•One

2K 212 3
                                    

When I Wake Up (Kaisoo Ver.)

-Enjoy it-

Busan, 31 Desember 2014

Hai, namaku Kyungsoo. Malam ini malam tahun baru, benarkan? Rencananya aku akan merayakannya bersama temanku, Yerin dan Naeun di pusat kota Busan. Disana selalu punya acara yang meriah tiap tahunnya, tapi baru tahun ini aku diijinkan untuk ke pusat kota.

Selesai acara, aku langsung pulang. Karena ini adalah tahun baru maka bus-bus dioperasikan hingga malam, dan aku bersyukur untuk itu. Yerin dan Naeun turun di satu halte sebelum halteku turun. Jadi, aku pulang sendiri malam ini. Suasana di distrikku sepi, tidak seperti di pusat kota. Aku memberanikan diri untuk berjalan seorang diri.

Ketika aku hampir sampai di gang rumahku, ada seseorang yang mengikutiku di belakang. Aku tak tau ia siapa. Aku mengambil ponselku dan mengetikkan beberapa kata dan mengirimnya kepada ayahku. Sialnya, ketika aku akan menyeberang ke rumahku, aku tertabrak oleh sebuah mobil yang entah datang darimana, lalu aku merasa tubuhku terpelanting ke jalanan dan kudengar ayahku memanggil namaku dengan panik. Aku mencoba untuk melihatnya, namun buram. Aku mencoba untuk menenangkannya, tapi tanganku tak merasakan apapun, tak bisa digerakkan, hanya ada rasa sakit, lalu semuanya gelap.

-----------------------------------------------------------

Entah kapan, aku terbangun dari tidurku. Tapi kurasa ada yang aneh. Kulihat tubuhku berada di sebuah ranjang rumah sakit dengan infus yang menempel di tangan kiriku. Tidak hanya itu, beberapa alat yang tak kutau alat apa itu, menempel di sekujur tubuhku. Aku memindai tubuhku sendiri, dari bawah sampai ke atas, terasa transparan. Aku belum percaya semua ini, aku mencoba memastikannya dengan memegang knop pintu untuk membukanya. Tapi, saat aku akan menyentuhnya aku mendengar sebuah isak tangis. Aku menolehkan kepalaku ke sumber suara, dan kulihat itu adalah ibuku! Aku segera berlari menuju ibuku untuk memeluknya, meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja. Tapi, sepertinya aku harus menelan kekecewaan mentah-mentah. Pasalnya diriku ini malah menembus ibuku. Bukan memeluknya, tapi aku melewatinya begitu saja. Aku mencoba berteriak memanggil ibuku, tapi ia tak mendengarku. Ia tetap pada posisinya, terduduk sambil menangis tersedu.

Tak lama, kulihat ayahku dan juga adikku sedang berjalan ke arahku. Ku coba untuk memanggil mereka, tapi hasilnya tetap sama seperti tadi saat aku memanggil ibuku. Tetapi, yang ku heran adalah adikku yang berhenti sejenak tepat selangkah di belakangku. Aku mendengarnya menggumamkan sesuatu, lalu melanjutkan jalannya menuju ibuku. Aku mencoba mendekat ke ayah, ibu dan adikku. Aku mendengar adikku berbicara pada ayah

"Appa, tadi waktu disitu aku merasa seperti ada noona sedang memperhatikan kita"

"Sudahlah Jungwoo-ya, noonamu sedang terbaring di dalam sana, kamu jangan mengada-ngada" jawab appa sambil menenangkan ibuku

Jungwoo hanya menghembuskan nafasnya pelan. Sedangkan aku yang mendengarnya mengatakan hal tersebut, dibuat cukup terkejut. Jungwoo tidak pernah berkata jika dirinya memiliki kelebihan seperti bisa melihat yang tak kasat mata, atau hanya bisa merasakannya.

Tak cukup sampai situ, aku mencoba untuk bertanya pada suster yang sedang berjaga di resepsionis. Tapi kenyataannya sama, mereka tidak menggubrisku. Ada apa dengan diriku ini? Kenapa bisa aku keluar dari tubuhku dengan mudahnya tapi aku tak tau cara untuk masuk ke tubuhku lagi? 

  ----------------------------------------------------------- 

Entah sudah berapa lama aku seperti ini, aku tidak bisa mengingat apapun kecuali apa yang membuatku terbaring di ranjang rumah sakit ini. Kecelakaan itu, entah kenapa aku bisa mengingatnya. Kejadian itu juga membayangiku setiap hari, dan pada akhirnya hal itu membuat tubuhku selalu berujung dengan dokter yang menempelkan alat kejut jantungnya di tubuhku. 

When I Wake Up [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang