku yang membuat sarapan. Aku akan kembali tiduran di kasurku, rasanya kemarin cukup melelahkan. Akan ku tunggu panggilan kakakku untuk sarapan. Dan akhirnya setelah beberapa menit ku pejamkan mataku, kakakku memanggil dan mengajak sarapan.
“Re! Sini cepet! Sarapan dah jadi! Ada chef baru!” panggil kakakku, aku tidak menghiraukan kalimat terakhirnya.
Ku sanggulkan rambutku asal agar tidak menghalangi leher jejangku. Dan ku pakai kaos putih polosku agar tidak keluar hanya dengan tanktop dan celana pendek saja, kali ini ku gunakan kaos yang berukuran besar agar aku nyaman memakainya yang bertuliskan ‘THIS IS MY DAY, PLEASE!’. Kaos favoritku pastinya.
“Kalo kakak berani makan duluan tanpaku, aku tidak akan mencucikan pakaian kantor kakak seminggu! Ingat itu yah!” ancamku dengan sedikit teriak berusaha terdengar kakakku
“Pagi cantik” sapa Kiki yang sedang duduk di seberang kak Ardhan (kakakku)
“Eh, Kiki?! Apa kabar lo?!” jawabku kaget, dan refleks ku peluk lelaki itu.
Kiki adalah sahabat lelaki pertamaku dan satu – satunya sahabat yang ku punya saat di London dulu. Aku pernah mendapatkan beasiswa di London dulu dan aku bekerja sampingan untuk dapat uang jajan disana, dan di tempat kerja sampingan itulah aku mengenal Kiki. Dia koki terbaik di cafe yang aku bekerja sampingan disitu.
“Lo yang apa kabar? Udah move on belum lo dari gue?” ledek Kiki
“Dasar yah, yang ada elo! Lo udah move on dari gue? Sampe beraniannya nyamperin gue ke Indonesia dari London” ledekku tak mau kalah
“Haha, namanya juga perjuangan biar lo gagal move on dari gue” jawab Kiki dengan PD
“Sebentar, kalian bisa reuni-nya nanti lagi kan? Perut sudah tidak berkrompomi ini!” potong kak Ardhan tak mau kalah dari kami
“Oke, mari makan! Terima kasih makanannya” ucapku bersamaan dengan Kiki
Kami bertiga tertawa tentang banyak hal bersamaan di pagi itu.Untuk sementara waktu, Kiki akan tinggal di rumahku. Ia akan tidur di kamar tamu yang dulunya itu kamar orang tua kami. Kini kami jadikan kamar tamu, karna kami tidak ingin merasa terbawa suasana saat orang tua kami masih ada. Seenggaknya, dengan adanya Kiki rumah kami terasa lebih ramai lagi. Tidak sesepi saat aku sendirian di rumah dan kakakku pergi dinas ke luar kotalah yah. Kami tidak merasa keberatan dengan kehadiran Kiki, karna Kiki bisa memasakkan banyak hidangan London disini. Menyenangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEVIN is MINE
Teen Fiction"Mereka hanya ingin tahu, tanpa peduli", ucap Kevin padaku.