Kenapa rasanya berbeda? Kenapa kasurku terasa lebih empuk? Dan bantalnya terasa jelas berbeda. Kubuka mataku perlahan, dan saat kubuka mataku sepenuhnya.. ada wajah tampan yang tersenyum kepadaku sambil mengelus rambutku. Dikecupnya keningku lembut. Terasa nyata.“Kenapa mimpi ini indah sekali?” gumamku dan kembali tidur dalam pelukan pria tampan itu
“Ini kenyataan sayang, bukan mimpi kok.. bangunlah, aku sudah membuatkanmu segelas kopi mocca, kesukaanmu kan?” ucap pria tampan itu. Tunggu? Apa itu Kevin? Ini nyata?
“Eh, kirain mimpi hehe” jawabku polos, padahal aku sedang menahan rasa malu yang sangat.
“Oke, sekarang saatnya kamu mandi. Aku sudah mandi, sekarang biar kusiapkan sarapan untuk kita oke?” ucap Kevin lembut, aku suka itu
“Oke” jawabku semangat, berusaha menghilangkan perasaan terbawa suasana ini.
Aku pun mandi dan berganti baju dengan baju kaos lainnya dan tetap menggunakan celana yang katanya milik Lena. Dress yang ku gunakan semalam ku simpan di samping tasku.
“Re, ayo sarapan” ajakan Kevin, serasa sudah menikah saja mendengarnya begitu
“Iya, sebentar” jawabku singkat, aku sedang sibuk merias wajahku dengan make up yang ku bawa seadanya.
“Sini, duduk sini di sebelahku” pinta Kevin manja
“Lalu?” tanyaku
“Suapi aku, kita makan sepiring berdua oke?” pintanya sok imut, ewh aku ga suka keadaan kaya gini.. yang ada nanti aku makin baper
“Makan sendiri – sendiri saja yah, Kevin ANAK PINTAR” pintaku memaksa, sengaja kutekankan bagian 'anak pintar'
“Gak mau” jawabnya dingin, dan lucunya dia menggandeng lenganku agar aku tidak pergi dari sisinya
“Kamu itu maunya apa sih? Disuapin? Gak ah” jawabku ketus
“Gak mau? Kalo gitu aku sarapan yang lain aja deh” jawabnya cepat lalu dengan cepat pula Kevin menciumku dengan kasar. Aku tidak menyukai ini.
“Ke-vin! Oke! Aku suapi kamu!” bentakku kesal, dan hanya dijawab dengan seringai senyuman menyebalkan miliknya itu
“Nih, aaa” ucapku memintanya untuk membuka mulutnya untuk ku suapi
“Aaa, nyam nyam” ucapnya saat kusuapi, dasar alay
“Sebentar, kamu make riasan? Kok kamu kaya pake lipstick?” tanya Kevin menyidik
“Masalah? Makan sendiri ah! Aku mau makan, laper” jawabku ketus
Setelah selesai sarapan kami, Kevin mengajakku pulang. Dan langsung kusetujui dengan satu anggukan mantap, aku memang sudah ingin pulang dari awal. Aku merindukan bantalku. Tapi tidak semudah itu untuk pulang. Kevin memintaku untuk menemaninya menyirami kebunnya, katanya hari ini adalah jadwal ia menyirami kebunnya.
“Ayo dong yang semangat! Masa mau ku cium lagi?” perintah Kevin padaku mengejek
“Iyah iyah! Ini aku semangat kok! Semangat!” jawabku sok semangat, padahal aku sedang menghindari ancamannya itu. Dasar menyebalkan
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVIN is MINE
Novela Juvenil"Mereka hanya ingin tahu, tanpa peduli", ucap Kevin padaku.