5. Dressed up so nice - Rere

11 0 0
                                    


Minggu pun tiba. Hari aku harus hadir di acara makan malam keluarga besar Kevin. Baru sehari kami mempublikasikan kegiatan kencan kami, keluarga besar Kevin langsung dengan cepat mengetahuinya. Benar – benar keluarga yang mengerikan.

“Kak! Kalo Kevin dateng, suruh tunggu aja yah”

“Iyah! Eh, Re! Ini ada paket buat lo!” jawab kak Ardhan

“Apaan? Bentar, biar Rere yang kesana deh kak” jawabku cepat

Baru aja aku mau dandan dan obrak – abrik lemari buat nyari baju. Eh, Kevin ternyata udah jauh memikirkan hal ini. Ia mengirimkan sepaket pakaian dengan sepatunya bahkan ada kotak kecil yang saat kubuka ada cincin kayu yang saat itu kami pesan dan jepitan rambut yang manis. Jika ini bukan kontrak mungkin aku akan merasa bak Cinderella!

“Aku ke kamar yah kak” teriakku

“Emang lo mau kemana Re? Gue lagi disini kok malah lo tinggal – tinggal sih” tanya Kiki kesal merasa terabaikan kehadirannya

“Eh, sorry Ki, gue malem ini mau makan malam sama keluarga pacar gue” jawabku menyesal

“Hah? Lo udah punya pacar?” tanya Kiki kaget

“Hehe, iyah.. jangan patah hati lo” ledekku berusaha mencairkan suasana

“Apaan sih lo, kenapa ga makan disini aja? Biar gue yang masakin” ledek Kiki balik

“Udah pernah kali ah” jawabku santai sambil pergi menuju kamar.

Ini udah jam 16.30 WIB dan aku baru mau dandan. Oh iyah! Handphone dari pagi aku charge! Ku nyalakan handphone-ku, ku nyalakan pula data selulernya. Ternyata sudah ada 17 panggilan tak terjawab dari nomor yang tidak ku kenali? Siapa ini? Ku kirim pesan berisi menanyakan siapa orang ini dan tidak lama dibalas olehnnya dengan satu kata yang membuatku terdiam, ‘Kevin’.

Oke, saatnya dandan! Ku gunakan eye liner yang jarang ku gunakan, dan maskara juga. Tidak lupa ku gunakan blush on agar pipi ku terlihat sedikit merona, dan ku gunakan lip matte-ku yang berwarna senada dengan dress-ku. Berusaha tampil menarik semaksimal mungkin. Ku tata rambutku dengan mengkepangnya sebagian saja dan kujepitkan dengan jepitan yang diberikan Kevin itu. Lalu, tak lupa ku gunakan juga cincin kayunya. Dress yang kukenakan saat ini berwarna merah muda dengan lengan yang terbuka bagian bahunya, ukuran yang pas dengan tubuhku dan panjangnya tidak terlalu pendek. Pas selututku. Aneh, kenapa dia bisa tau ukuran badanku? Kak Ardhan aja belum tentu tau. Sepatu putih ber heels pendek, dia benar – benar tau seleraku! Dan hebatnya, sepatu ini menutupi bagian jari – jari kakiku, aku sangat suka sepatu seperti ini.

Tidak lama setelah aku siap, terdengarlah suara bel pintu rumah. Dibukanya pintu oleh Kiki, dipersilahkan masuk kak Ardhan oleh Kiki terdengar olehku.

“Re! Ini pacar lo udah dateng! Bentar ya” teriakan yang dilanjut ucapan ramah Kiki

“Iya!” jawabku sedikit teriak

“Lo ga usah cantik – cantiklah dandannya Re, cuma gue yang boleh liat lo cantik” ucap Kiki yang menurutku terdengar menyebalkan. Masalahnya, dia mengatakan itu dihadapan Kevin. Dan aku tidak menyukai itu.

“Apaan sih lo” ucapku sedikit kesal pada Kiki

“Ayo Vin” ajakku ramah pada Kevin

“Eh, iyah ayo” jawab Kevin, dia melihatku seperti melihat badut yang menghapus make up-nya. Terkejut.

Berangkatlah kami menuju rumah keluarga besar Kevin. Di perjalanan aku melihat dengan jelas wajah Kevin tegang, ia terlihat seperti seorang siswa yang takut dihukum karna kabur dari asramanya. Ku genggam tangan Kevin berusaha untuk menenangkannya.

KEVIN is MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang