•Three

896 150 4
                                    

When I Wake Up (Kaisoo Ver.)

-Enjoy it-


4 months later

Sekarang aku sudah bisa berjalan seperti biasa, setelah aku rutin menjalankan terapi selama 3 bulan lamanya. Dan dalam sebulan terakhir aku sudah mulai diperbolehkan eomma untuk bepergian sendiri karena Jungwoo yang sibuk belajar untuk persiapan kelulusannya, serta appa yang sedang disibukkan dengan banyaknya permintaan kiriman barang yang melonjak di awal musim panas ini. Appaku adalah seorang wirausahawan. Appa menjadi pemasok bahan-bahan mentah yang siap olah ke beberapa pabrik di Busan dan Seoul. Sedangkan eomma sebenarnya hanya di rumah, tapi entahlah aku hanya tidak ingin dia menemaniku bepergian. Bukannya ada apa, bahkan aku sendiri merasa canggung dan tidak nyaman dengan eomma jika hanya berdua saja.

Hari ini aku berniat untuk pergi ke kota, karena sudah lama aku tidak kesana untuk sekedar berjalan-jalan semenjak kecelakaan itu. Aku menyiapkan beberapa barang yang memang harus aku bawa, mengingat aku mempunyai kemampuan diluar nalar manusia sekarang. Yang paling utama adalah earphone dan topi kesayanganku. Dua benda itu adalah barang wajib yang sangat harus aku bawa, jika kedua benda itu terlupakan olehku, entahlah apa yang terjadi denganku. Karena dulu pada saat aku baru keluar rumah sakit dan belum beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang bisa kalian tebak itu lebih ramai daripada suasana rumah sakit, aku hampir pingsan karena mendengar ratusan langkah kaki manusia beserta apa yang ada dipikirannya. Untung saja aku saat itu bersama Jungwoo, jadi dia yang menolongku untuk menjauh dari kerumunan dan membawaku pulang. 

Setelah kupastikan bahwa beberapa barang penting selain topi dan earphoneku sudah kumasukkan ke dalam tas, aku bergegas keluar kamar. Saat di depan pintu aku mendengar langkah kaki eomma mendekat ke arahku, dan aku tidak bisa melarikan diri karena eomma sudah berada di tangga menuju kamarku dan ia sudah melihat ke arahku. Dapat kudengar juga pertanyaan apa yang akan ia lontarkan padaku.

Kyungsoo? Mau kemana lagi dia? Sudah berpakaian rapi seperti itu

'Aku harus menjawab apa? Haruskah aku jujur akan ke kota ataukah aku harus berbohong?' batinku

"Kyungsoo-ya, mau kemana eoh sudah rapi seperti itu? Kau tidak bilang jika hari ini akan pergi" tanya eomma

"Umm eomma, i-it-ituuuuu" aku tergagap, masih bingung harus jujur ataukah harus berbohong pada eomma

Sedangkan eomma hanya mengangkat kedua alisnya

Ada yang salah dengan pertanyaanku?

"Aku ingin ke kota eomma, sudah lama aku tidak kesana sejak kecelakaan itu, apakah boleh?" kuputuskan untuk jujur saja, aku tak ingin membuat eomma merasa bersalah karena aku bisa mendengar pikirannya saat ini

"Apa kau sudah bilang appa, Soo?" 

"Belum eomma, aku takut" ucapku sambil menundukkan kepala

"Baiklah, eomma akan menelepon appamu" aku mendongakkan kepalaku dan melihat eomma tersenyum lalu menjawabnya dengan anggukan 

5 menit kemudian eomma menghampiriku, aku bisa mendengarnya berpikir

Apa yang harus aku katakan padanya? Kalau aku jujur nanti ia menyusahkan lagi, kalau aku berbohong apakah dia akan menelepon appanya?

'Jadi, langkah apa yang akan ia ambil?' batinku

"Soo-ya, appamu tidak mengijinkanmu untuk pergi" wajah eomma terlihat sedih

'Ah, jadi begini?' 

"Aish, appa ini kenapa tidak membolehkanku pergi sih? Aku ini bosan di rumah, eomma" rengekku kepada eomma

Jujur saja, aku saat ini kesal dengan eommaku ini. Sebenarnya apa yang dikatakan appa padanya? Apa aku harus mencari tahunya  sendiri? 

"Eomma, apa eomma juga tak mengijinkanku?" tanyaku pura-pura tidak tau 

Hanya saja aku tak mau terjadi apa-apa padamu, Soo

'Dia ini kenapa sih?' 

"Eomma hanya takut kau akan dimarahi appamu jika ketahuan melanggar perintahnya" jawabnya

"Bahkan jika aku ajak Jungwoo?" tanyaku lagi

"Hmm, eomma tadi lupa membicarakannya. Coba saja kau telepon appamu lagi" 

Astaga, kenapa aku malah menyuruhnya menelepon appanya? Jika dia meminta ijin lagi bagaimana? Astaga mulut ini

'Haha, dia merutuki kebodohannya. Aku tak akan melewatkan kesempatan ini' batinku sambil menyeringai tanpa eomma tau

"Baiklah eomma, aku akan menelepon appa sekarang" ucapku 

Tapi saat aku akan mengambil gagang telepon, tangan eomma menahan lenganku

Sebaiknya kucegah

"Eoh, Soo-ya biarkan eomma yang menelepon appamu. Biarkan eomma merayunya agar ia mengijinkanmu" 

"Tak apa eomma, biar aku saja. Biasanya appa akan luluh jika aku yang memintanya" jawabku dengan senyum tipis yang sebenarnya adalah seringai licik

Astaga bagaimana ini?

"O-oh baiklah, eomma tunggu disini" 

"Lebih baik eomma duduk di sofa, nanti eomma lelah berdiri terus" ucapku pada eomma

Apa yang harus kulakukan? Jika aku tetap keras kepala, anak ini akan curiga padaku

"Duduklah eomma, aku tahu eomma lelah kan sebenarnya" ucapku sambil melihat ke arah eomma

Dengan ragu eomma duduk di sofa di belakangku yang terletak agak jauh dari tempatku menelepon dan aku menekan beberapa tombol untuk menelepon appaku

Hallo gaiseu, aku comeback nich wkwkwk ada yang kepo nggak dengan chapter selanjutnya dari cerita ini setelah beberapa minggu ku tidak update? Pasti nggak ada ya hahaha 😂

Ada yang bisa nebak sesungguhnya si eomma ini protagonis atau antagonis? Dan kenapa Kyungsoo lebih deket sama appanya? Hayoo give me comment 😚

See you next chapt !

When I Wake Up [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang